Jumat, 22 April 2022

INI ALASANNYA MENGAPA ALLAH RAHASIAKAN LAILATUL QADAR

 



Mengapa Allah Rahasiakan Lailatul Qadar?

 

Lailatul Qadar adalah malam keutamaan, ketika Allah menurunkan rahmat-Nya pada malam itu, dengan jaminan pahala, siapa orang yang menghidupkan lailatul qadar, dengan ibadah maka setara dengan ibadah 1000 bulan. Ibadah satu malam saja, senilai ibadah 83 tahun balasan dari Allah.

Menarik untuk dikaji ketika Allah merahasiakan keberadaan pasti Lailatul Qadar kepada hamba-hamba-Nya. Ada banyak riwayat yang menjelaskan kemunculannya dalam hadits-hadits yang kuat dan mu’tabar. Mengerucut pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam yang ganjil. Beragam riwayat; ada yang menyebutkan Lailatul Qadar ada pada malam 21, 23, 25, 27 bahkan 29. Tetapi sekali lagi, Allah rahasiakan keberadaannya, seolah tersembunyi dalam malam sunyi saat orang-orang shalih bermunajat di akhir Ramadhan.

Menjawab tanda tanya itu, Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Al Hasan bin Al Husain, At Taimy, atau dikenal dengan Fakruddin Ar Razy Khatib Ray (606H), mengungkapnya dalam Tafsir Al-Kabir tentang mengapa Allah rahasiakan keberadaan Lailatul Qadar.

أَنَّهُ تَعَالَى أَخْفَى هَذِهِ اللَّيْلَةَ لِوُجُوهٍ أَحَدُهَا: أَنَّهُ تَعَالَى أَخْفَاهَا، كَمَا أَخْفَى سَائِرَ الْأَشْيَاءِ، فَإِنَّهُ أَخْفَى رِضَاهُ فِي الطَّاعَاتِ، حَتَّى يَرْغَبُوا فِي الْكُلِّ، وَأَخْفَى غَضَبَهُ فِي الْمَعَاصِي لِيَحْتَرِزُوا عَنِ الْكُلِّ، وَأَخْفَى وَلِيَّهُ فِيمَا بَيْنَ النَّاسِ حَتَّى يُعَظِّمُوا الْكُلَّ، وَأَخْفَى الْإِجَابَةَ فِي الدُّعَاءِ لِيُبَالِغُوا فِي كُلِّ الدَّعَوَاتِ، وَأَخْفَى الِاسْمَ الْأَعْظَمَ لِيُعَظِّمُوا كُلَّ الْأَسْمَاءِ، وأخفى في الصَّلَاةَ الْوُسْطَى لِيُحَافِظُوا عَلَى الْكُلِّ، وَأَخْفَى قَبُولَ التَّوْبَةِ لِيُوَاظِبَ الْمُكَلَّفُ عَلَى جَمِيعِ أَقْسَامِ التَّوْبَةِ، وَأَخْفَى وَقْتَ الْمَوْتِ لِيَخَافَ الْمُكَلَّفُ، فَكَذَا أَخْفَى هَذِهِ اللَّيْلَةَ لِيُعَظِّمُوا جَمِيعَ لَيَالِي رَمَضَانَ 

Allah merahasiakan malam ini (Lailatul Qadar) dengan beberapa alasan:

Pertama, Allah merahasiakannya seperti halnya merahasiakan hal lain, Allah merahasiakan ridha-Nya dalam ketaatan, hingga orang-orang tertarik untuk beribadah pada semua ketaatan.

a)      Allah merahasiakan murka-Nya pada kemaksiatan, agar kalian menghindari semua kemaksiatan.

b)      Allah merahasiakan walinya dikalangan manusia, agar kalian memuliakan semua manusia.

c)      Allah merahasiakan pengabulan doa, agar kalian bersungguh-sungguh dalam semua doa-doa.

d)   Allah merahasiakan ismu al-a’zham (Asma) (Nama-Nya)  yang paling Mulia) dari sekian banyak Nama. Agar kalian memuliakan semua asma-asma Allah.

