Ramdhan telah datang menyapa, tamu istimewa itu telah tiba
di rumah kita kaum muslimin. Kedatangan yang ditunggu-tunggu dengan kerinduan
membuncah. Dia membawa beragam oleh-oleh pahala kebaikan. Dari keberkahan,
ampunan dan yang paling besar adalah pembebasan dari adzab neraka. Namun demikian
masih banyak diantara kaum muslimin yang belum tahu bagaimana seharusnya mereka
berpuasa, tak jarang semangat berpuasa hanya diawal-awal bulan. Sementara dipertengahan
dan diakhir bulan kesibukan sudah berpindah di pusat-pusat perbelanjaan,
aksesoris lebaran, persiapan mudik dan aneka hidangan lebaran. Tidak bisa
disalahkan sepenuhnya karena memang keterbatasan pengetahuan dan naluri hati
akan syurga dan ampunan Allah. Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa kaum
muslimin dianjurkan untuk mengoptimalkan amal pada bulan Ramadhan, diantaranya:
1.
Kerinduan kepada Allah
Seorang mukmin dengan keimanan yang benar
tentu akan merasakan kerinduan yang sangat besar kepada Allah Subhanahu
Wataala, kerinduan mendapatkan ampunan, kerinduan mendapatkan keberkahan, dan
kerinduan mendapatkan pembebasan dari neraka. Semua itu terkumpul di bulan suci
Ramadhan. Dimana setiap amal kebaikan akan dilipat gandakan Allah subhananu
wataala. Namun tidak semua orang bisa memaksimalkannya, karena iman itu
bertambah dan berkurang. Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan kita untuk
berdoa agar Allah memperbaharui iman ikta selalu.
عن عبد الله بن عمر قال:
قال - صلى الله عليه وسلم -: "إن الإيمان ليخلق في جوف أحدكم كما يخلق الثواب
فاسألوا الله أن يجدد الإيمان في قلوبكم" رواه الطبراني والحاكم (صحيح
الجامع) .
Dari Abdulah bin Umar berkata, bersabda
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, sesungguhnya diciptakan didalam hati
sanubari kalian seperti pahala. Maka mintalah kepada Allah agar mempaharui iman
dihati kalian.[1]
Dunia hanya sementara, apa yang kita miliki
pada hakekatnya bukan milik kita, Ramadhan saat kita merasakan kerinduan kepada
Allah. Jika kita tidak bisa merindukan Allah pada bulan yang penuh berkah ini,
maka pada bulan lain akan lebih sulit.
2.
Bersama orang-orang baik
Sungguh indah bila kita bisa dikumpulkan
bersama orang-orang baik. Mereka adalah saudara seiman, orang-orang yang tidak
menaruh dengki dan dendam dengan sesama. Mereka adalah orang-orang yang hanya
mengharap keridhaan Allah, tidak riya’, sum’ah atau target keduniaan dalam
beramal. Kapan lagi kita bisa berbaur dengan mereka, orang-orang yang Allah
muliakan, orang-orang yang rajin shalat berjamaah yang Allah jamin kehidupan
mereka. Subhanallah.
Sementara bila bulan lain, kita sangat
kesulitan untuk berkumpul dengan orang-orang ahlul masjid dan shalat. Ya tentu
dengan berbagai alasan yang terkadang dibenarkan oleh suasana, sibuklah,
macetlah, urusan kantorlah dan sebagainya. Semoga kita bisa bersama orang-orang
shalih.
Firman Allah:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ
وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan
dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas.[2]
3.
Evaluasi atas dosa-dosa.
Selama setahun tentu banyak sekali dosa dan
kesalahan yang telah kita lakukan kepada Allah. Ibarat cermin yang setahun
tidak dibersihkan, tentu banyak debu yang menempel disana. Bulan Ramadhan
adalah bulan penyucian dosa-dosa. Ketika Allah membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada kaum muslimin yang ingin bertaubat dari dosa-dosa. Inilah
saatnya. Seorang mukmin melihat dosanya seperti bukit besar yang hendak
menimpa. Seperti sabda Rasulullah:
إن
المؤمن يرى ذنوبه كأنه قاعد تحت جبل يخاف أن يقع عليه وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب
مر على أنفه فقال به هكذا" رواه البخاري.
Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosa seolah ia sedang duduk
dibawah bukit, khawatir bukit itu menimpanya, sedangkan orang durhaka melihat
dosa-dosa seperti seekor lalat yang hinggap dihidung, lalu beliau berkata:
Seperti ini “.[3]
Generasi akherat adalah generasi yang selalu berusaha untuk mencapai
kesempurnaan meski ia sendiri masih kurang. Seperti pepatah Arab:
ولم أر في عيوب الناس
عيبًا كنقص القادرين على التمام
Aku tidak melihat aib manusia kecuali sebuah kekurangan untuk mencapai
kesempurnaan.[4]
4.
Ketahui ‘perampok’ menuju
Allah
Aneh sepertinya, namun itulah adanya. Siapakah
perampok menuju Allah itu? Ialah hawa nafsu yang mengantarkan kepada dosa dan
maksiat. Hawa nafsu inilah yang menghalangi diri manusia dengan hatinya.
Firman Allah:
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Ketahuilah
bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. [5]
Puasa adalah sarana untuk melemahkan
hawa nafsu dan mengarahkannya kepada keridhaan Allah Subhanahu wataala, semoga
kita dimudahkan Allah. ( fzn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar