PERINTAH BERTASBIH,
MEMUJI DAN BERISTIGHFAR KEPADA ALLAH
“Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat”. (QS. An Nashr:3)
1.
Tinjauan
Bahasa
فَسَبِّحْ
Maka
bertasbihlah
بِحَمْدِ
رَبِّكَ
Dengan
memuji Rabbmu
وَاسْتَغْفِرْهُ
Mohonlah
ampun kepada Allah
2.
Pendapat
Ibnu Umar Isyarat tentang akhir hayat Nabi Muhammad.
Seperti telah disebutkan
dalam bahasan yang lalu, Ibnu Abbas mengekspresikan bahwa turunnya merupakan
pertanda dekatnya ajal Rasulullah Shalalahu alaihi wasallam, karena Islam sudah
tersebar ke segenap penjuru dan manusia semakin banyak yang masuk Islam,
risalah sudah sempurna diturunkan, dan tugas Rasulullah sudah sebagai penyampai
risalah pun demikian juga. Disamping itu Imam Al Qurthubi menyebutkan pendapat
Ibnu Umar dalam tafsirnya:
(وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: نَزَلَتْ هَذِهِ السُّورَةُ بِمِنًى فِي
حَجَّةِ الْوَدَاعِ، ثُمَّ نَزَلَتْ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي . فَعَاشَ بَعْدَهُمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ثَمَانِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَتْ آيَةُ الْكَلَالَةِ ، فَعَاشَ
بَعْدَهَا خَمْسِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ لَقَدْ جاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ , فَعَاشَ بَعْدَهَا خَمْسَةً وَثَلَاثِينَ يَوْمًا. ثُمَّ نَزَلَ
وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ
إِلَى اللَّهِ ,فَعَاشَ بَعْدَهَا أَحَدًا وَعِشْرِينَ يَوْمًا. وَقَالَ
مُقَاتِلٌ سَبْعَةَ أَيَّامٍ
Ibnu Umar berkata,”Surat
ini turun di Mina pada saat Haji Wada’, kemudian turun setelahnya surat “Al
Yauma Akmaltu Lakum Dinakum (Surat Al Maidah:3) maka Nabi Shalallahu Alaihi
wasallam hidup setelahnya 80 hari. Lalu turun ayat Kalalah (Surat An Nisa:176/
tentang warisan), maka Nabi hidup setelahnya 50 hari, lalu turun ayat “Laqad Ja
akum Rasulun Min Anfusikum (Surat At Taubah:128), maka nabi hidup setelahnya 35
hari, lalu turun ayat,” Wattaqu Yauman Turja’una Fih Ilallah (Surat Al
Baqarah:281) maka Nabi hidup setelahnya 25 hari dan pendapat Muqatil 7 hari.
(Al Qurthubi (671H), Al Jami’ Li Ahkam Al Qur’an, 20/233)
Beliau juga
menyebutkan hadits dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi
wasallam lebih bersungguh-sungguh sejak turun surat ini, hingga bengkak kedua
kaki dalam ibadah, lemah fisik, sedikit senyum, dan banyak menangis. (
Tafsir Al Qurthubi, 20/232)
3.
Perintah
bertasbih, memuji Allah dan Beristighfar
Secara umum
ayat ini memerintahkan untuk bertasbih (mensucikan Allah, ucapan Subhanallah)
memuji Allah (ucapan Alhamdulillah) dan istighfar (ucapan memohon ampun kepada
Allah.
فاشكر ربك، وسبّح بحمده، ونزّهْه عن كل شريك - لما حقّق لك وللمؤمنين
من النصر العظيم - واطلُب المغفرةَ لك ولأمتك من الله تعالى، فإنه يَقْبَلُ
التوبةَ، وبابُه مفتوحٌ دائما للتوابين
“Bersyukurlah
kepada Allah, sucikan Dia dengan bertasbih dan memuji-Nya, sucikan dari segala
macam sekutu, atas pencapaian kaum muslimin berupa kemenangan besar, mintalah
ampun kepadamu dan untuk umatmu, ampunan dari Allah, karena Allah Maha menerima
taubat, pintu taubat selalu terbuka untuk orang-orang yang bertaubat. (Ibrahim
Al Qatan, Taisir At Tafsir, 3/456)
Menurut Ibnu
Asyur, penyebutan antara tasbih dan istighfar secara berurutan dalam ayat ini
merupakan kekhususan, karena kemenangan dan Fathu Mekkah merupakan isyarat
dekatnya ajal Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, dekatnya ajal tersebut
seperti beriring dekatnya tasbih dan istighfar (Tafsir Ibnu Asyur,30/594).
