Rabu, 01 Juni 2016
Selasa, 31 Mei 2016
KEUNTUNGAN BESAR PERNIAGAAN DENGAN ALLAH
يَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”( QS. As Shaff [61]: 12)
·
Tinjauan
Bahasa
يَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
Allah
akan mengampuni dosamu
وَيُدْخِلْكُمْ
جَنَّاتٍ
Allah
akan memasukkanmu ke Syurga
وَمَسَاكِنَ
طَيِّبَةً
(memasukkan
kamu) ke tempat tinggal yang baik
·
Kandungan
Ayat
Ayat ini
merupakan ayat yang menggembirakan bagi orang-orang yang berniaga dengan Allah.
Salah satu kebahagiaan bagi seorang pedagang adalah ia mendapatkan keuntungan
yang besar nan berlimpah. Dengan keuntungan itulah salah satu sisi
kebahagiannya terwujud. Seperti sudah penulis uraikan pada ayat sebelumnya,
bahwa perniagaan dengan Allah, pasti membawa keuntungan, berbeda dengan bisnis
dengan manusia, kadang untung bahkan tak jarang menuai kerugian. Perniagaan
dengan Allah adalah, iman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad dengan
jiwa dan harta benda yang dimiliki sepenuhnya sebagai modal untuk taqarrub
ilallah (mendekati Allah).
Keuntungan
perniagaan dengan Allah dalam ayat ini adalah sebagai berikut:
1.
Ampunan dosa
Abdurrahman
Nashir As Sa’di dalam menafsirkan ayat ini beliau menyatakan:
{يَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} وهذا شامل للصغائر والكبائر، فإن الإيمان بالله والجهاد في
سبيله، مكفر للذنوب، ولو كانت كبائر.[1]
“ Allah akan mengampuni dosa kalian”, mencakup dosa besar dan
kecil, sungguh iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya merupakan penghapus
dosa, meskipun dosa-dosa besar”.
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa ayat ini merupakan Jawab as Syart al
Muqaddar (jawaban bersyarat tertentu) yaitu,” Jika kalian beriman kepada
Allah dan rasul-Nya serta berjihad dengan jiwa dan harta maka: Allah akan
mengampuni kalian, memasukkan kedalam syurga dan mendapatkan tempat mulia di
Syurga ‘Adn.[2]
Sedangkan Syekh
Muhammad Amin al Armi Al Harari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa balasan
berupa ampunan Allah akan didapatkan bagi orang yang beriman serta berjihad di
jalan Allah, sedangkan balasan di akherat, Allah akan memasukkannya kedalam
syurga.[3]
Imam Ibnu
Katsir menyebutkan dalam tafsirnya:
{يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} أَيْ: إِنْ
فَعَلْتُمْ مَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ
وَدَلَلْتُكُمْ عَلَيْهِ، غَفَرْتُ لَكُمُ الزَّلَّاتِ، وَأَدْخَلْتُكُمُ
الْجَنَّاتِ، وَالْمَسَاكِنَ الطَّيِّبَاتِ، وَالدَّرَجَاتِ الْعَالِيَاتِ[4]
“Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, jika kalian mengerjakan
apa yang Aku perintahkan dan aku tunjukkan, Aku juga akan mengampuni dosa, dan
akan memasukkan kalian ke surga, akan Aku anugerahkan tempat mulia dan derajat yang tinggi.”
2.
Masuk Syurga
Merupakan keuntungan
kedua yang diperoleh orang-orang yang berniaga dengan Allah, yaitu masuk syurga
dengan segala kenikmatannya.
