Menurut bahasa khiyar adalah memilih yang terbaik
diantara dua hal atau lebih.
Secara istilah khiyar adalah hak bagi pihak-pihak
yang melakukan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi
tersebut sesuai dengan syarat dan sebab tertentu ( al fikh al al Islami
madkhal lidirasatihi,458)
Tujuan khiyar
Tujuannya adalah memberikan hak kepada para pihak yang
bertransaksi adar tidak rugi dan menyesal dikemudian hari. Selain untuk
menjamin akad atas dasar kerelaan kedua belah pihak.
Macam-macam khiyar
a.
Khiyar Majlis ( pilihan
berdasarkan tempat )
Yaitu hak para pihak yang bertransaksi
untuk melakukan akad atau membatalkannya selama masih berada ditempat akad akad
dan belum berpisah. Khiyar ini hanya dikenal oleh kalangan Syafiiyah dan
Hanabilah.
Dalilnya adalah:
البَيِّعَانِ بِالِخيَارِ
مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا
“Dua orang yang
melakukan akad jual beli masing masing pihak memiliki hak pilih selama keduanya
belum berpisah badan ( Bukhâri Muslim )
Makna ‘berpisah badan menurut
ulama Syafiiyah diserahkan kepada kebiasaan setempat.
b.
Khiyar syarat ( pilihan
berdasarkan syarat )
Sesuai dengan namanya, kedua belah pihak
yang bertransaksi menyepakati syarat yang mereka kemukakan dalam transaksi.
Misal: Saya akan membeli barang ini
dengan syarat saya berhak meneruskan atau membatalkannya setelah lima hari.
Selama tenggang waktu tersebut, kedua belah
pihak tidak boleh melakukan transaksi dengan barang yang sama kepada orang
lain.
c.
Khiyar ta’yin (
pilihan berdasarkan penentuan barang )
Jika transaksi yang dilakukan dalam banyak
jenis barang, kemudian penjual meminta kepada pembeli untuk memilih jenis
barang yang disenangi.( Al fikhul
Islami wa Adillatuhu,525 )
d.
Khiyar aib
Transaksi dapat dibatalkan jika terdapat
cacat ( aib ) pada objek transaksi.
e.
Khiyar ru’yah
Merupakan pilihan bagi pembeli untuk
menyatakan berlaku atau batalnya jual beli yang dilakukan terhadap satu objek
yang belum dilihat ketika akad.
Hadits nabi:
من اشترى شيئا لم يره
فالبيع جائز وله الخيار إذا رآه ، إن شاء أخذه بجميع الثمن وإن شاء رده
Barangsiapa membeli sesuatu yang belum
dilihatnya, jual belinya boleh, dan ia berhak memilih jika telah melihatnya,
antara mengambil atau menolak ( Nashbur Rayah, 441 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar