Selasa, 24 Mei 2016
Senin, 23 Mei 2016
IMAN DAN JIHAD, SARANA SELAMAT DARI AZAB ALLAH
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“ Yaitu
kamu beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya, dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” ( QS.
As Shaff [61]:11)
Tinjauan Bahasa
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
kamu
beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya
وَتُجَاهِدُونَ
berjihad
بِأَمْوَالِكُمْ
harta
وَأَنْفُسِكُمْ
Jiwamu
Kandungan
Ayat
Ayat ini merupakan jawaban dari ayat sebelumnya, tentang
perniagaan dengan Allah, yaitu jika kita ingin selamat dari azab yang pedih,
dan memperoleh keuntungan dari perniagaan dengan Allah, dengan iman dan berjihad
dijalan-Nya dengan segenap harta dan jiwa. Sungguh yang demikian itu lebih baik
bagi kalian.
Iman
kepada Allah dan Rasul-Nya
Iman merupakan kepercayaan dan keyakinan kepada Allah, iman
yang benar melahirkan ibadah yang benar, mencintai sesuatu karena Allah,
membenci sesuatu karena Allah. Jika ia berbicara, maka pembicaraannya
senantiasa mengagungkan Allah, tidak menyakiti dan menyinggung perasaan orang
lain. Jika beramal maka amal yang dilakukannya semata-mata karena Allah dan
mengikuti ajaran Rasulullah.
Syekh Wahbah
Zuhaili mengatakan:
هي أن تدوموا على الإيمان بالله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم،
وتخلصوا العمل لله، وتجاهدوا من أجل إعلاء كلمة الله ونشر دينه بالأنفس والأموال.
وقدم تعالى الأموال، لأنها التي يبدأ بها في الإنفاق. ذلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ أي ذلك المذكور من الإيمان والجهاد خير لكم وأفضل من أموالكم
وأنفسكم، ومن تجارة الدنيا والاهتمام بها وحدها، …
“Yaitu,
kalian selalu dalam iman kepada Allah, dan Rasul-Nya Shalallahu alaihi wa sallam,
ikhlas beramal, berjihad menegakkan kalimat Allah, menyebarkan agama-Nya dengan
jiwa dan harta. penyebutan harta ( al amwal ) dalam ayat ini dahulukan dari
pada jiwa, karena dengan harta dimulainya ibadah infaq. “Itu lebih baik bagi
kalian jika kalian mengetahui”, karena segala yang disebutkan tadi dari iman
dan jihad lebih baik dan lebih utama dari harta dan jiwa kalian, dari
perniagaan dunia dan fokus kepadanya”.[1]
Menurut Ibnu
‘Asyur ayat ini didahului dengan kata kerja yang memiliki fungsi perubahan,
maksudnya perintah untuk senantiasa memperbaharui iman setiap saat.
وَفِي التَّعْبِيرِ بِالْمُضَارِعِ إِفَادَةُ الْأَمْرِ بِالدَّوَامِ
عَلَى الْإِيمَانِ وَتَجْدِيدِهِ فِي كُلِّ آنٍ
“
Perubahan kata kerja mudhari (kata kerja yang sedang berlangsung) memiliki
fungsi perintah yang berkelanjutan atas iman dan memperbaharuinya setiap saat”.[2]
Sayid Qutub
menyebutkan bahwa inti pengulangan (at tikrar) disebutkannya orang-orang
yang beriman, karena jiwa manusia menyukai pengulangan. Tujuannya agar jiwa manusia
merasa ringan dan bangkit dari beban yang berat.[3]
Karena jihad untuk sebagian orang berat dan sulit.
لتنهض بهذا التكليف
الشاق
“Agar bangkit dari beban yang berat”.
Makna
Jihad Pembagian Jihad
Secara
bahasa Jihad berasal dari kata:
جاهد-يجاهد جهادا
Artinya at
taqah atau al wus’u (kemampuan), atau al masyaqah (kesulitan),
al ghayah (
tujuan) atau al mubalaghah (berlebih)[4]
Menurut At Thabari jihad adalah:
الجهاد شرعا بذل الجهد في قتال الكفار ويطلق أيضا على مجاهدة النفس
والشيطان والفساق، فأما مجاهدة النفس فعلى تعلم أمور الدين ثم على العمل بها ثم
تعليمها، وأما مجاهدة الشيطان فعلى ما يأتي به من الشبهات وما يزينه من الشهوات،
وأما مجاهدة الكفار فتقع باليد والمال واللسان والقلب
“Makna Jihad secara syar’i adalah
mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi orang kafir, juga bermakna
mujahadah (bersungguh-sungguh) melawan jiwa, syetan dan orang fasik, juga
bermakna mempelajari perkara agama, mengamalkan dan mengajarkannya. Sedangkan
berjihad melawan syetan dengan tidak memperturutkan syubhat yang menghiasi syahwat,
sedangkan berjihad memerangi orang kafir dengan tangan, harta, lisan dan hati.[5]
Dari pengertian di
atas jihad bisa digolongkan dalam dua hal, pertama: Makna luas dan kedua, makna
sempit. Makna luas jihad adalah melakukan usaha maksimal utk menegakkan kalimat
Allah dalam berbagai bidang kehidupan, pendidikan, ekonomi, politik dst.
Sedangkan makna sempit adalah khusus memerangi orang kafir di medang laga untuk
menyebarkan islam atau melindungi kehormatan kaum muslimin. Serupa dengan
pengertian yang disebutkan oleh Syekh Wahbah Zuhaili, jihad memiliki dua jenis
yaitu:
·
Jihad Melawan
Hawa Nafsu (Jihad an Nafs)
Yaitu menahan jiwa dan menundukkannya untuk tidak melakukan kemaksiata
dan penyelewangan terhadap aturan dan hukum yang telah di tetapkan oleh Allah
dan rasul-Nya.
·
Jihad memerangi musuh
Yaitu memerangi (offensive) musuh untuk menegakkan agama Allah di
muka bumi.[6]
Kesimpulan:
1.
Sarana selamat dari azab Allah adalah dengan
memperbarui iman kepada Allah dan Rasyul-Nya kemudian berjihad dijalan Allah
2.
Jihad memiliki dua pengertian, luas (berjuang dalam
segala segi kehidupan) dan sempit ( berjihad di medan perang membela agama
Allah dari penistaan yang dilakukan oleh orang kafir )
[1] Wahbah
Zuhili, Tafsir Al Munir, ( Damaskus: Dar al Fikr Al Mu’ashir,1418H) j. 28 h.
176
[2]
Ibnu Asyur, At Tahrir wa Tanwir, (Tunis: Dar Tunis li Nasyr, 1984 ) j. 28 h. 194
[3]
Sayid Qutub, Fi Dzilalil Qur’an, ( Kairo: Dar Syuruq, 1412H) j. 6 h. 3559
[4]
Ibnu Manzur, Lisan al “Arab,
[5] Ibnu Hajar Al Atsqalani, Fath al Bari, 3/6
[6]
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al Munir, j. 28 h. 176-177
Selasa, 17 Mei 2016
AT TIJARAH MA’A ALLAH (Perniagaan Dengan Allah)
“ Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih? (QS. As Shaff:10)
Tinjauan Bahasa
أَدُلُّكُمْ
Aku tunjukkan
تِجَارَةٍ
Perniagaan,
perdagangan
Yang dimaksud
dengan tijarah (perniagaan) disini adalah:
ما يقدمه المرء من
عمل صالح، لينال به الثواب
“Amal
shalih yang dipersembahkan seorang hamba untuk mendapatkan balasan dari Allah”[1]
تُنْجِيكُمْ
Yang menyelamatkanmu
عَذَابٍ أَلِيم
Azab yang pedih
Kandungan Ayat
Allah subhanahu wata’ala
memanggil dengan panggilan kasih-Nya kepada orang-orang yang beriman, dengan
ungkapan pertanyaan lembut,”Wahai orang-orang yang beriman, maukah kalian Aku
tunjukkan perniagaan selain beruntung besar, juga bisa menyelamatkan kalian
dari azab neraka yang pedih”? Pertanyaan
ini sebenarnya sudah diketahui jawabannya, namun Allah ingin lebih menggugah
hati orang-orang beriman, bahwa perniagaan dengan Allah adalah bisnis yang tak
kan pernah rugi sama sekali.
