Kamis, 04 Juli 2019
BOLEHKAH UMROH DENGAN BIAYA CICILAN?
Pertanyaan:
Ustaz, bolehkah menunaikan umroh tapi dengan biaya mencicil dari bank syariah? (N-Depok)
Jawab:
Ada orang yang mampu secara biaya dan ada yang tidak, karena umroh adalah ibadah yang terkait fisik dan finansial tidak sedikit. Namun jangan khawatir ibadah haji dan umroh adalah undangan Allah, Insya Allah ada jalan menuju baitullah.
Mencicil atau meminjam ada dua kondisi;
1. Orang yang mampu mencicil, pada dasarnya ia mampu, namun terkadang tidak kumpul kumpul uangnya, sehingga ia mencicil ke lembaga keuangan Syariah. Ia bekerja atau berusaha dan mampu membayar cicilan, hukumnya seperti hukum mencicil barang. Maka dalam hal ini hukumnya boleh.
2. Orang yang tidak mampu mencicil, maka hukumnya tidak mampu. Dan Allah tidak membebani orang melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Firman Allah:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).
3. Menurut Mazhab Syafi'i, jika seseorang meminjam biaya untuk menunaikan haji atau umroh, dan dia mampu membayar, maka hukumnya boleh. Meskipun tidak wajib meminjam. Seperti disebutkan oleh Imam Nawawi:
لا يجب على المكلف الاقتراض للحج بالتفاق الفقهاء.
" Tidak wajib bagi mukallaf untuk meminjam dana utk haji, berdasarkan kesepakatan ahli fikih" ( Al Majmu', 7/76).
Meskipun demikian majelis Fatwa Mesir membolehkan meminjam, asal dia mampu membayarnya sepulang haji. Juga disebutkan dalam sunan Al Kubro, dari Abdullah bin Abi Aufa:
انه سئل الرجل يستقرض ويحج؟ قال يسترزق الله ولا يستقرض
Imam Syafi'i ditanya tentang seseorang yang meminjam uang dan menunaikan haji, lalu beliau menjawab," Memintalah rezeki kepada Allah dan jangan meminjam". (HR. Al Baihaqi)
Menurut Mazhab Hanafi, wajib hukumnya jika mereka sudah wajib berhaji. Sedangkan menurut Mazhab Maliki, makruh jika tidak mampu membayar dan boleh jika mampu membayar.(Darul Ifta Mesir, no. 4503)
Al-Hattab rahimahullah menerangkan dalam kitabnya:
من لا يمكنه الوصول إلى مكة إلا بأن يستدين مالا في ذمته ولا جهة وفاء له فإن الحج لا يجب عليه لعدم استطاعته وهذا متفق عليه، وأما من له جهة وفاء فهو مستطيع إذا كان في تلك الجهة ما يمكنه به الوصول إلى مكة
"Siapa yang tidak bisa sampai ke kota Makkah (untuk menunaikan haji atau umrah) kecuali dengan berhutang, sementara ia tidak memiliki harapan dapat melunasi hutangnya, maka ia tidak diwajibkan untuk berhaji. Karena ia tidak mampu. Ini sudah menjadi kesepakatan para ulama. Adapun orang yang memiliki harapan dapat melunasi hutangnya, maka ia teranggap orang yang mampu. Dengan syarat, dana harapan untuk melunasi hutang tersebut, cukup untuk menutup biaya menuju kota Makkah". (Al Hattab,Mawahib Al-Jalil, 7/116).
Kesimpulan:
1. Untuk haji dan umrah baiknya cash, karena ibadah ini berbeda dengan ibadah lain. Jika belum mampu menabunglah.
2. Boleh mencicil, dengan syarat mampu membayar, namun khusus utk haji, dana talangan sdh dihentikan, mengingat daftar tunggunya sangat panjang. Untuk umroh masih dibolehkan.
3. Untuk umrah akad cicilan yang digunakan adalah ijarah (sewa), seperti yang difatwakan oleh MUI dengan menggunakan Lembaga Keuangan Syariah.
4. Konsultasi umroh ke saya.
Ust.Fauzan Sugiyono, Lc (08568057474)
Kamis, 04 Oktober 2018
LIMA DOSA YANG MENGUNDANG MURKA ALLAH
يَا
مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ، خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ
بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ:
لَمْ
تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا
فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ
الَّذِينَ مَضَوْا. وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ، إِلَّا
أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ. وَلَمْ
يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ، إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ،
وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا.
وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ
رَسُولِهِ، إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ،
فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ.
وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ
اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ، إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ
بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ”
1.
Tidaklah nampak zina di suatu
kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di
tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit
yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,
2.
Tidaklah mereka mengurangi takaran
dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman
penguasa atas mereka.
3.
Tidaklah mereka menahan zakat
(tidak membayarnya) kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka (hujan
tidak turun), dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak
akan diberi hujan.
4.
Tidaklah mereka melanggar
perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan
musuh mereka (dari kalangan selain mereka; orang kafir) berkuasa atas mereka,
lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki
5.
Dan selama pemimpin-pemimpin
mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (al-Qur’an) dan
mengambil yang terbaik dari apa-apa yang diturunkan oleh Allah (syariat Islam),
melainkan Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.” (HR. Ibnu
Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih).”
Selasa, 26 Juni 2018
TERMINOLOGI POLITIK DI DALAM AL QUR’AN
Kata politik dalam bahasa Arab yang sering digunakan adalah ساس – يسوس – سياسة (sasa-yasusu-siyasah) yang bermakna memimpin
dan mengatur urusan demi kemaslahatan, mungkin juga penyebutan kata siasat,
strategi, taktik dan menejemen dari kata ini. Sedangkan menurut Ibnu Manzur, siyasah adalah
aturan-aturan dan penyatuan (an nudhum wa ta’lif).
Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam tulisannya berjudul “Mafhum
Kalimat As siyasah Fil Qur’an Wa Sunnah, tahun 2013 menyebutkan:
كلمة
(السياسة) لم ترد في القرآن الكريم، لا في مكيِّه، ولا في مدنيِّه، ولا أي لفظة
مشتقة منها وصفا أو فعلا
Kalimat
Siyasah (politik) tidak disebutkan dalam Al Qur’an, baik Makiyyah maupun
Madaniyah, tidak juga pada lafaz turunan, baik adjektif maupun verba”.
Inilah nampaknya yang dipahami sebagian orang yang anti
politik, karena kata politik sendiri, tidak ada dalam Al Qur’an, berarti
politik bukan dari Al Quran, bukan pula berasal dari Islam, jadi tak usah
berpolitik, selesai. Namun pendapat tersebut belum cukup memuaskan, seperti kata ‘aqidah’
juga tidak disebutkan di dalam Al Qur’an, namun makna yang selaras ada. Seperti
ayat-ayat tentang iman kepada Allah,
malaikat, Kitab-kitab, rasul-rasul dan hari akhir. Jadi, tak dijumpainya
sesuatu bukan berarti sesuatu itu tidak ada.
Meski Al-Qur’an tak menyebut kata ‘siyasah’ secara
eksplisit, namun makna-makna sepadan dengan siyasah disebutkan gamblang oleh
Al-Qur’an, diantaranya:
1.
Al Mulku” (kerajaan/kekuasaan)
yang diberikan kepada Nabi Daud:
وَآتَاهُ
اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ
“Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan
hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang
dikehendaki-Nya ( QS. AL baqarah:251)
2.
At-tamkin (kedudukan/posisi)
Firman Allah:
وَكَذَلِكَ
مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia
kehendaki di bumi Mesir itu.(QS. Yusuf:56)
3.
Istikhlaf dan khalifah (berkuasa, memimpin)
Firman Allah:
وَعَدَ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي
الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa (QS. An Nur: 55)
Juga dalam surat Al Baqarah:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ
خَلِيفَةً
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi" (QS. Al Baqarah:30)
Menurut At Thabari kata Khalifah bermakna,
orang yang datang setelahnya, atau pengganti, yaitu anak cucu Adam yang hidup
setelah nabi Adam, tinggal dan memakmurkan bumi (Tafsir At Thabari, 1/449)
4.
Hukum, amanah dan keadilan
Firman Allah:
إنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا
حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْل
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. (QS. An
Nisa:58)
5.
Syura (musyawarah)
Firman Allah:
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka (QS. Asy Syura:38)
Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak juga Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushanaf
menyebutkan, saat Umar bin Khattab berkhutbah,” Sungguh aku tahu kapan bangsa Arab
akan binasa, lalu berdirilah seseorang seraya berkata,”Kapan itu wahai Amirul
Mukminin?, lalu Umar berkata:
حين يسوس
أمرهم من لم يعالج أمر الجاهلية، ولم يصحب الرسول
.
