Allah menciptakan
manusia dari tiga unsur penting yaitu: Akal, badan dan ruh
Dari ketiga unsur
ini Allah menyebutkan ruh secara eksplisit ( jelas ) seperti dalam ayat:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ
الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ
إِلَّا قَلِيلًا (85)
Imam At Thabari menyebutkan bahwa
sebab turun ayat ini adalah ketika seorang Yahudi bertanya tentang ruh, lalu beliau menjawab: Sungguh
tidak diberi pengetahuan semua manusia tentang ruh kecuali hanya sedikit.[2]
Kemudian agama mengakomodasi ketiga
unsur tersebut dalam koridor ketaatan kepada Allah, dari iman, islam dan ihsan.
Makna Tazkiyatun Nafs ( Mensucikan Jiwa )
Secara bahasa tazkiyah berasal dari زكى يزكي – تزكية
Yang berujung pada dua makna,
pertama pensucian dan yang kedua
penambahan, itulah kenapa orang yang berzakat akan bertambah keberkahan dalam
rezekinya.
Secara istilah, tazkiyah setelah
mengambil dua unsur dari makna bahasa maka secara istilah tazkiyah berari,
pensucian jiwa dari segala kotoran dan noda kemudian menambahkan didalamnya
sifat-sifat terpuji.[3]
Di dalam Al Qur’an Allah memberikan
janji keberuntungan bagi mereka yang senantiasa mensucikan dirinya.
Firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan diri, dan sungguh
merugi orang yang mengotorinya”.[4]
Imam Ibnu Katsir mengatakan:
يقول ابن كثير رحمه الله في هذه
الآيات : يحتمل أن يكون المعنى : قد أفلح من زكى نفسه أي بطاعة الله كما قال
قتادة، وطهرها من الرذائل والأخلاق الدنيئة
Imam
Ibnu Katsir berkata dalam ayat ini kemungkinan maknanya adalah: “ Sungguh
beruntung orang yang mensucikan jiwanya dengan ketaatan dan membersihkannya dari akhlak rendahan.[5], seperti disebutkan oleh
Qatadah,
Hukum
Tazkiyatun Nafs
Imam
Al Ghazali berpendapat bahwa hukum melakukan tazkiyatun nafs adalah wajib ain bagi
setiap muslim, meskipun ia tidak memiliki akhlak tercela, setiap jiwa hendaklah
mengetahui sebab-sebab penyakit hati dan cara mengobatinya.
Dalilnya
adalah setiap manusia memiliki penyakit hati. Juga sejarah nabi Muhammad yang
mengalami pembelahan dada ketika beliau masih kecil, malaikat mengeluarkan
kotoran dari dalam hati Beliau.
Jumhur
ulama berpendapat bahwa hukumnya bukanlah fardu ain bagi setiap manusia kecuali
yang jelas – jelas mengidap penyakit hati. Mengetahui penyakit hati hukumnya
adalah fardu kifayah.
Dalil
jumhur ulama adalah:
Firman
Allah dalam surat Ar Rum: 30
فطرة الله التي فطر الناس عليها
Juga
Hadits nabi yang mengatakan:
كل مولود يولد على الفطرة
Apa Perlunya Tazkiyatun Nafs
1.
Allah
menyebutkan secara eksplisit di surat As Syams tentang keberuntungan bagi orang
yang mensucikan dirinya
2.
Hawa
nafsu merupakan musuh terbesar manusia, tidak ada jalan lain kecuali dengan
membatasi dan mesucikan keinginan buruknya.
3.
Syarat
masuk surga adalah menahan hawa nafsu
وأما من
خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى فإن الجنة هي المأوى
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, sesungguhnya surge adalah
tempat kembalinya.[6]
4.
Manusia
menyukai kesempurnaan, dan cara untuk mencapai kesempurnaan adalah tazkiyatun
nafs
.
Jenis-jenis Tazkiyatun Nafs
Ada dua
jenis:
1.
Takhliyah تخلية
Adalah mengosongkan
dan menghilangkan penyakit-penyakit buruk dalam jiwa manusia sepeti sombong,
riya, sum’ah, takabur dan lain-lain.
2.
Tahliyah
تحلية
Adalah menghiasi diri dengan
sifat-sifat terpuji. Seperti ikhlas, sabar, qanaah wara’ dan lain-lain.
Wasilah
untuk mencapai Tazkiyatun Nafs
Selain
melakukan seperti yang tertera dalam dua jenis tazkiyatun nafs diatas, ada beberapa wasliha yang dapat
dilakukan diantaranya:
1.
Menjaga
perkara wajib yang di perintahkan
2.
Mejaga
perkara sunnah sebagai penyempurna yang wajib
3.
Bertadabur
Al Qur’an
4.
Taubat
5.
Istighfar
6.
Sedikit
makan, minum dan berbicara
7.
Ingat maut
8.
Banyak
berdoa kepada Allah . ( fzn )