Ayat ini merupakan jawaban atas
pertanyaan seperti dalam hadits yang bersumber dari sahabat Abdullah bin Salam,
disaat kaum muslimin bertanya kepada nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam
tentang amal perbuatan yang paling dicintai Allah, mereka akan melakukannya,
lalu turunlah ayat ini.[2]
Menurut Imam As Suyuthi, menukil
hadits yang bersumber dari Ibnu Abi Hatim dari sahabat Said bin Zubair:
لما نزلت قَالَ الْمُسلمُونَ: لَو علمنَا مَا هَذِه التِّجَارَة
لأعطينا فِيهَا الْأَمْوَال والأهلين فَبين لَهُم التِّجَارَة
“Ketika ayat
ini turun, kaum muslimin berkata,”Jika kami tahu perniagaan ini, maka kami akan
mempersembahkan harta dan keluarga, lalu Allah menjelaskan perniagaan tersebut.[3]
Imam Ibnu Katsir mendeskripsikan
perniagaan dengan Allah adalah perniagaan yang pasti akan mendapatkan
keuntungan, bukan kerugian. Korelasi dalam perumpamaan amal shalih dengan
perdagangan dalam segi keuntungan,
mereka akan beruntung ibarat keuntungan dalam perdagangan, yaitu masuk syurga
atau selamat dari azab neraka.[4]
Imam ibnu Asyur menyebutkan, kata tanya dalam
ayat ini adalah هَلْ yang funsinya:
وَالِاسْتِفْهَامُ مُسْتَعْمَلٌ فِي الْعَرْضِ مَجَازًا لِأَنَّ
الْعَارِضَ قَدْ يَسْأَلُ الْمَعْرُوضَ عَلَيْهِ لِيَعْلَمَ رَغْبَتَهُ فِي
الْأَمْرِ الْمَعْرُوض
“Kata tanya
yang digunakan dalam ungkapan adalam majaz (perumpamaan). Karena orang yang
memberi penjelasan terkadang bertanya kepada hal yang dipaparkan untuk mengetahui kecintaannya terhadap
perkara yang dipaparkan.[5]
Sedangkan menurut Syekh Wahbah Az Zuhaili ,
kata tanya dalam ayat ini bertujuan untuk menunjukkan kecintaan dan kerinduan (
li targhib wa tasywiq)[6]
Kesimpulan
1.
Allah
menyebut perniagaan, agar hati manusia terpaut kepadanya, karena dalam
pandangan manusia perniagaan mendatangkan keuntungan besar.
2.
Perniagaan
dengan Allah adalah melakukan amal-amal shalih dan kerja-kerja ikhlas
karena-Nya.
3.
Jangan
ragu dengan balasan dari Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
seorang hamba, dan Dia punya cara tersendiri untuk membalasnya.
4.
Keuntungan
terbesar adalah saat manusia dimasukkan kedalam syurga dan diselamatkan Allah
dari azab yang pedih (neraka).
والله
أعلم
[1] Ahmad
bin musthafa Al Maraghi (w.1371), Tafsir Al Maraghi, (Mesir: Maktabah Musthafa
Al Babiy al Halby,1365H) j.28 h.89
[2]
Ibnu Katsir (w.774), Tafsir Ibnu Katsir, Tahqiq:Sami bin Muhamamad Salamah,(Dar
At Thyabah,tt) j.8 h. 112
[3]
Imam As Suyuthi (w. 911 H), Ad Dur al Mantsur,( Beirut: Dar al Fikr) j.8 h. 149
[4] As
Syaukani (w.1250H),Fath al Qadir,(Beirut:Dar ibn Katsir,1414H) J.5 h. 264
[6]
Wahbah Zuhaily, Tafsir al Munir, (Damaskus: Dar al Fikr Mu’ashir,1418H) j.28 h.