“Saat
urusan mereka diatur oleh orang yang tidak memperbaiki perkara Jahiliyah dan
tidak mengikuti ajaran Rasulullah”.
Begitulah Al Qur’an menyebutkan makna-makna yang terkandung
dalam padanan kata siyasah (politik). Sekarang masihkan anti politik?
Fauzan Sugiyono, Lc
Sindang Karsa, 25/06/2018
Selasa, 12 Juni 2018
KHUTBAH IEDUL FITRI 1439 H
MASJID NURUL
IKHWAN, PERUMAHAN TAMAN LAGUNA CILANGKAP-DEPOK
Ust. Fauzan
Sugiyono, Lc, M.Ag
(Pengasuh
Yayasan Amal Robbani Insan Sejahtera (YARIS)-Depok)
TAKWA, ISTIQAMAH
DAN PERSATUAN UMAT
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ...لاإله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد . الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة
وأصيلا...لاإله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده , وأعز جنده وحزم الأحزاب وحده
لا إله إلا الله و الله أكبر ألله أكبر ولله الحمد... الحمد لله الذي خلق السماوات
والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون, أشهد أن لا إله إلا الله
وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير .وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله اللهم صلي وسلم على نبيينا ورسلنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين أم بعد : ياأيها
الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون..... يا أيها الذين
آمنوا اتقوالله والتنظر نفس ما قدمت لغد واتقواالله إن الله خبير بما تعملون ... يا
أيها الذين آمنوا اتقوالله وقولوا قولا سديدا..يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم
ذنوبكم...ومن يتق الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيماً ..
اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ ولله الْحمْدُ
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Dipagi nan cerah, secerah cahaya
sang surya yang lembut menyapa insan-insan beriman dalam lantunan takbir,
tahmid dan tahlil, mengagungkan Allah subhanahu wataala, setelah sebulan penuh
mereka ditempa dalam universitas ramadhan, dan kini mereka sukses melewati
ujian-ujian berat, sehingga harapan meraih nilai terbaik ketakwaan
Seorang mukmin yang menghidupkan
Ramadhan, menghiasinya dengan amal-amal shalih, tentu akan memberikan dampak
positif baik bagi pribadi, lingkungan dan masyarakat luas, diantara
hikmah-hikmahnya adalah:
1.
Sukses meraih takwa
Manusia-manusia yang selama puasanya menyebabkan ridha Allah,
taubatnya telah menyingkap tabir antara dirinya dengan Allah, yang munajat-munajatnya telah mencurahkan
rahmat Allah ke dalam dirinya, yang tilawah menarik keridhaan Allah, dan
i’tikafnya membuat ia merubah haluan baru, arah tujuan jelas makin dekat dengan
Allah. Sedekahnya mengundang keberkahan rezeki dari langit dan bumi, menebar
luas ke muka bumi. Semoga kita terlahir menjadi manusia-manusia baru, suci
bersih bak terlahir dari rahim ibu. Karena hanya manusia-manusia yang bersih
lahir dan bathin mereka yang memahami orientasi hidupnya untuk mengabdi kepada
Allah.
Puasa yang dilakukan dengan benar, bisa merubah pola hidup dari yang tidak
baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, karena kelak manusia akan
melihat amal-amalnya di akherat.
Firman Allah:
يَا أَيُّهَا
الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.(QS. Al-Insyiqaq:6)
Saat menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir (774H) dalam tafsirnya menukil
hadits dari Jabir bin Abdillah, saat malaikat Jibril berkata kepada nabi
Muhammad.
يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحَبِبْ مَا
شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُلَاقِيهِ
Wahai
Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, kau akan mati. Cintailah apa saja sesuka
hatimu, sesungguhnya kau akan berpisah dengannya, dan beramallah seska hatimu,
maka sesungguhnya kau akan menemui balasannya (Musnad Abu Daud At Thayalisy,
no. 1755)
Nyata
sudah, bahwa puasa yang melahirkan ketakwaan, membuat hidup semakin terarah.
اللهُ
أكْبرُ اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ ولله الْحمْدُ
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
2.