Kenikmatan
Syurga Tak Terbayangkan
Imam Muslim menyebutkan dalam kitab
sahihnya tentang kenikmatan syurga yang tak terbayangkan oleh siapapun:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا
أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، مِصْدَاقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ
اللهِ: {فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً
بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [السجدة: 17] –رواه مسلم- [5]
“Dari Abu Hurairah dari Nabi Shalallahu Alaihi wasallam,
bersabda,”Allah Subhanahu wataala berfirman,” Aku persiapkan untuk hamba-Ku
yang shalih surga yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar
oleh telinga, tidak juga pernah terbetik dalam hati manusia, sebagai pembenaran
atas firman Allah:
“Tak seorangpun
mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan
bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”. ( QS. As Sajdah:17)
Ridha Allah, Kebahagiaan
Tak Terkirakan
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ اللهَ
يَقُولُ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُونَ: لَبَّيْكَ
رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ: هَلْ رَضِيتُمْ؟ فَيَقُولُونَ:
وَمَا لَنَا لَا نَرْضَى؟ يَا رَبِّ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا
مِنْ خَلْقِكَ، فَيَقُولُ: أَلَا أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ؟ فَيَقُولُونَ:
يَا رَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ؟ فَيَقُولُ: أُحِلُّ عَلَيْكُمْ
رِضْوَانِي، فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا [6]
“Dari Abu Said al Khudri bahwasanya Nabi Shalalahu alaihi wa
sallam bersabda,” Sesungguhnya Allah berfirman kepada penduduk surga,” Wahai
penduduk surga”Mereka pun menjawab,” Labbaik Ya Rabbana, kami sambut
panggilan-Mu, Kebahagiaan dari-Mu dan kebaikan ada di tangan-Mu, lalu Allah
berfirman,” Apakah kalian ridha?” mereka menjawab,” Bagaimana kami tidak ridha,
Wahai Allah, Engkau telah memberi apa yang tidak diberikan kepada seorangpun
dari ciptaan-Mu,”. Allah berfirman,” Maukan kalian aku berikan yang lebih utama
dari semua itu?”, mereka menjawab,” Wahai Allah, apakah yang lebih utama dari
semua itu?, Allah berfirman,” Aku halalkan atas kalian Ridha-Ku, Aku tak kan
pernah murka lagi selamanya”.
3.
Tempat mulia di Syurga ‘Adn
Beberapa ayat berikut
ini menggambarkan tentang kenikmatan Surga ‘And yang Allah gambarkan di dalam
Al Qur’an:
Kenikmatan di
dalam Surga ‘Adn:
Firman Allah:
جَنَّاتِ
عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ
فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ
أَتْرَابٌ (52) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ (53)
50. Yaitu surga
‘And yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka
51. Di dalamnya
mereka bersadar pada dipan-dipan sambil meminta buah- buahan yang banyak dan minuman-minuman (di surga
itu).
52.Dan di
samping mereka ada bidadari-bidadari yang redup pandangannya dan sebaya usianya
53.Inilah yang
dijanjikan kepadamu di hari perhitungan. ( QS. Shad [38]:50-53)
Pakaian Penduduk Surga ‘And
Firman Allah:
جَنَّاتُ
عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا
وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“
Surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya,
mereka diberi perhiasan dari gelang-gelang emas, dan mutiara dan pakaian mereka
dari sutra”. ( QS. Fathir [35]:33)
Dan masih banyak lagi ayat serta hadits yang menggambarkan surga
dan kenikmatannya, tak cukup rasanya untuk diurai dalam lembaran ini, membuat
kita rindu dan bergetar hati akan kenikmatan yang Allah sediakan bagi
orang-orang shalih dengan bekal beriman dan berjihad dijalan Allah, semoga Allah
masukkan kita kedalam Surga-Nya, Amiin.
·
Kesimpulan
1.
Allah
menjanjikan keuntungan bagi siapa saja yang berniaga dengan-Nya
2.
Modal
iman dan berjihad dengan jiwa dan harta, merupakan transaksi menguntungkan
dengan Allah
3.
Surga
begitu indah yang disediakan bagi orang-orang beriman, dengan kenikmatan yang
tak terbayangkan sebelumnya.
