Dia adalah Syekh, Imam, Bahr Hujjatul Islam, salah satu keajaiban zaman, hiasannya agama, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad At Thusi As Syafi’i Al Ghazali, pemilik banyak karya dan kecerdasan yang tiada tara. Lahir di desa Ghazalah daerah Thus, Iran tahun 450 H.
Orang tua Al Ghazali seorang tukang
tenun yang miskin, dan menyukai ilmu tasawuf, saat meninggal ia berpesan kepada
kawa-kawannya untuk mendidik anak-anaknya yang masih kecil.
Kemudian ia pindah ke
Naisabur, melanjutkan rihlah ilmiyahnya menimba ilmu kepada Imam al Haramain
Abu Al Maali Al Juwaini. Beliau memperdalam fikih dalam waktu singkat,
menguasai ilmu Kalam dan tekhnik berdebat, hingga menjadi pendebat ulung pada
zamannya. Lalu tak berapa lama ia dilirik oleh menteri dan dipercaya untuk
mengatur pola pendidikan di Nizamiyah Baghdad sekitar tahu 480 H dan saat itu
usia beliau adalah 30 tahun. Ia pun mengarang kitab Ushul Fikih, fikih,
Filsafat dan Hikmah, seolah tulisan mengalir tak henti dari otaknya yang
cerdas.
Namun karena kecintaanya
kepada ilmu jabatan yang diembannya membuatnya tidak bernafsu berkuasa, dia
meneruskan kecintaannya pada sifat-sifat zuhud, perbaikan jiwa, ikhlas, lalu ia
mengunjungi Baitul Maqdis dan belajar kepada ahli fikih Nasr bin Ibrahim al
Maqdisi, pemilik Jami’ Al Umawi di Damaskus dan disanalah ia mengarang kitab Ihya
Ulumuddin, Kitab Al Qisthas, Al Arbain dan Kitab Mahk Nadzar.[1]
Fase
Kehidupan Imam Al Ghazali
Kehidupan Imam Al
Ghazali terbagi menjadi tiga fase utama: pertama,fase perkembangan. Pada
fase ini Al Ghazali tumbuh normal layaknya manusia lain. Dipenuhi dengan
semangat menimba ilmu dan menelaah khazanah ilmiyah dari para guru-gurunya.
Fase kedua, masa keraguan, saat Al Ghazali mulai terjun menekuni dunia ilmu
Kalam dan filsafat, hingga ia membantah
dan membongkar teori-teori filsafat dari Yunani yang digawangi oleh Aristoteles
dan karya dari Ibnu Sina yang berjudul Maqashid Al Falasifah. Tak butuh
waktu lama kemudian Al Ghazali menelurkan sebuah karya yang berisi bantahan
terhadap kaum filososfis dalam kitabnya Tahafutul Falasifah (Kerancuan
Filsafat)
Karya-Karya
Imam Al Ghazali
Imam Al Ghazali
menuliskan karya yang begitu banyak dalam beragam disiplin ilmu agama seperti
Fikih, Ushul Fikih, Akidah, Tasawuf, Filsafat dan lain-lain, diantaranya:
a. Al Iqtishad Fil
I’tiqad (Akidah)
b.
Bughyatul Murid Fi Masail At Tauhid (Akidah)
c.
Iljam Al Awam ‘An ilm Al Kalam (Filsafat)
d.
Al Maqshad Al Asna Syarh Asmaul Husna (Tauhid)
e.
Tahafut Falasifah (Filsafat)
f.
Mizan Al Amal
g.
Ihya Ulumuddin
h.
Bidayatul Hidayah
i.
Al Arbain Fi Ushulddin
j.
Kimiya As Saadah
k.
Minhajul Abidin
l.
Al Wasith
m.
Al Musthasfa Fi Ilm Ushul Fikh
n.Syifaul
Ghalil
o.
Al Qishthas
p.
Lubab Nazar
Ada banyak tuduhan
miring dilemparkan oleh orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikiran Imam Al
Ghazali, menuduh beliau Zindiq, terlalu mendalam dalam ilmu Kalam, Ahli
berfilsafat dan tuduhan lainnya, namun beliau tetaplah ulama yang besar,
tuduhan tersebut tidaklah mengerdilkan kemampuan dan karya-karya besarnya bagi
agama islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar