1. Nash Ayat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (153)
2. Terjemah
153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.
3. Kandungan Ayat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (153)
·
Makna shalat secara bahasa berarti doa, bila terkait dengan malaikat
maka shalat bermakna istighfar (
permohonan ampun ) dan bila dari Allah maka shalat bermakna rahmat ( kasih sayang ).[1]
Ini seperti dalam surat Al Ahzab:
56
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (56)
·
Shalat merupakan energy hamba untuk bertahan dari segala ujian
yang membutuhkan ekstra kesabaran, sehingga Sayid Qutub menyebutkan:
إنها الصلة المباشرة بين
الإنسان الفاني والقوة الباقية. إنها الموعد المختار لالتقاء القطرة المنعزلة
بالنبع الذي لا يغيض. إنها مفتاح الكنز الذي يغني ويقني ويفيض. إنها الانطلاقة من
حدود الواقع الأرضي الصغير إلى مجال الواقع الكوني الكبير. إنها الروح والندى
والظلال في الهاجرة، إنها اللمسة الحانية للقلب المتعب المكدود.. ومن هنا كان رسول
الله- صلى الله عليه وسلم- إذا كان في الشدة قال: «أرحنا بها يا بلال» .. ويكثر من
الصلاة إذا حزبه أمر ليكثر من اللقاء بالله.
“Shalat adalah interaksi langsung
antara manusia yang bersifat fana dengan kekuatan yang maha Kekal. Shalat adalah
saat istimewa bertemunya tetesan-tetesan terpisah dengan mata air besar yang
tak pernah kering. Ia adalah kunci perbendaharaan kaya, menenangkan dan berlimpah ruah. Ia adalah
titik tolak dari batas relita bumi nan kecil menuju alam semesta nan besar. Ia adalah
ruh, embun dan naungan dalam pelarian, ia adalah sentuhan kasih sayang bagi
hati yang lelah beraktifitas. Dari sinilah Rasulullah Shalallohu Alaihi
Wasallam berkata kepada Bilal: “ Wahai Bilal istirahatkan kami dengan shalat”.
Rasulullah juga memperbanyak shalat bila menghadapi permasalahan untuk
meperbanyak bertemu dengan Allah.[2]
·
Rahasia shalat
-
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah menyebutkan bahwa manusia ada 3
golongan dalam mempergunakan fisik jasadnya:
Pertama, ( اهل اليقظة (
kelompok yang
mempergunakan jasadnya seperti tujuan di ciptakan Allah yaitu untuk beribadah
kepada-Nya.
Kedua, ( أهل الخيانة ) kelompok yang menggunakan jasadnya
untuk kemaksiatan dan tidak taat kepada Allah
Ketiga, ( أهل الغفلة ) kelompok yang tidak menfungsikan jasadnya
untuk ibadah ( menyia-nyiakan ). [3]
-
Syekh Wahf Al Qahtani dalam bukunya: Fadlu Shalat Fil islam
( keutamaan Shalat dalam Islam) menyebutkan sejumlah keutamaan shalat
diantaranya:
1.
Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar seperti dalam ayat:
إِنَّ
الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْـمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
2.
Mencuci kesalahan
Seperti dalam hadits:
لحديث
جابر - رضى الله عنه - قال: قال رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم -: "مثل الصلوات الخمس كمثل نهرٍ غمرٍ على
باب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مرات
Hadits Jabir Radhiyallahuanhu,
berkata: Bersabda Rasulullah SAW: “Perumpamaan shalat lima waktu seperti sungai
yang mengalir dipintu kalian, yang digunakan untuk mandi lima kali sehari”. [4]
3.
Menghapus dosa
لحديث
أبي هريرة - رضى الله عنه - أن رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم - قال:
"الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة،
ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن، إذا اجتنبت الكبائر
Hadits Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “
Shalat lima waktu,Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah penutup dosa
diantara keduanya bila dosa besar di jauhi” [5]
4.
Cahaya didunia dan diakherat
حديث
عبداللَّه ابن عمر - رضي الله عنهما - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه ذكر الصلاة يومًا فقال: "من
حافظ عليها كانت له نورًا وبرهانًا ونجاة يوم القيامة،
ومن لم يحافظ عليها لم يكن له نور، ولا برهان ولا نجاة، وكان يوم القيامة مع قارون، وفرعون، وهامان، وأبيّ بن خلف"
Hadits dari Ibnu Umar RA, dari nabi SAW bahwa ia
menyebut shalat pada suatu hari: “ Barangsiapa yang menjaga shalat, maka
baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang
tidak menjaganya maka ia tidak memiliki cahaya, petunjuk dan keselamatan pada
hari kiamat ia akan bersama Qarun, Firaun, Haman dan Ubay Bin Khalaf.” [6]
5.
