Selasa, 12 November 2013

Konsep Khiyar ( pilihan ) Dalam Transaksi Ekonomi Syari'ah



Pengertian khiyar

Menurut bahasa khiyar adalah memilih yang terbaik diantara dua hal atau lebih.
Secara istilah khiyar adalah hak bagi pihak-pihak yang melakukan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi tersebut sesuai dengan syarat dan sebab tertentu ( al fikh al al Islami madkhal lidirasatihi,458)

Tujuan khiyar
Tujuannya adalah memberikan hak kepada para pihak yang bertransaksi adar tidak rugi dan menyesal dikemudian hari. Selain untuk menjamin akad atas dasar kerelaan kedua belah pihak.

Macam-macam khiyar
a.       Khiyar Majlis ( pilihan berdasarkan tempat )
Yaitu hak para pihak yang bertransaksi untuk melakukan akad atau membatalkannya selama masih berada ditempat akad akad dan belum berpisah. Khiyar ini hanya dikenal oleh kalangan Syafiiyah dan Hanabilah.
Dalilnya adalah:
البَيِّعَانِ بِالِخيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا
“Dua orang yang melakukan akad jual beli masing masing pihak memiliki hak pilih selama keduanya belum berpisah badan ( Bukhâri Muslim )

Makna ‘berpisah badan menurut ulama Syafiiyah diserahkan kepada kebiasaan setempat.
b.      Khiyar syarat ( pilihan berdasarkan syarat )

Sesuai dengan namanya, kedua belah pihak yang bertransaksi menyepakati syarat yang mereka kemukakan dalam transaksi. Misal:  Saya akan membeli barang ini dengan syarat saya berhak meneruskan atau membatalkannya setelah lima hari. 

Selama tenggang waktu tersebut, kedua belah pihak tidak boleh melakukan transaksi dengan barang yang sama kepada orang lain.

c.       Khiyar ta’yin ( pilihan  berdasarkan penentuan barang )
Jika transaksi yang dilakukan dalam banyak jenis barang, kemudian penjual meminta kepada pembeli untuk memilih jenis barang  yang disenangi.( Al fikhul Islami wa Adillatuhu,525 )

d.      Khiyar aib
Transaksi dapat dibatalkan jika terdapat cacat  ( aib ) pada objek transaksi.

e.      Khiyar ru’yah
Merupakan pilihan bagi pembeli untuk menyatakan berlaku atau batalnya jual beli yang dilakukan terhadap satu objek yang belum dilihat ketika akad.

Hadits nabi:
من اشترى شيئا لم يره فالبيع جائز وله الخيار إذا رآه ، إن شاء أخذه بجميع الثمن وإن شاء رده
Barangsiapa membeli sesuatu yang belum dilihatnya, jual belinya boleh, dan ia berhak memilih jika telah melihatnya, antara mengambil atau menolak ( Nashbur Rayah, 441 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar