Lidah tak bertulang, begitu kata
pepatah. Kecil bentuknya, namun besar
dampak yang ditimbulkannya. Dengan lisan bisa terjadi kesepakatan dan
perdamaian, dengannya pula api perselisihan
dan permusuhan bisa berkobar.
Hasan Al Bashri berkata,” Lisan seorang mukmin ada di
belakang hatinya, jika ia hendak berkata ia akan memikirkan akibatnya,
sedangkan lisan seorang munafik ada didepan hatinya, ia berkata-kata tanpa
berfikir akibatnya”
Secara fisik nikmat lidah wajib
disyukuri, ia sebagai alat pengecap rasa, membolak-balik makanan didalam mulut
hingga mendorongnya kedalam kerongkongan, maka tak heran jika seseorang
menderita sariawan dilidah, lezatnya makanan tidak dapat diniikmati secara
sempurna.
Nikmat ini disebutkan secara khusus
oleh Allah didalam Al Qur’an:
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah
mata. Lidah dan dua bibir
( Al Balad:8-9 )
Lisan ibarat pisau bermata dua,
jika digunakan dalam ketaatan, membaca Al Qur’an dan kebaikan lain, akan
mendatangkan ridha Allah dan pahala, itulah bentuk kesyukuran, namun jika dipergunakan
untuk keburukan dan fitnah akan mendatangkan murka Allah dan dosa, itulah
bentuk kufur nikmat.
Mengapa perlu waspada terhadap
bahaya lisan?
Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam telah menjelaskan dalam banyak hadits terkait dengan lisan
diantaranya:
1. Menyandingkan lisan dengan keimanan
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
bersabda,” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia
berkata baik atau diam ( Bukhari,6018, Muslim,47 )
Iman adalah
bekal manusia menuju Allah, ia juga penyelamat dari azab kubur dan siksa
neraka. Ketika lisan di sandingkan dengan keimanan berarti ia pun memiliki
kedudukan istimewa dan menentukan dalam esensi keimanan. Hadits di atas
menunjukkan jika lisan seseorang baik dalam bertutur kata, itu adalah refleksi
keimanan didalam hatinya, begitupula jika lisan seseorang gemar berkata kotor,
menyakiti orang lain dan tidak terkontrol, itu merupakan cerminan imannya.
2. Lisan sumber ridha Allah
Rasulullah
bersabda,” Seseorang mengucapkan perkataan tanpa disadarinya mengandung ridha
Allah pada hari kiamat dan seseorang mengucapkan perkataan tanpa disadarinya
mengandung murka Allah pada hari kiamat ( Bukhari, 7/79 )
Semua perkataan
yang keluar dari lisan, aka nada perhitungannya di sisi Allah, baik dan
buruk. Perkataan yang baik selain
menentramkan hati juga akan dibalas dengan kebaikan dan keridhaan Allah kelak,
sedangkan perkataan yang buruk membuat hati gundah dan tidak tenang akan
dibalas kelak dengan kemurkaan Allah pada hari kiamat. Semua tercatat rapi
disisi Allah.
Firman Allah:
مَا يَلْفِظُ مِنْ
قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir. (
Qaf:18)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat
ini,” Malaikat menulis semua perkataan baik maupun buruk dari anak Adam. Hingga
perkara kecil seperti makan, minum, bepergian, datang dan melihat sesuatu,
ketika sampai pada hari Kamis, di beberkanlah semuanya dihadapan Allah.( Tafsir
Ibnu Katsir,519)
3. Tanda lurusnya hati
Rasulullah
bersabda,” Tidak lurus iman seseorang hingga lurus hatinya, dan tidak lurus
hati seseorang hingga lurus lisannya”.( HR. Ahmad )
Jelaslah bahwa
lisan itu cerminan dari hati dan iman seseorang. Hati yang bersih menjadi
tempat yang subur bagi keimanan. Hati yang kotor menyebabkan iman rusak dan
lisan yang tak terjaga.
4. Muslim yang baik selamat lisannya
Rasulullah
bersabda,” Seorang muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan
tangannya.”( Ahmad,2/7086)
Seorang muslim
ibarat lebah, dimana ia hingga tidak pernah membuat onar dan kerusakan. Lebah
akan mengeluarkan madu nan manis yang sangat bermanfaat. Begitulah seorang
muslim, kata-kata yang keluar dari lisannya tidak pernah menyakiti orang lain,
sikapnya menarik dan akhlaknya mulia. Imannya tercermin dari perilaku yang
membuat ketenangan dimanapun ia berada.
Setiap orang yang bertetangga dengan muslim, mereka akan mengambil kebaikan
darinya. Karena muslim yang baik, akan menjadi panutan bagi masyarakat
sekitarnya.
5. Lisan jaminan masuk surga
Rasulullah
bersabda,” Dari Sahl bin Saad Rasulullah bersabda,” Barangsiapa yang dapat
menjamin kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua janggutnya ( lisan
) dan kedua kakinya ( kemaluan ), aku menjaminya dengan surga.( Bukhari,6109)
Surga adalah
dambaan setiap insan, disana kenikmatan abadi disediakan Allah bagi hamba-hamba
–Nya. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi sangatlah menarik hati setiap
orang beriman. Salah satu jaminan dari Allah agar masuk surga adalah terjaganya
lisan dari perkataan yang tidak berguna.
6. Syarat keselamatan
Hadits yang
bersumber dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu ia berkata,” Aku
bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam,” Apakah keselamatan
itu? Beliau bersabda,” Jagalah lisanmu, berlapanglah dirumahmu, tangisis
dosamu.” ( Tirmidzi, hadits Hasan )
Keselamatan adalah
dambaan setiap manusia, ketenangan merupakan impian setiap kita. salah satu
syarat mendapatkan ketenangan dan keselamatan adalah terjaganya lisan. Karena
lisan yang terjaga dari berkata-kata kotor akan menentramkan diri dan manusia
disekelilingnya. Semoga Allah tunjukkan jalan keselamatan itu bagi kita semua.
Amin . fauzan.
beruntunglah mereka yang merahasiakan amalnya
BalasHapus