174
Selasa, 10 Mei 2016
Allah Akan Memenangkan Agama Islam Dari Agama Lain
هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ (9)
“Diallah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. (QS. As Shaff: 9)
Tinjauan Bahasa
دِينِ الْحَقِّ
Agama yang benar
لِيُظْهِرَهُ
Memenangkan, menolong
Kandungan
Ayat
Allah Subhanahu wata’ala
yang telah mengutus para Rasul-Nya, dengan membawa petunjuk, menuntun jalan
hidayah, membentangkan jalan kebenaran, memberi kabar gembira dan
memperingatkan akan datangnya azab yang pedih bagi siapa saja yang ingkar akan
kebenaran yang dibawa oleh para Rasul-nya. Agama yang benar adalah Islam. Islam
adalah agama yang mengajarkan tunduk hanya kepada Allah dan menaati
perintah-perintah serta menjauhi larangan dalam koridor kebenaran.
Muhammad bin Muhammad al
Khatib menerangkan dalam tafsirnya,
{وَدِينِ الْحَقِّ} الإسلام؛ الذي هو حق كله
{لِيُظْهِرَهُ} ليعليه {عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ} اسم جنس؛ أي ليظهره على سائر
الأديان
“Yang dimaksud dengan agama
yang benar adalah Islam, yang semuanya berisi kebenaran, dan Allah akan menolong agama islam dari seluruh
agama yang lain, kalimat Ad Din adalah ismul Jinsi ( Kata Benda
Jenis) yang fungsinya utk menerangkan makna mayoritas (istighraq)[1].
Imam At Thabai dalam tafsirnya menukil hadits yang bersumber dari
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
وروي عن عائشة -رضي الله عنها-
قالت: سمعت رسول الله-صلى الله عليه وسلم- يقول: «
لا يذهب الليل والنهار حتى تعبد اللات والعزى،
فقلت: يا رسول الله، إن كنت لأظن حين أنزل الله: هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ
الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ »
أن ذلك تام، قال: إنه سيكون من ذلك ما شاء الله ثم
يبعث الله ريحا طيبة فتوفى كل من كان في قلبه مثقال حبة من خردل من إيمان، فيبقى
من لا خير فيه فيرجعون إلى دين آبائهم
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata,” Aku
mendengar Rasulullah bersabda,”Tidaklah berlalu siang dan malam hingga berhala
Lata dan “Uzza disembah, Aku bertanya,” Wahai Rasulullah, dalam bagaimana
dengan dugaanku saat Allah menurunkan firman-Nya,” “Diallah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya
di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. Bukankah itu
Kesempurnaan? Rasulullah menjawab,” Akan terjadi kesempurnaan Islam sesuai
kehendak Allah, lalu allah mengirimkan angin yang baik, kemudian wafatlah
setiap orang yang masih memiliki iman di hatinya meski hanya seberat biji
kecil, lalu yang tersisa adalah orang yang tiada kebaikan dalam dirinya, dan mereka
kembali kepada agama nenek moyangnya”.[2]
Allah
Akan Memenangkan Islam Diatas Agama Lain
Imam
Thahir bin Asyur menyebutkan bahwa agama islam akan Allah menangkan dari agama
agama lain, hingga Islam tersebar keseluruh dunia, ketahuilah bahwa kabar ini
adalah optimisme yang Allah berikan kepada umat Islam yang akan menang dari
agama lain, seperti dahulu agama Nashrani yang tersebar hingga Konstatinopel
Kesultanan Romawi. Namun segalanya berproses hingga agama islam tersebar ke
seluruh penjuru dunia.[3]
Imam As
Sa’di dalam tafsirnya menyebutkan:
ليعليه على سائر الأديان،
بالحجة والبرهان
Meninggikan
Islam dari sekian agama, dengan hujjah
(bukti) dan tanda kebenaran [4](burhan)
Bentuk Penjagaan
Allah Terhadap Agama Islam
1. Menjaga sumber hukum islam
Sumber
hukum islam yang senantiasa terjaga adalah Al Qur’an. Allah akan menjaga selalu
Al qur’an sepanjang masa keaslian dan hukum-hukum didalamnya, banyaknya
majelis-majelis Al Qur’an dan para Hufaz serta orang-orang yang mendalami
ilmu-ilmu Al qur’an adalah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al Qur’an.
