زِيادةُ المبْنىَ تَدُلُّ عَلَى زِيَادَةُ المَعْنَى
“Penambahan struktur kata menunjukkan penambahan makna”
Jadi
kata ihsan lebih tinggi maknanya dari kata hasan, meski secara
bahasa bermakna sama yaitu baik.
Allah
SWT berfirman:
وَأَنْفِقُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ
وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. ( Al Baqarah:195)
Makna
ihsan seperti yang Rasulullah SAW sebutkan dalam hadits:
(( سُئِلَ
ياَ رَسُولَ الله ِمَا الإِحْسَان؟ فَقَالَ عَلَيهِ الصَّلاةُ وَالسَّلاَم: أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ كَأَنَّكَ تَراهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ )
Rasulullah
ditanya tentang apakah ihsan, beliau menjawab,”Engkau menyembah Allah
seolah-olah engkau mampu melihat-Nya dan jika kau tak mampu sesungguhnya Allah
melihatmu ( HR. Muslim dari Abu Hurairah )
Yang menarik dari hadits ini adalah
saat Rasulullah ditanya tentang ihsan, beliau tidak menjawab makna ihsan secara
langsung sesuai soal yang ditanyakan, namun beliau menjawab dengan jawaban
bagaimana jalan menuju ihsan dan bagaimana menjadi orang muhsin. Orang muhsin
adalah orang yang bersungguh-sungguh mencapai derajat ihsan.
Maknanya,
jika seseorang tak mampu mencapai derajat ihsan, maka hendaklah ia mencapai
derajat kedua, meyakini bahwa Allah melihat kita, sebuah perasaan selalu
dibimbing dan diawasi Allah dalam segala kondisi.
Allah Subhanahu wataala berfirman:
﴿وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾
“Bekerjalah, maka
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman akan melihat pekerjaan kalian,kemudian
kalian dikembalikan kepada yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib dan yang
nyata, dan kalian akan diberitahu apa yang telah kalian kerjakan dahulu.”( At
Taubah:105)
Ihsan ada
dua dimensi, lahir dan bathin. Ihsan
secara bathin ( ihsanu niyyah ) berarti meluruskan niat, memperbaiki
hati dan menjauhkan diri dari segala penyakit-penyakit hati yang bisa merusak
keimanan, seperti hasad ( dengki ), sombong dan riya ( ingin dilihat
orang ). Orang-orany yang senantiasa membersihakan hatinya maka kelak ia akan
menghadap Allah dalam kondisi jhati yang bersih dna diridhai-Nya.
Ihsan
secara lahiriyah berarti, selalu berusaha melakukan pekerjaan yang dilandasi
perilaku itqan ( sempurna). Shalat yang disertai itqan berarti dilakukan
dari wudhu yang benar,dilakukan diawal waktu dan berjamaah di masjid, khusyuk
dan memperhatikan bacaan shalatnya. Sehingga shalat yang dilakukan bukan hanya
sekedar gerakan belaka namun disertai ketenangan dan kepasrahan kepada Allah
Sang Maha Pencipta. Begitu pula dengan pekerjaan atau ibadah lain dilakukan
dengan sempurna. Innallaha thayibun la yaqbalu illa thayiban (
Allah itu adalah baik dan takkan menerima melainkan yang baik-baik ).
@FauzanProf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar