Ramadhan akan segera berpamitan
dengan kita, ia akan pergi entah kapan
kembali lagi. Tinggallah kenangan indah terukir bersamanya. Dalam buaian
dzikir, shalat, tilawah dan shaum serta qiyamullail dan sadaqah. Namun hati
bertanya-tanya apakah amal-amal yang
sudah dilakukan diterima oleh Allah atu tidak. Semua berharap dengan
harapan seperti tercantum dalam doa:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui".
( Al Baqarah:127 )
Kita juga berharap agar
dikelompokkan Allah dalam golongan orang-orang yang bertakwa.
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Habil berkata, "Sesungguhnya
Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” ( Al Maidah:27 )
Tanda-tanda diterima amal
1.
Amal tidak diterima kecuali jika sah.
Dr. Yusuf Al
Qaradhawi ketika ditanya apa tanda
diterimanya amal, beliau menyebutkan bahwa amal akan diterima Allah manakala
dikerjakan dengan sah, sah ada dua unsur, lahir dan bathin.
Unsur
lahir: Tercukupinya syarat, rukun dan
pelaksanannya berdasarkan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
Unsur
bathin: niat yang ikhlas. Dua hal ini harus dipenuhi jika ingin amal ingin
diterima Allah.
Misal:
seseorang berniat ikhlas melakukan shalat, namun tidak berwudhu, tidak
menghadap kiblat, tidak bisa membaca Al fatihah dengan benar, rukuk dan
sujudnya ‘ngebut’ tidak khusyu maka akan sulit shalatnya diterima.
سئل أبو علي الفضيل بن عياض عن قوله تعالى {..لِيَبْلُوَكُمْ
أيَُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلَا..}[هود:7]،[الملك:2]، قالوا يا أبا علي، ما أحسن
العمل؟ قال أحسن العمل أخلصه وأصوبه، إن الله لا يقبل العمل إذا كان خالصا ولم يكن
صوابا أو كان صوابا ولم يكن خالصا، إنما يقبله إذا كان خالصا صوابا وخلوصه أن يكون
لله وصوابه أن يكون على السنة
Abu
Ali Al fudhail Bin Iyadh ditanya tentang firman Allah: Allah menguji kalian
siapa yang terbaik amalnya. ( Hud:7 ) ( Al Mulk:2 ) mereka bertanya: Wahai Abu
Ali, apakah yang dimaksud dengan ahsanu amala ( amal terbaik ) ia
menjawab : “ Paling baik dan paling ikhlas. Allah tidak akan menerima amal yang
dilakukan meski benar namun tidak
ikhlas, atau sebaliknya amal yang ikhlas namun tidak benar. Amal yang dilakukan
harus sesuai sunnah.
2.
Tidak kembali melakukan dosa
Jika seorang
hamba benci kembali melakukan kemaksiatan dan dosa, ketahuilah bahwa itu tanda
amalnya diterima. Karena orang yang bertaubat sungguh –sungguh terbetik rasa
penyesalan mendalam didalam hatinya, ia bertekad sekuat tenaga agar tidak
kembali terjerumus kedalam kubangan dosa
dan maksiat.
واعلموا
أن فيكم رسول الله لو يطيعكم في كثير من الأمر لعنتم ولكن الله حبب إليكم الإيمان
وزينه في قلوبكم وكره إليكم الكفر والفسوق والعصيان أولئك هم الراشدون [1]
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti
jalan yang lurus, ( Al Hujurat:7 )
Imam Al
Syaukani menyebutkan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan “menjadikan
iman indah dihati” adalah:
جعله أحب الأشياء
إليكم ، أو محبوبا لديكم فلا يقع منكم إلا ما يوافقه ويقتضيه من الأمور الصالحة
وترك التسرع في الأخبار وعدم التثبت فيها
Menjadikan iman sesuatu yang paling kalian cintai, kalian tidak akan
menjatuhkan diri dalam perkara kecuali yang sesuai dengan iman dan amal shalih
serta meninggalkan sifat tergesa-gesa dalam menerima kabar tanpa cek dan ricek
terlebih dahulu. [2]
3.
Bertambah ketaatan
قال الحسن البصرى: "إن من جزاء الحسنة الحسنة بعدها، ومن
عقوبة السيئة السيئةُ بعدها، فإذا قبل الله العبد فإنه يوفقه إلى الطاعة، ويصرفه
عن المعصية، وقد قال الحسن:
"يا ابن آدم إن لم تكن فى زيادة فأنت فى نقصان".
Imam Hasan Al Bashri berkata: “
Sesungguhnya balasan kebaikan adalah kebaikan sejenis setelahnya, dan sanksi
keburukan adalah keburukan setelahnya, jika Allah menerima amal seorang hamba,
maka Dia akan memudahkannya melakukan ketaatan, menjauhkan dari kemaksiatan. Beliau juga berkata: “ Wahai anak Adam, jika tidak
bertambah maka ketaatan kalian akan berkurang.[3]
4
Hati yang bersih
Hati yang
bersih adalah bekal terbaik ketika menghadap Allah, hati yang bersih pula
sebagai indicator diterima amal seseorang atau tidak.
Firman Allah:
يوم لا ينفع مال ولا بنون ( 88 ) إلا من أتى الله بقلب
سليم 89
(yaitu) di hari harta dan anak-anak
laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih, ( As Syuara: 88-89 )
Imam ibnu
katsir menyebutkan:
Pada hari
kiamat tidak berguna lagi harta benda yang berlimpah ketika didunia, juga orang
ataau tokoh sekalipun dimuka bumi, pada saat itu yang berguna adalah iman,
ikhlas dan bebas dari syirik. [4]
قال محمد
بن سيرين : القلب
السليم أن يعلم أن الله حق ، وأن الساعة آتية لا ريب فيها ، وأن الله يبعث من في
القبور .
Muhammad
bin Sirin berkata: “ Al Qalbu As Salim adalah hati yang mengetahui kebenaran
Allah, tidak ragu akan hari kiamat, dan hari kebangkitan dari alam kubur.
وقال سعيد
بن المسيب : القلب
السليم : هو القلب الصحيح ، وهو قلب المؤمن; لأن قلب [ الكافر و ] المنافق مريض ،
قال الله :
( في قلوبهم مرض البقرة
: 10
Said bin
Musayib berkata; “al qalbu As Salim adalah: hati yang sehat dan tidak
berpenyakit, yaitu hati orang mukmin, karena hati orang munafik terindikasi
penyakit. Seperti firman Allah: “didalam hati mereka ada penyakit ( 2:10 )
5.
Selalu mengingat akherat
Kehidupan akherat adalah kehidupan yang
kekal selamanya, tiada bertepi tiada berujung, hanya Allah yang Maha tahu. Orang
–orang yang diterima amal perbuatannya senantiasa mengaitkan segala kehidupan
dunia dengan kesudahan akherat, baik dan buruk pasti ada pertanggung jawabannya
dihadapan Allah.
Firman Allah:
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ
وَأَبْقَى
Padahal kehidupan akhirat itu lebih
baik dan lebih kekal. [5]
وللآخرة
خير لك من الأولى
Dan sesungguhnya hari kemudian itu
lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). [6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar