Rabu, 10 Juli 2013

Bagaimanakah Mereka Bersama Al Qur’an di Bulan Ramadhan?


Bulan Ramdhan adalah bulan yang secara khusus Allah turunkan Al Qur’an bukan pada bulan lain. Inilah keistimewaan bulan yang dinantikan oleh para pencari ampunan Allah. Bulan terbaik dalam setahun telah dipilih Allah sebagai waktu dan tempat terbaik untuk menurunkan kitab terbaik bagi umat terbaik, yaitu umat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
 
Seperti firman Allah:

  شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.[1]
Al Qur’an sebuah kitab yang berisi tuntunan hidup bagi setiap muslim, membacanya bernilai ibadah. Berpedoman kepadanya tidak akan sesat walau sesaat. Dialah mata air kehidupan ditengah hati-hati yang mati, cahaya ditengah kegelapan jiwa akibat debu dunia.  Bagaimanakah Rasulullah dengan Al Qur’an juga para sahabat dan salafushalih dibulan Ramadhan, berikut ini gambarannya:
1.      Rasulullah membaca dengan pengawasan Malaikat Jibril.

وعن ابن عباس ، قال : " كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن ، فلرسول الله صلى الله عليه وسلم أجود بالخير من الريح المرسلة "

Dari Ibnu Abbas berkata, adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam orang yang paling pemurah, beliau semakin bertambah pemurah dibulan Ramadhan, saat ditemui Jibril, Malaikat Jibril menemui Beliau setiap malam dan membacakan Al Qur’an, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam lebih pemurah dari angin yang berhembus.[2]

2.      Utsman Bin Affan mengkhatamkan Al Qur’an setiap hari.
3.      Said Bin Zubair mengkhatamkan Al Qur’an setiap dua malam sekali dibulan Ramadhan.[3]
4.      Khalifah Al Walid bin Abdul Malik mengkhatamkan Al Qur’an dibulan Ramadhan sebanyak 17 kali.
5.      Imam Al Bukhari mengkhatamkan setiap siang dibulan Ramadhan sekali, dan tiga malam sekali setelah shalat Tarawih.
6.      Imam Syafi’i menamatkan sebanyak 60 kali diluar shalat.
7.      Qatadah mengkhatamkan Al Qur’an setiap 7 hari sekali.
8.      Adz Dzuhri meninggalkan meninggalkan majelis hadits dan ilmu untuk fokus membaca Al Qur’an.[4]
9.      Imam Ahmad menutup seluruh kitabnya hanya untuk membaca Al Qur’an.
Mereka adalah generasi pilihan, yang sangat konsen dengan Al Qur’an di bulan Ramadhan. Sedangkan kini, zaman nan penuh fitnah, kita berharap dan berusaha sekuat tenaga untuk membaca, mentadaburi dan mengamalkan isinya meski dengan keterbatasan yang dimiliki.
Paling tidak beberapa hal ini dapat kita praktekkan sebagai cara untuk menambah kuantitas bacaan kita tanpa meninggalkan kualitasnya, diantaranya:
·         Tetapkan target dalam bulan Ramadhan tahun ini

Masing-masing kita memiliki kemampuan berbeda dalam membaca Al Qur’an, namun dengan memasang target maka fikiran dan aktifitas kita akan terfokus pada target tersebut. misalnya: sekali khatam , dua kali dan seterusnya.

·         Bagi waktu

Tak dipungkiri kesibukan yang dilakukan terkadang menjadi alasan pembenaran. Oleh karena itu bagilah waktu-waktu yang menurut anda bisa maksimal. Contoh: setelah selesai shalat fardhu, setelah subuh, setelah shalat tarawih dan sebagainya.

·         Berjamaah untuk menambah semangat

Jika membaca sendiri menyebabkan kita malas dan cepat lelah, maka membaca bersama keluarga bisa menjadi alternatif dirumah, sehingga saat yang berkualitas manakala pertemuan dengan keluarga saat bersama Al Qur’an.

·         Ingat selalu janji Allah bagi orang yang gemar membaca Al Qur’an

1.      Orang yang gemar membaca Al Qur’an adalah keluarga Allah


عَن أنس بن مَالك قَالَ قَالَ رَسُول الله إِن لله أهلين من خلقه قَالُوا وَمن هم يَا رَسُول الله قَالَ أهل الْقُرْآن هم أهل الله وخاصته

Dari Anas Bin Malik berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari makhluknya, sahabat bertanya: “Siapakah mereka wahai Rasulullah ? Rasulullau menjawab: “ Mereka adalah ahlul Qur’an dan kekhususannya.”[5]

2.       Al Qur’an memberi  syafaat di hari kiamat


عن أبي أمامة رضي الله عنه سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اقروا القرآن فإنه يأتي يم القيامة شفيعا لأصحابه


                                    Dari Abi Umamah – Radhiyallahu Anhu- aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Bacalah oleh kalian Al Qur’an, karena ia akan datang memberi syafaat di hari kiamat.[6] 

            3. Pahala Yang Berlipat Ganda


عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)




[1] Al Baqarah: 185
[2] HR. Bukhari 1812
[3] Adz Dzahabi, Siar Al’lami Nubala 4/51
[4] Ibnu Rajab, Lathaiful Maarif 318
[5] An Nasa’I, fadhailil Qur’an, ( Beirut: Dar Atsaqafa 1413 H,
[6] HR. Muslim no 804

Senin, 08 Juli 2013

Optimalisasi Amal Ramdhan, Mengapa ?