e)      Allah merahasiakan shalat yang paling utama, agar kalian menjaga semua waktu-waktu shalat.

f)       Allah merahasiakan penerimaan taubat, agar kalian berdisiplin dalam segala jenis taubat.

g)      Allah merahasiakan lailatul qadar, agar kalian bersungguh-sungguh dalam setiap malam Ramadhan.

h)      Allah merahasiakan kematian, agar kalian takut (bersiap-siap selalu)


 وَثَانِيهَا: كَأَنَّهُ تَعَالَى يَقُولُ: لَوْ عَيَّنْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، وَأَنَا عَالِمٌ بِتَجَاسُرِكُمْ عَلَى الْمَعْصِيَةِ، فَرُبَّمَا دَعَتْكَ الشَّهْوَةُ فِي/ تِلْكَ اللَّيْلَةِ إِلَى الْمَعْصِيَةِ، فَوَقَعْتَ فِي الذَّنْبِ، فَكَانَتْ مَعْصِيَتُكَ مَعَ عِلْمِكَ أَشَدَّ مِنْ مَعْصِيَتِكَ لَا مَعَ عِلْمِكَ، فَلِهَذَا السَّبَبِ أَخْفَيْتُهَا عَلَيْكَ.

Kedua: Seolah Allah berfirman: “Jika Aku tentukan Lailatul Qadar, dan Aku tahu kalian akan bermaksiat, mungkin kalian tergoda melakukan maksiat pada malam itu, dan engkau tahu maksiat dengan ilmu lebih berat disisi Allah daripada melakukan maksiat tidak dengan ilmu.

أَنِّي أَخْفَيْتُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ حَتَّى يَجْتَهِدَ الْمُكَلَّفُ فِي طَلَبِهَا، فَيَكْتَسِبَ ثَوَابَ الِاجْتِهَادِ

Ketiga:  Aku rahasiakan Lailatul Qadar, agar kalian bersungguh-sungguh dan meski kalian tak menjumpainya, kalian mendapatkan pahala sungguh-sungguh ibadah.

أَنَّ الْعَبْدَ إِذَا لَمْ يَتَيَقَّنْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، فَإِنَّهُ يَجْتَهِدُ فِي الطَّاعَةِ فِي جميع ليالي رَمَضَانَ، عَلَى رَجَاءِ أَنَّهُ رُبَّمَا كَانَتْ هَذِهِ اللَّيْلَةُ هِيَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، فَيُبَاهِي اللَّهُ تَعَالَى بِهِمْ مَلَائِكَتَهُ، وَيَقُولُ: كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِيهِمْ يُفْسِدُونَ وَيَسْفِكُونَ الدِّمَاءَ فَهَذَا جِدُّهُ وَاجْتِهَادُهُ فِي اللَّيْلَةِ الْمَظْنُونَةِ، فَكَيْفَ لَوْ جَعَلْتُهَا مَعْلُومَةً لَهُ! فَحِينَئِذٍ يَظْهَرُ سِرُّ قَوْلِهِ: إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ [الْبَقَرَةِ: 30] .

Keempat: Seorang hamba yang tidak tahu kepastian malam al qadar, ia bersungguh-sungguh setiap malam, dengan harapan siapa tahu salah satunya malam Al Qadar, lalu Allah membanggakan mereka dihadapan malaikat,”Wahai malaikat, kalian yang berkata, manusia diciptakan hanya akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, lihatlah mereka bersungguh-sungguh meski tidak aku beritahu Malam Al Qadar, bagaimana jika Aku beritahu mereka? Itulah rahasia firman Allah,”Aku (Allah) Lebih tahu apa-apa yang kalian tidak ketahui” (QS.2:30) (Tafsir Al Kabir, 32/229

====

20 Ramadhan 1443 H/2022

Menjelang Ifthar

Fauzan Sugiyono, Lc M.Ag

(ICMI Depok)