“ Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih? (QS. As Shaff:10)
Tinjauan Bahasa
أَدُلُّكُمْ
Aku tunjukkan
تِجَارَةٍ
Perniagaan,
perdagangan
Yang dimaksud
dengan tijarah (perniagaan) disini adalah:
ما يقدمه المرء من
عمل صالح، لينال به الثواب
“Amal
shalih yang dipersembahkan seorang hamba untuk mendapatkan balasan dari Allah”[1]
تُنْجِيكُمْ
Yang menyelamatkanmu
عَذَابٍ أَلِيم
Azab yang pedih
Kandungan Ayat
Allah subhanahu wata’ala
memanggil dengan panggilan kasih-Nya kepada orang-orang yang beriman, dengan
ungkapan pertanyaan lembut,”Wahai orang-orang yang beriman, maukah kalian Aku
tunjukkan perniagaan selain beruntung besar, juga bisa menyelamatkan kalian
dari azab neraka yang pedih”? Pertanyaan
ini sebenarnya sudah diketahui jawabannya, namun Allah ingin lebih menggugah
hati orang-orang beriman, bahwa perniagaan dengan Allah adalah bisnis yang tak
kan pernah rugi sama sekali.
Ayat ini merupakan jawaban atas
pertanyaan seperti dalam hadits yang bersumber dari sahabat Abdullah bin Salam,
disaat kaum muslimin bertanya kepada nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam
tentang amal perbuatan yang paling dicintai Allah, mereka akan melakukannya,
lalu turunlah ayat ini.[2]
Menurut Imam As Suyuthi, menukil
hadits yang bersumber dari Ibnu Abi Hatim dari sahabat Said bin Zubair:
لما نزلت قَالَ الْمُسلمُونَ: لَو علمنَا مَا هَذِه التِّجَارَة
لأعطينا فِيهَا الْأَمْوَال والأهلين فَبين لَهُم التِّجَارَة
“Ketika ayat
ini turun, kaum muslimin berkata,”Jika kami tahu perniagaan ini, maka kami akan
mempersembahkan harta dan keluarga, lalu Allah menjelaskan perniagaan tersebut.[3]
Imam Ibnu Katsir mendeskripsikan
perniagaan dengan Allah adalah perniagaan yang pasti akan mendapatkan
keuntungan, bukan kerugian. Korelasi dalam perumpamaan amal shalih dengan
perdagangan dalam segi keuntungan,
mereka akan beruntung ibarat keuntungan dalam perdagangan, yaitu masuk syurga
atau selamat dari azab neraka.[4]
Imam ibnu Asyur menyebutkan, kata tanya dalam
ayat ini adalah هَلْ yang funsinya:
وَالِاسْتِفْهَامُ مُسْتَعْمَلٌ فِي الْعَرْضِ مَجَازًا لِأَنَّ
الْعَارِضَ قَدْ يَسْأَلُ الْمَعْرُوضَ عَلَيْهِ لِيَعْلَمَ رَغْبَتَهُ فِي
الْأَمْرِ الْمَعْرُوض
“Kata tanya
yang digunakan dalam ungkapan adalam majaz (perumpamaan). Karena orang yang
memberi penjelasan terkadang bertanya kepada hal yang dipaparkan untuk mengetahui kecintaannya terhadap
perkara yang dipaparkan.[5]
Sedangkan menurut Syekh Wahbah Az Zuhaili ,
kata tanya dalam ayat ini bertujuan untuk menunjukkan kecintaan dan kerinduan (
li targhib wa tasywiq)[6]
Kesimpulan
1.
Allah
menyebut perniagaan, agar hati manusia terpaut kepadanya, karena dalam
pandangan manusia perniagaan mendatangkan keuntungan besar.
2.
Perniagaan
dengan Allah adalah melakukan amal-amal shalih dan kerja-kerja ikhlas
karena-Nya.
3.
Jangan
ragu dengan balasan dari Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
seorang hamba, dan Dia punya cara tersendiri untuk membalasnya.
4.
Keuntungan
terbesar adalah saat manusia dimasukkan kedalam syurga dan diselamatkan Allah
dari azab yang pedih (neraka).
والله
أعلم
[1] Ahmad
bin musthafa Al Maraghi (w.1371), Tafsir Al Maraghi, (Mesir: Maktabah Musthafa
Al Babiy al Halby,1365H) j.28 h.89
[2]
Ibnu Katsir (w.774), Tafsir Ibnu Katsir, Tahqiq:Sami bin Muhamamad Salamah,(Dar
At Thyabah,tt) j.8 h. 112
[3]
Imam As Suyuthi (w. 911 H), Ad Dur al Mantsur,( Beirut: Dar al Fikr) j.8 h. 149
[4] As
Syaukani (w.1250H),Fath al Qadir,(Beirut:Dar ibn Katsir,1414H) J.5 h. 264
[6]
Wahbah Zuhaily, Tafsir al Munir, (Damaskus: Dar al Fikr Mu’ashir,1418H) j.28 h.
174