firman
Allah:
“Sesungguhnya
Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Kami yang akan menjaganya” (QS. Al Hijr:9)
2. Muncul Pembela-Pembela Agama Islam
disetiap zaman
Seiring
dengan terjaganya Al Qur’an tentu ada orang atau golongan yang senantiasa
menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai Al Qur’an. Rasulullah
bersabda:
لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ
“Masih akan terus ada satu kelompok pada umatku, mereka akan tetap
berada di atas kebenaran sampai hari kiamat datang”.
[HR Bukhari dan Muslim].Terkait golongan yang membela kebenaran, Imam Nawawi menyebutkan beberapa pendapat:
-
Menurut Imam
Bukhari, mereka adalah ahli ilmu, kaum yang mencintai ilmu
-
Menurut imam
Ahmad, “Jika mereka bukan ahli hadits, maka aku tidak tahu siapa mereka”.
-
Fudhail
binIyadh,” Yang dimaksud oleh Imam Ahmad adalah Ahlus sunnah wal jamaah”.
Imam Nawawi berkata;
وَيَحْتَمِل
أَنَّ هَذِهِ الطَّائِفَة مُفَرَّقَة بَيْن أَنْوَاع الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُمْ
شُجْعَان مُقَاتِلُونَ، وَمِنْهُمْ فُقَهَاء، وَمِنْهُمْ مُحَدِّثُونَ، وَمِنْهُمْ
زُهَّاد وَآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَاهُونَ عَنْ الْمُنْكَر، وَمِنْهُمْ أَهْل
أَنْوَاع أُخْرَى مِنْ الْخَيْر، وَلَا يَلْزَم أَنْ يَكُونُوا مُجْتَمَعِينَ بَلْ
قَدْ يَكُونُونَ مُتَفَرِّقِينَ فِي أَقْطَار الْأَرْض
“Kemungkinan
yang dimaksud dengan golongan kebenaran mereka tersebar dalam berbagai type
kaum muslimin, mereka ada pada pasukan pemberani, ahli fikih, ahli hadits,
orang zuhud, para penyeru kebenaran yang melakukan amar ma;ruf nahy munkar, dan
para pelaku kebaikan lain, tidak harus terkumpul pada satu golongan khusus,
namun tersebar di seantero jagat.( An Nawawi, Syarh Sahih Muslim,13/67)
3. Bisyarah (kabar gembira) dari nabi
Rasulullah bersabda:
ليبلغ
هذا الأمر مبلغ الليل والنهار، ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا
الدين بعز عزيز أو بذل ذليل، يعز بعز الله في الإسلام، ويذل به في الكفر
“Agama
ini akan sampai keseluruh penjuru, bak siang dan malam, Alla tidak meninggalkan
sebuah rumah melainkan akan dimasuki agama ini dengan kekuatan islam atau
dengan melemahnya kekufuran”. ( HR.
Hakim)
والله أعلم
[1]
Muhammad bin Muhammad al Khatib w. 1402H, Audhah Tafasir, )
Mesir:Maktabah Mishriyah,1383) juz 1 h. 684
[2]
HR. Muslim, Kitab Fitan wa Asyrat as Sa’ah, no, 2907, Al Hakim, Al Mustadrak
‘Ala Shahihaini, Kitab al Fitan wa al Malahim,no. 3578
[3] Muhammad
Thahir bin Asyur w.1393H, At Tahrir wa Tanwir,( Tunis: Dar Tunis Lin
Nasyr,1984) j. 28 h. 192
[4] Abdurrahman
Nashir As Sa’di, Taisir Al Karim Ar Rahman Fi tafsir Kalam al Mannan, (Muassasah
Ar Risalah: 1420 H), Tahqiq:Abdurrahman bin Ma’lla Al Luwaihiq, j.1 h. 859
Langganan:
Postingan (Atom)