Pergunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya baik ketika
bekerja maupun tidak, waktu luang adalah nikmat yang kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya nilainya,
Rasulullah bersabda:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس , الصحة والفراغ
“ Dua nikmat yang kebanyakan manusia
terlena karenanya, yaitu sehat dan waktu luang” ( Shahih Sunan Ibnu Majah )
Wasiat Pertama
1.
Terkait dengan aktifitas
keduniaan
Seperti
telah diketahui bersama bahwa aktifitas keduniaan ada yang bersifat penting dan
mendesak, ada pula aktifitas yang tidak terlalu penting. Pada waktu-waktu yang
berharga selama Ramadhan, hendaklah setiap orang yang berfikir mempertimbangkan mana aktifitas yang
terpenting dari aktifitas yang penting. Hendaklah setiap diri bertanya sebelum
melakukan suatu perbuatan, apakah perbuatan yang akan dilakukan tersebut
bernilai penting atau ada perbuatan lain yang lebih urgen. Ibnul Qayyim selalu
menyibukkan diri dengan aktifitas yang lebih utama dibanding urusan yang lain. Seolah
beliau tidak memiliki waktu luang. Beliau berkata: “ Suatu hari Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah berkata kepadaku tentang perkara mubah. “ Perkara ini dapat
menghilangkan derajat yang tinggi.”( maksudnya adalah golongan yang memiliki
tujuan tinggi dalam memperoleh pahala). Ini tidak dilakukan oleh golongan yang
mengharapkan derajat yang tinggi. meninggalkan perkara ini merupakan salah satu
syarat memperoleh kesuksesan.”
Wasiat Kedua
2.
Terkait dengan waktu
Janganlah
kamu membiarkan waktu berlalu sia-sia tanpa melakukan kesibukan yang bernilai
ketaatan, seperti berzikir, tilawah Al
Qur’an, atau mendengarkan ayat Al Qur’an, menyuruh yang makruf dan mencegah
yang munkar atau berusaha memenuhi hajat kaum muslimin sesungguhnya hal yang
demikian itu merupakan sebaik-baik pendekatan kepada Allah. Atau menyaksikan
siaran islami seperti chanel Ar Rahmah, Ar Risalah, An Nas, Iqra’ Al Aqsha atau
Al Khalijiyah,atau membantu kawan-kawanmu dalam mengulang atau mempersiapkan tugas-tugas
belajar bersama, atau dengan membantu anggota keluarga yang lain seperti yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Abi Hatim Ar Razi begitu memaknai Ramadhan tidak
seperti bulan-bulan lain, beliau tidak melalaikan waktu sedikitpun, hal ini
disebutkan oleh anaknya yaitu Abdurrahman seraya berkata: “ Aku membacakan Al
Qur’an dan menuliskan ilmu dari ayahku sambil berjalan. Bahkan aku membacakan
Al Qur’an dan menuliskan ilmu meski ayahku berada dikamar mandi, sedang aku
berada diluar. Ayahku mendengar dan tidak berbicara. Ketika beliau keluar dari
kamar mandi, beliau berkata kepadaku, engkau salah pada ini dan
ini...seharusnya begini dan begini..
Balasan
sesuai dengan jenis amalnya, sebagian dari buah mengefektifkan waktu beliau
adalah menulis kitab tafsir dengan banyak jilid, ia juga menulis Kitab Al
Jarh Wa Ta’dil sebanyak Sembilan jilid, dan musnad sebanyak seribu juz ,
jumlah yang tak terfikirkan oleh hati siapapun.
Wasiat Ketiga
3.
Terkait dengan ketaatan
Selalu
memfokuskan kepada aktifitas ketaatan yang memiliki nilai lebih, tak diragukan
lagi bahwa aktifitas ketaatan di bulan Ramadhan seperti membaca Al Qur’an,
berdzikir, lebih utama dari pada membaca dan mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Sedangkan dalam hal dzikir, pergunakanlah disela-sela waktu sehingga kamu
memiliki keuntungan besar disela-sela waktu yang terbatas.
Wasiat Keempat
4.
Terkait dengan hubungan
umum
Dalam
bekerja, belajar atau dijalan, saya ingin mengatakan kepadamu bahwa hal yang tak mungkin dihindari dan
berdampak buruk bagi hati adalah berinteraksi dengan manusia lain. Ini bukanlah
ucapan saya, akan tetapi ucapan Rasulullah yang mengatakan:
من يخالط الناس ويصبر على أذاهم خير ممن لا يخالط الناس ولا يصبر على أذاهم
“ Barangsiapa yang berinteraksi dengan manusia
dan bersabar atas perilaku buruk mereka, lebih baik daripada seseorang yang
tidak berinteraksi dengan manusia dan tidak pula bersabar dengan perilaku buruk
mereka”
Untuk itulah saya katakan kepadamu agar selalu
melakukan dialog untuk memperbaiki agama.
"من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه ، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئاً
“ Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk,
maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi
dari pahalanya sedikitpun” ( HR. Muslim )
Bila ada orang yang berkata kepadamu: “ Apakah
kamu melihat tayangan sinetron kemarin”? maka katakanlah kepadanya: “Apakah
engkau sudah membaca Al Qur’an kemarin”?.
Sehingga bila orang tersebut mendengarnya ada
dua kemungkinan, pertama ia akan mengikutimu ,atau ia akan membencimu. Seperti
kata pepatah:
بدلاً من إضاعة الوقت في جمع الأوراق الطائرة والمبعثرة ؛ قم بإغلاق النافذة
“
Dari pada menghabiskan waktu untuk mengumpulkan kertas yang beterbangan tertiup
angin, tutup saja jendelanya”.
Dalam
perjalanan menuju Allah, engkau akan menemui golongan yang lemah cita-citanya
dan disisi lain ada golongan yang tinggi cita-citanya, hendaklah engkau bersama
golongan yang memiliki cita-cita tinggi, bersih niatnya, baik akhlaknya.
Tinggalkanlah sikap berdiam diri namun jadilah engkau bersama golongan terdepan
dalam menggapai keridhaan Allah, bila
engkau mendapati mereka, tetaplah bersama mereka.
Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
(QS. Al Kahfi: 28 )
Berhati
–hatilah bila menjadikan Ramadhan sia-sia dengan bercanda, banyak tertawa,
perbuatan sia-sia, dan menghabiskan waktu dengan sesuatu yang tidak berguna.
Sesungguhnya hati yang terpaut dengan Allah adalah hati yang tenang dan damai.
Rasulullah
bersabda:
إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله لا يلقي لها بالاً .( فيهوى بها فى النار سبعين خريفاً
"
“
Sesungguhnya seorang hamba berkata-kata dengan perkataan yang mengundang murka
Allah tanpa disadari, sehingga menyebabkannya dimasukkan kedalam neraka selama
70 musim” ( Shahih Targhib Wa Tarhib )
Maka
apabila engkau melakukan aktifitas yang menyibukkanmu dengan baik, maka setiap
detik dalam hidupmu akan berbuah ketaatan. Seperti wirid Al Qur’an yang tidak
terbatas dari satu atau dua juz, akan tetapi tiga atau empat juz. Sedangkan
wirid tasbih engkau bisa membacanya ribuan kali.