Istiqamah dalam ibadah
Buah
dari ibadah puasa adalah takwa yang merupakan magnet dalam beribadah, jikalau
sebulan kita bisa sabar, shalat lima waktu di masjid, tilawah Al-Qur’an tak
pernah putus, shadaqah rutin harian dilakukan, shalat malam berkesinambungan,
tentu ini kekuatan dan modal besar dalam mengarungi sebelas bulan mendatang.
Karena
tantangannya lebih besar dan lebih berat. Jikalau kita sudah maksimal dibulan
ramadhan, bersyukurlah, dan teruslah berusaha melakukan kebaikan selepas
ramadhan, namun jika kita belum maksimal, maka introspeksi diri, bertaubatlah
dan mohonlah bimbingan Allah agar menuntun kita ke jalan yang diridhainya.
عن
كعب بن عجرة رضي الله عنه -
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : احضروا المنبر
... فحضرنا
، فلما ارتقى درجة قال : آمين ..فلما ارتقى الدرجة الثانية قال : " آمين
" . فلما
ارتقى الدرجة الثالثة قال : " آمين " . فلما نزل قلنا : يا رسول الله ،
لقد سمعنا منك اليوم شيئا ماكنا نسمعه . ؟ قال : إن جبريل عرض لي فقال
: بعد
من أدرك رمضان فلم يغفر له . قلت : ( آمين ) ، فلما رقيت الثانية قال
: بعد
من ذكرت عنده فلم يصل عليك . فقلت : ( آمين ) ، فلما رقيت الثالثة قال :
بعد
من أدرك أبويه الكبر عنده أو أحدهما فلم يدخلاه الجنة . قلت : ( آمين
Dari
Ka’ab bin ‘Ajrah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam bersabda, “ Datanglah kearah mimbar wahai sahabat”. Lalu kami datang.
Saat Rasulullah naik tangga pertama, beliau berucap “Amin”, saat menaiki tangga
kedua, belia berucap “Amin”. Dan saat meniki tangga ketiga beliau berucap
“Amiin”. Setelah turun, kami bertanya kepada Beliau,” Ya Rasulullah, sungguh
kamu mendengar darimu hari ini sesuatu yang belum pernah kami dengar
sebelumnya”. Beliau bersabda,” Sesunguhnya malaikat Jibril datang kepadaku dan
ia berkata,” Celakalah orang yang mendapati Ramadhan, naun dosa-dosanya belum
diampuni Allah ( Amiin). Saat aku menaiki tangga kedua Jibril berkata,”
Celakalah orang yang disebut namamu Muhammad namun ia tak bershalawat kepadamu
(Amin) dan saat menaiki tangga yang ketiga Malaikat Jibril berkata,”Celakalah
orang yang mendapati kedua orang tuannya sudah sepuh, atau salahsatunya sudah
tua, namun ia tak dapat membimbingnya menuju syurga, dan aku mengucapkan (Amin).Al-Mustadrak, AlHaki Shahih Lighairihi No.167- AL Baihaqi
dalam Syu’abul Iman, Thabrani dalam AL Kabir dan Shahih menurut Al Al Bani)
Ketakwaan
yang diraih bukan hanya pada bulan Ramadhan saja, namun hendaknya bisa
berlanjut dibulan-bulan yang lain. Tilawah masih menghiasi rumah-rumah, shalat malam masih
hidup dalam aktifitas keseharian, puasa sunnah masih djalankan. Janganlah kita
bak menenun kain, namun setelah kain tertenun rapi, kita cabuti satu persatu
benangnya hingga terurai lalu tercampak dan berserak, sungguh sia-sia.
Firman
Allah:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ
هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan
yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu,
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang
lain. (QS An Nahl [16}: 92)
Kesinambungan dalam ibadah
harus senantiasa dipanaskan, karena Allah tidaklah disembah pada bulan Ramadhan
saja, namun setiap saat dan setiap waktu selama hayat masih dikandung badan.
Maka orang-orang yang belum penuh dalam berpuasa di bulan Ramdhan, bukan karena
uzur, bukan pula karena sakit atau bepergian, namun karena malas, meremehkan
dan sombong kepada Allah, segeralah bertaubat, sesali tingkah laku anda,
bertaubat dengan bersungguh-sungguh karena anda sudah melakukan dosa besar, dan
bertekad ramadhan tahun yang akan datang, jika Allah masih memberi umur,
berbuatlah lebih baik. Benarlah pepatah yang mengatakan,” Orang yang hari ini
sama dengan hari kemarin, ia rugi, dan orang hari ini lebih buruk dari kemarin,
ia orang celaka, dan orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, ia orang
yang beruntung”.