Ramdhan telah datang menyapa, tamu istimewa itu telah tiba di rumah kita kaum muslimin. Kedatangan yang ditunggu-tunggu dengan kerinduan membuncah. Dia membawa beragam oleh-oleh pahala kebaikan. Dari keberkahan, ampunan dan yang paling besar adalah pembebasan dari adzab neraka. Namun demikian masih banyak diantara kaum muslimin yang belum tahu bagaimana seharusnya mereka berpuasa, tak jarang semangat berpuasa hanya diawal-awal bulan. Sementara dipertengahan dan diakhir bulan kesibukan sudah berpindah di pusat-pusat perbelanjaan, aksesoris lebaran, persiapan mudik dan aneka hidangan lebaran. Tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena memang keterbatasan pengetahuan dan naluri hati akan syurga dan ampunan Allah. Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa kaum muslimin dianjurkan untuk mengoptimalkan amal pada bulan Ramadhan, diantaranya:

1.       Kerinduan kepada Allah 
Seorang mukmin dengan keimanan yang benar tentu akan merasakan kerinduan yang sangat besar kepada Allah Subhanahu Wataala, kerinduan mendapatkan ampunan, kerinduan mendapatkan keberkahan, dan kerinduan mendapatkan pembebasan dari neraka. Semua itu terkumpul di bulan suci Ramadhan. Dimana setiap amal kebaikan akan dilipat gandakan Allah subhananu wataala. Namun tidak semua orang bisa memaksimalkannya, karena iman itu bertambah dan berkurang. Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan kita untuk berdoa agar Allah memperbaharui iman ikta selalu.

عن عبد الله بن عمر قال: قال - صلى الله عليه وسلم -: "إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم كما يخلق الثواب فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم" رواه الطبراني والحاكم (صحيح الجامع) .

Dari Abdulah bin Umar berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, sesungguhnya diciptakan didalam hati sanubari kalian seperti pahala. Maka mintalah kepada Allah agar mempaharui iman dihati kalian.[1]

Dunia hanya sementara, apa yang kita miliki pada hakekatnya bukan milik kita, Ramadhan saat kita merasakan kerinduan kepada Allah. Jika kita tidak bisa merindukan Allah pada bulan yang penuh berkah ini, maka pada bulan lain akan lebih sulit.

2.       Bersama orang-orang  baik
Sungguh indah bila kita bisa dikumpulkan bersama orang-orang baik. Mereka adalah saudara seiman, orang-orang yang tidak menaruh dengki dan dendam dengan sesama. Mereka adalah orang-orang yang hanya mengharap keridhaan Allah, tidak riya’, sum’ah atau target keduniaan dalam beramal. Kapan lagi kita bisa berbaur dengan mereka, orang-orang yang Allah muliakan, orang-orang yang rajin shalat berjamaah yang Allah jamin kehidupan mereka. Subhanallah.
Sementara bila bulan lain, kita sangat kesulitan untuk berkumpul dengan orang-orang ahlul masjid dan shalat. Ya tentu dengan berbagai alasan yang terkadang dibenarkan oleh suasana, sibuklah, macetlah, urusan kantorlah dan sebagainya. Semoga kita bisa bersama orang-orang shalih.
Firman Allah:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.[2]


3.       Evaluasi atas dosa-dosa.

Selama setahun tentu banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan kepada Allah. Ibarat cermin yang setahun tidak dibersihkan, tentu banyak debu yang menempel disana. Bulan Ramadhan adalah bulan penyucian dosa-dosa. Ketika Allah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada kaum muslimin yang ingin bertaubat dari dosa-dosa. Inilah saatnya. Seorang mukmin melihat dosanya seperti bukit besar yang hendak menimpa. Seperti sabda Rasulullah:

إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه قاعد تحت جبل يخاف أن يقع عليه وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب مر على أنفه فقال به هكذا" رواه البخاري.
Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosa seolah ia sedang duduk dibawah bukit, khawatir bukit itu menimpanya, sedangkan orang durhaka melihat dosa-dosa seperti seekor lalat yang hinggap dihidung, lalu beliau berkata: Seperti ini “.[3]

Generasi akherat adalah generasi yang selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan meski ia sendiri masih kurang. Seperti pepatah Arab:

ولم أر في عيوب الناس عيبًا كنقص القادرين على التمام
Aku tidak melihat aib manusia kecuali sebuah kekurangan untuk mencapai kesempurnaan.[4]

4.       Ketahui ‘perampok’ menuju Allah

Aneh sepertinya, namun itulah adanya. Siapakah perampok menuju Allah itu? Ialah hawa nafsu yang mengantarkan kepada dosa dan maksiat. Hawa nafsu inilah yang menghalangi diri manusia dengan hatinya.
Firman Allah:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. [5]

Puasa adalah sarana untuk melemahkan hawa nafsu dan mengarahkannya kepada keridhaan Allah Subhanahu wataala, semoga kita dimudahkan Allah. ( fzn)





[1] HR. Thabrani, Al Hakim ( Sahihul Jami’ )
[2]  Al Kahfi:28
[3]  HR. Al Bukhari
[4] Abu Muhammad Ridha Ahmas Shamdi, Al Qawaidul Hisan Fi Asrari Thaah wasti 'dadi Ramadhan,( Jeddah: Maktabah Fahdiyah, 1420H), juz 1 hal 30
[5] Al Anfal: 24