والله أعلم
[1]
Abdurrahman Nashir As Sa’di, Taisir al Karim ar Rahman Fi Tafsir Kalam al
Mannan, ( Muassasah Ar Risalah, 1420) j. 1 h. 860
[2]
Jalaluddin As Suyuthi (911) dan
Jalaluddin al Mahalli (864) (, Tafsir Jalalain,( Cairo: Dar al Hadits,
tt) j. 1 h. 740
[3] Muhammad Amin
al Armi Al Harari, Hadaiq Ruh wa Raihan, ( Beirut: dar Tuq an Najah,
1421H) j.29 h. 263
[4] Imam Ibnu
Katsir, Tafsir al Qur’an al Azim, Jilid 8 ( Dar Tayibah, 1420) h. 112
[6] Imam
Muslim, Sahih Muslim, h. 2176 No. 2829
Selasa, 24 Mei 2016
Senin, 23 Mei 2016
IMAN DAN JIHAD, SARANA SELAMAT DARI AZAB ALLAH
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“ Yaitu
kamu beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya, dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” ( QS.
As Shaff [61]:11)
Tinjauan Bahasa
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
kamu
beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya
وَتُجَاهِدُونَ
berjihad
بِأَمْوَالِكُمْ
harta
وَأَنْفُسِكُمْ
Jiwamu
Kandungan
Ayat
Ayat ini merupakan jawaban dari ayat sebelumnya, tentang
perniagaan dengan Allah, yaitu jika kita ingin selamat dari azab yang pedih,
dan memperoleh keuntungan dari perniagaan dengan Allah, dengan iman dan berjihad
dijalan-Nya dengan segenap harta dan jiwa. Sungguh yang demikian itu lebih baik
bagi kalian.
Iman
kepada Allah dan Rasul-Nya
Iman merupakan kepercayaan dan keyakinan kepada Allah, iman
yang benar melahirkan ibadah yang benar, mencintai sesuatu karena Allah,
membenci sesuatu karena Allah. Jika ia berbicara, maka pembicaraannya
senantiasa mengagungkan Allah, tidak menyakiti dan menyinggung perasaan orang
lain. Jika beramal maka amal yang dilakukannya semata-mata karena Allah dan
mengikuti ajaran Rasulullah.
Syekh Wahbah
Zuhaili mengatakan:
هي أن تدوموا على الإيمان بالله تعالى ورسوله صلى الله عليه وسلم،
وتخلصوا العمل لله، وتجاهدوا من أجل إعلاء كلمة الله ونشر دينه بالأنفس والأموال.
وقدم تعالى الأموال، لأنها التي يبدأ بها في الإنفاق. ذلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ أي ذلك المذكور من الإيمان والجهاد خير لكم وأفضل من أموالكم
وأنفسكم، ومن تجارة الدنيا والاهتمام بها وحدها، …
“Yaitu,
kalian selalu dalam iman kepada Allah, dan Rasul-Nya Shalallahu alaihi wa sallam,
ikhlas beramal, berjihad menegakkan kalimat Allah, menyebarkan agama-Nya dengan
jiwa dan harta. penyebutan harta ( al amwal ) dalam ayat ini dahulukan dari
pada jiwa, karena dengan harta dimulainya ibadah infaq. “Itu lebih baik bagi
kalian jika kalian mengetahui”, karena segala yang disebutkan tadi dari iman
dan jihad lebih baik dan lebih utama dari harta dan jiwa kalian, dari
perniagaan dunia dan fokus kepadanya”.[1]
Menurut Ibnu
‘Asyur ayat ini didahului dengan kata kerja yang memiliki fungsi perubahan,
maksudnya perintah untuk senantiasa memperbaharui iman setiap saat.
وَفِي التَّعْبِيرِ بِالْمُضَارِعِ إِفَادَةُ الْأَمْرِ بِالدَّوَامِ
عَلَى الْإِيمَانِ وَتَجْدِيدِهِ فِي كُلِّ آنٍ
“
Perubahan kata kerja mudhari (kata kerja yang sedang berlangsung) memiliki
fungsi perintah yang berkelanjutan atas iman dan memperbaharuinya setiap saat”.[2]
Sayid Qutub
menyebutkan bahwa inti pengulangan (at tikrar) disebutkannya orang-orang
yang beriman, karena jiwa manusia menyukai pengulangan. Tujuannya agar jiwa manusia
merasa ringan dan bangkit dari beban yang berat.[3]
Karena jihad untuk sebagian orang berat dan sulit.
لتنهض بهذا التكليف
الشاق
“Agar bangkit dari beban yang berat”.
Makna
Jihad Pembagian Jihad
Secara
bahasa Jihad berasal dari kata:
جاهد-يجاهد جهادا
Artinya at
taqah atau al wus’u (kemampuan), atau al masyaqah (kesulitan),
al ghayah (
tujuan) atau al mubalaghah (berlebih)[4]
Menurut At Thabari jihad adalah:
الجهاد شرعا بذل الجهد في قتال الكفار ويطلق أيضا على مجاهدة النفس
والشيطان والفساق، فأما مجاهدة النفس فعلى تعلم أمور الدين ثم على العمل بها ثم
تعليمها، وأما مجاهدة الشيطان فعلى ما يأتي به من الشبهات وما يزينه من الشهوات،
وأما مجاهدة الكفار فتقع باليد والمال واللسان والقلب
“Makna Jihad secara syar’i adalah
mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi orang kafir, juga bermakna
mujahadah (bersungguh-sungguh) melawan jiwa, syetan dan orang fasik, juga
bermakna mempelajari perkara agama, mengamalkan dan mengajarkannya. Sedangkan
berjihad melawan syetan dengan tidak memperturutkan syubhat yang menghiasi syahwat,
sedangkan berjihad memerangi orang kafir dengan tangan, harta, lisan dan hati.[5]
Dari pengertian di
atas jihad bisa digolongkan dalam dua hal, pertama: Makna luas dan kedua, makna
sempit. Makna luas jihad adalah melakukan usaha maksimal utk menegakkan kalimat
Allah dalam berbagai bidang kehidupan, pendidikan, ekonomi, politik dst.
Sedangkan makna sempit adalah khusus memerangi orang kafir di medang laga untuk
menyebarkan islam atau melindungi kehormatan kaum muslimin. Serupa dengan
pengertian yang disebutkan oleh Syekh Wahbah Zuhaili, jihad memiliki dua jenis
yaitu:
·
Jihad Melawan
Hawa Nafsu (Jihad an Nafs)
Yaitu menahan jiwa dan menundukkannya untuk tidak melakukan kemaksiata
dan penyelewangan terhadap aturan dan hukum yang telah di tetapkan oleh Allah
dan rasul-Nya.
·
Jihad memerangi musuh
Yaitu memerangi (offensive) musuh untuk menegakkan agama Allah di
muka bumi.[6]
Kesimpulan:
1.
Sarana selamat dari azab Allah adalah dengan
memperbarui iman kepada Allah dan Rasyul-Nya kemudian berjihad dijalan Allah
2.
Jihad memiliki dua pengertian, luas (berjuang dalam
segala segi kehidupan) dan sempit ( berjihad di medan perang membela agama
Allah dari penistaan yang dilakukan oleh orang kafir )
[1] Wahbah
Zuhili, Tafsir Al Munir, ( Damaskus: Dar al Fikr Al Mu’ashir,1418H) j. 28 h.
176
[2]
Ibnu Asyur, At Tahrir wa Tanwir, (Tunis: Dar Tunis li Nasyr, 1984 ) j. 28 h. 194
[3]
Sayid Qutub, Fi Dzilalil Qur’an, ( Kairo: Dar Syuruq, 1412H) j. 6 h. 3559
[4]
Ibnu Manzur, Lisan al “Arab,
[5] Ibnu Hajar Al Atsqalani, Fath al Bari, 3/6
[6]
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al Munir, j. 28 h. 176-177
Langganan:
Postingan (Atom)