Untuk menjadi pribadi yang
konsisten beribadah, kita harus meminta pertolongan Allah. Rasulullah bersabda,
dari Muaz bin Jabal bahwa Rasulullah shalallau alaihi wasallam memegang tangan
beliau dan bersabda:
لا تَدَعنَّ في دُبر كل صلاة تقول:
اللهم أعني على ذكرك، وشكرك، وحسن عبادتك
“Aku berwasiat kepadamu, janganlah kamu tinggalkan setiap selesai
shalat untuk membaca,” Allahumma ainni ala zikrika wa syukrika wa husni
ibadatik” (Ya Allah aku memohon pertolongan-Mu untuk senantiasa mengingatmu,
bersyukur dan beribadah terbaik kepada-Mu” (HR. Abu Daud no. 1522 dan disahihkan
oleh Al Albani)
اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ اللهُ أكْبرُ ولله الْحمْدُ
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
3.
Persatuan umat
Umat Islam adalah
umat terbesar dimuka bumi ini dari sisi pertumbuhannya, jumlahnya sekitar 1,6 M
dari 7 milyar penduduk bumi, maka potensi yang besar membuat beragam
kepentingan bisa ikut bermain dan umat Islam harus sadar, ia berada ditengah
potensi-potensi itu. Umat harus sadar, aka nada banyak konspirasi untuk
melemahkan mereka, dan umat harus sadar kepada siapa mereka harus melabuhkan
amanah, tentu kepada pemimpin yang amanah dan adil, yang membawa kepada
kemaslahatan umat dunia dan akherat. Maka dalam kondisi seperti ini,
pilihan-pilihan untuk melanjutkan kejayaan Islam menemui beragam kendala.
Bekerjasama dalam kebaikan dan takwa menjadi sebuah keniscayaan, umat harus
bersatu membela kepentingan Islam dan kejayaan kaum muslimin. Hindari
perpecahan, apalagi hanya perbedaan sudut pandang fikih. Toleransi internal
harus lebih kuat terbangun sebelum toleransi eksternal umat beragama. Karena
jika perpecahan yang terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh.
Firman Allah:
وَلَا
تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
..”dan janganlah kalian berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al Anfal:46)
Para ahli tafsir beragam dalam
menafsirkan makna: وَتَذْهَبَ
رِيحُكُمْ (
hilang kekuatan) sebagian diantara mereka memaknai pertolongan Allah dan
kekuatan. Namun menurut Imam Al Mawardi,
salah satu makna وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
beliau
memaknai sebagai daulah (negara). artinya jikalau perpecahan terus terjadi maka
akan lenyaplah sebuah negara dan kepemimpinan. (Tafsir Al Mawardi, 2/323)
Mari bekerjasama
dalam hal-hal yang disepakati, dan mari bertoleransi dalam perbedaan pendapat.
Selama perbedaan itu dalam bingkai syariat. Mari bersatu, mewujudkan Indonesia
yang baldatun thayibatun warabbun ghafur.
Firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. Al Maidah:2)
Khutbah Kedua
أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Marilah kita berdoa kepada Allah semoga
Allah selalu membimbing kita semua dalam kebaikan dan meridhai langkah-langkah
kita.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا، عَدَدَ مَا أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَخَطَّ بِهِ
قَلَمُكَ، وَأَحْصَاهُ كِتَابُك، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ سَادَاتِنَا أَبِيْ
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ
التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْلنا ولوالدين
وارحمهم كما ربيانا صغارا ولجميع الْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاِت، وَياَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
Ya
Allah, ampunilah dosa kami, dosa kedua orang tua kami, sayangi keduanya
sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil.
Jika
mereka masih hidup, berkahi usia mereka agar tetap bisa beribadah kepadamu,
menyebut asma-Mu, membaca Al Qur’an dan taat kepada-Mu, jika mereka sudah tiada
ya Allah, luaskanlah alam kuburnya, ampuni kesalahan dan dosanya, jadikan kuburnya bak taman-taman di
syurga dan jauhkan mereka dari siksa kubur dan siksa neraka.