Salah satu sebab masuk surga
لحديث ربيعة بن كعب الأسلمي - رضى
الله عنه - قال: كنت أبيت مع رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم -، فأتيته بوضوئه وحاجته،
فقال لي: "سَلْ" فقلت: أسألك مرافقتك في الجنة، قال: "أو غير ذلك؟"
قلت: هو ذاك، قال: "فأعني على نفسك بكثرة السجود[7]
Dari Hadits Rabi’ah Bin Kaab Al Aslami, RA
berkata: “ Aku bermalam bersama Rasulullah, Shalallohu Alaihi Wasallam, aku
mengambilkan air wudhu dan keperluan beliau, lalu beliau berkata kepadaku : “
Mintalah “, aku berkata: “ Aku meminta menemanimu di Surga, . beliau berkata: “
Adakah yang lain”. Aku berkata: “ Itu saja”. Beliau bersabda: “ Bantulah aku
atas dirimu dengan memperbanyak sujud.”[8]
6.
Pahala yang besar seperti berjaga fi sabilillah
لحديث
أبي هريرة - رضى الله عنه - أن رسول اللَّه - صلى الله عليه وسلم - قال: "ألا أدلكم على ما يمحو
اللَّه به الخطايا ويرفع به الدرجات))؟ قالوا: بلى يا رسول اللَّه، قال: ((إسباغ
الوضوء على المكاره، وكثرة الخُطا إلى المساجد، وانتظار الصلاة بعد الصلاة، فذلكم
الرباط، فذلكم الرباط[9]
-
Shalat menenangkan hati
-
Shalat secara medis menguatkan imunitas
-
Shalat mempercepat kesembuhan, penelitian yang dilakukan pada
tahun 1988 oleh Raddolp Byrd seorang ahli penyakit dalam Amerika.
-
Shalat melancarkan aliran darah ke otak. Ditemukan oleh seorang
ahli Amerika Andrew Newberg dari universitas Pynslovania AS,
Sabar secara bahasa bermakna menahan diri dari segala yang tidak
disukai [10]
Keutamaan
sabar
Sabar memiliki banyak
sekali keutamaannya yang dapat mengantarkan seseorang kederajat yang dicintai
oleh Allah, diantara keutamaan sabar adalah
1. Sabar merupakan kebaikan
bagi setiap muslim
عَنْ
صُهَيْبٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : ( عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ ،
وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلا لِلْمُؤْمِنِ ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Dari
Shuhaib RA, berkata Bersabda Rasulullah Shalallohu Alaihi Wasallam, “ Sungguh
menakjubkan urusan seorang mukmin, seluruhnya baik, dan itu tidak dimiliki
kecuali oleh seorang muslim, bila ia mendapat kesenangan ia bersyukur, dan
syukur itu baik baginya, dan bila ditimpa kesusahan ia bersabar, dan itu baik
baginya. “[11]
2. Allah akan menggantikan
yang lebih baik bila bersabar
روى مسلم
(918) عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ
فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ " إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ ، اللَّهُمَّ أْجرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
" إِلا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu
Anha ia berkata: “ Aku mendengar Rasulullah shallallohu Alaihi Wasallam
bersabda: “ Tidaklah seorang muslim mendapat musibah, lalu mengucapkan seperti
apa yang diperintahkan oleh Allah dengan ucapan, INNA LILLAH WA INNA ILAIHI
RAJI’UN ( Sesungguhnya Kami milik Allah dan akan kembali kepada Allah). ALLAHUMMA
AJiRNI
FI MUSIBATI WAKHLUFNI KHAIRAN MINHA ( Ya Allah berilah pahala dari musibahku
ini dan gantilah dengan yang lebih baik”. Kecuali Allah akan mengantikannya
dengan yang lebih baik. [12]
Derajat Sabar
Menurut Ali Bin Abi Thalib sabar ada 3 derajat:
قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه : "الصبر ثلاثة : فصبر على المصيبة , وصبر على الطاعة ,وصبر عن المعصية
Sabar ada tiga derajat: Sabar atas musibah, sabar atas
ketaatan, dan sabar dari kemaksiatan”.
[1] Imam As Syaukani w 1250 H, Tafsir
Fathul Qadir, ( Beirut: Dar Ibn Katsir, 1414 H ) juz 4 hal 345
[2] Sayid Qutub w 1385 H, Tafsir Fi
Dzilalil Qur’an, ( Beirut: Darus Syuruq, th 1412 H ) juz 1 hal 142
[3] Ibnul Qayyim Al Jauziyah w 751 H, Asrarus
Shalah, 2004
[4]
HR. Muslim no. 668
[5]
HR. Muslim no. 233
[6] Di Takhrij oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya
11/141, Darimi 2/301, Al Mundiri dalam Targhib wa Tarhib 1/440, Imam Ahmad
berkata sanad hadits ini Jayyid ( bagus ).
[7] HR. Muslim no. 489
[8]
HR. Muslim no. 489
[9]
HR. Muslim no. 261
[10] Muhammad Mahmud al Hijazi, Tafsir Al
Wadhih ( Beirut: Dar Al jail Al
Jadid, 1413 H ) Juz 1 hal 88.
[11]
HR. Muslim no. 2999
[12] HR.
Muslim no. 918