4.
Mengapa
Nabi diperintahkan beristighfar, bukankah beliau sudah diampuni segala dosanya?
Imam Al
Qurthubi menyebutkan beberapa analisanya:
a.
Karena
nabi membaca doa memohon ampunan, karena beliau merasa membatasi diri dalam
menunaikan apa yang semestinya dikerjakan merupakan dosa, apalagi jika
dikaitkan dengan agungnya nikmat Allah.
رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي
كُلِّهِ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَئِي
وَعَمْدِي، وَجَهْلِي وَهَزْلِي، وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ، أَنْتَ
الْمُقَدِّمُ وأنت المؤخر، إنك على شي قَدِير
“Ya
Allah, ampunilah kesalahanku, tindak kebodohanku, sikap berlebihan dalam
seluruh urusanku, dan yang Engkau lebih mengetahuinya. Ya Allah, ampunilah kesalahanku,
kesengajaanku dan kebodohanku, gurauanku, semua itu ada pada diriku. Ya Allah,
ampunilah apa yang sudah aku kerjakan dan apa yang belum, apa yang aku
sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah Dzat Yang mendahulukan dan Engkau
Dzat yang mengundurkan dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
b.
Istighfar
merupakan wujud selalu bergatung seorang hamba kepada Allah, merendahkan diri
dihadapan-Nya, atas terbatasnya melaksanakan perintah dan hak-hak Allah, agar
tidak terputus amal-amalmu.
c.
Istighfar
disini merupakan ibadah yang wajib dilakukan, bukan istighfar memohon ampunan
seperti yang lain.
d.
Istighfar
ini maksudnya pelajaran untuk umatnya agar tidak meninggalkan untuk memohon
ampunan selalu kepada Allah.( Tafsir Al Qurthubi, 20/233)
5.
Nabi
Membaca Doa ini Saat rukuk
Imam Muslim menyebutkan dalam kitab
Sahihnya:
حَدَّثَنَا
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ زُهَيْرٌ: حَدَّثَنَا
جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ
يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ،
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي " يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
Telah
menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim, berkata Zuhair,
telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Manshur dari Abi Dhuha dari Masruq
dari Aisyah ia berkata,” Ketika rukuk, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
memperbanyak membaca bacaan
سُبْحَانَكَ
اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhanaka
Allahumma Wabihamdika Allahumaghfirli,
Maha Suci Engkau, Ya Allah Rabb yang Maha Terpuji, Ya Allah Ampunilah aku”, seperti
diperintahkan dalam Al Qur’an (HR. Muslim Bab Ma Yuqalu inda Ruku’ wa sujud,
No. 484).
6.
Hikmah
Surat
·
Allah
memberikan nikmat yang agung berupa Fathu Makkah dan kota-kota setelahnya dalam
naungan risalah Islam.
·
Fathu
Makkah merupakan puncak sejarah bukti kebenaran tauhid yang diterima oleh
fitrah manusia, karena manusia lahir dalam keadaan fitrah, sehingga mereka masuk
kedalam agama Islam secara berbondong-bondong
·
Fathu
Makkah merupakan rangkaian perjalanan perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan
Islam, yang sebelumnya sudah didahului oleh beragam peristiwa peperangan,
kemenangan dan kekalahan, yang tujuannya menyiapkan mental kaum muslimin untuk
menyambut kemenangan besar.
·
Perintah
untuk mensucikan Allah, memuji-Nya dan memohon ampunan atas dosa dan kekurangan
dalam menunaikan hak-hak Allah, senantiasa berzikir dan bersyukur atas segala
nikmat-Nya.
والله أعلم