Ya Allah ampunilah seluruh dosa-dosa kaum
muslimin dan muslimat yang hidup dan yang mati sungguh Engkau Maha Mendengar
doa dan mengabulkan keinginan.
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ صلاتناوصِيَامَنَا
وَقِيَامَنَا وركوعنا وسدودنا وتضرعنا
وتخشعنا وتلاوتنا وصدقاتنا وَصَالِحَ أَعْمَالِنَا يا رب العالمين
Ya
Allah terimalah ibadah shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, rukuk dan
sujur kami, kerendahan hati dan khusyuk kami, tilawah kami, sedekah kami dan
semua amal kebaikan kami, jadikanlah ia sebagai penolong kami dari siksaan api
neraka.
Ya
Allah jadikanlah kami selepas Ramdahan menjadi manusia-manusia baru, jiwa-jiwa
yang bersih bak terlahir dari Rahim ibunda kami. Ya Allah jadikanlah kami hamba yang istiqamah
menjalankan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu.
Ya
Allah berikanlah keberkahan dalam diri kami, dalam harta kami, dalam keluarga
kami dalam usaha kami, dalam pekerjaan kami, dalam ilmu dan aktifitas kami.
Jadikanlah keluarga kami menjadi keluarga yang mencintai-Mu, gemar membaca dan
membaca Al Qur’an petunjuk Mu, beribadah
hanya kepada-Mu, gemar menunaikan shalat berjamaah.
Ya
Allah lindungi putra dan putri kami, selamatkan mereka dari segala mara bahaya,
mudahkan mereka dalam menggapai cita-citanya, agar kelak menjadi anak anak
shalih yang menyejukkan hati kami ya Allah kumpulkan kami bersama keluarga dan anak-anak
kami di surge-Mu kelak ya Allah dan jangan jadikan salah satu dari anggota
keluarga kami sebagai ahli neraka ya Allah.
Ya
Allah jika hari ini ada yang sakit diantara saudara-saudara kami, sembuhkanlah
ya Allah, jadikan sakitnya menjadi pembersih dosa dan kesalahannya, jika ada
yang berhutang lunaskanlah, jika ada yang memiliki hajat mudahkan dan lancarkan
Ya Allah.
Ya
Allah berikanlah keberkahan rezeki bagi kami seluruh kaum muslimin, sehingga bisa berkunjung ke Baitullah
rumah-Mu, bisa berziarah ke makam Rasulullah kekasih-Mu juga para sahabat
orang-orang yang Engkau ridhai.
اللهمَّ
انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في فِلِسْطِين اللّهُمَّ انْصُرْ إخْوانَنَا
الْمُجاهِدِين في سوريا و في فِلِبِّينَ وفي قطر وفي كل بلدان وفي كل الزمان
ياأرحم الراحمين اللهم انصرهم نصراً مؤَزَّرَاً اللهم وَحِّدْ
كَلِمَتَهُم وسَدِّدْ رَمْيَهُم وَأَنْزِلْ فِي قُلُوْبِهِم السَكِينةَ اللهم أنهم
مَظْلُومُون فَانْتَصِرْ لَهُمْ، إِنَّهُمْ فُقَرَاءُ فَأَغْنِهِمْ.اللّهُمَّ
ارْحَمْ مَوْتَاهُمْ وَاشْفِ جُرْحَاهُمْ. وَتَقَبَّلْ شُهَدَاءَهُمْ، اللهمَّ
أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ
.
Ya
Allah tolonglah saudara-saudara sesama muslim, yang ada di Palestina, negeri
para syuhada, merdekakan mereka dari Yahudi laknatullah, ya Allah tolonglah saudara-saudara
kami yang ada di Suriah dari kekejaman dan kezaliman musuh-musuhmu Ya Allah. Ya
Allah tolonglah saudara-saudara kami yang berada di Filiphina, Rohingya,
Pakistan, Qatar dan seluruh kaum muslimin dibelahan bumi dan masa. Satukan
mereka, berikan ketenangan untuk mereka tolonglah mereka dari kezaliman yang
menimpa, rahmati yang telah wafat, sembuhkan yang sakit dan terimalah amal amal
para syuhadanya Ya Allah. Jaga mereka dengan tangan Mu dan Penjagaan-Mu ya
Allah.
اللَّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَ وَالْبَلاَءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ
وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
إندونيسيا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرَ
بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ .رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Langganan:
Postingan (Atom)