Percaya atau tidak, acara televisi yang paling heboh dan
update menyiarkan beritanya hanya ada dua, saat Quick Count Pilpres dan mudik.
Mudik istilah yang digunakan untuk pulang kampung secara massal
pada waktu tertentu, biasanya menjelang Idul Fitri. Hanya di Indonesia yang
paling seru. Penduduk yang berasal dari wilayah yang tersebar di pelosok
Indonesia yang mencari peruntungan di kota-kota besar Jakarta utamanya.
Meluangkan
waktu pada moment Idul Fitri, alasannya libur kerja dan libur tahunan, sungguh
indah lebaran di kampung, meski macet berjam-jam dan panas terik, tak terasa. Yang
terbayang adalah wajah kampung halaman tempat beta di lahirkan dan wajah
keluarga ortu terutamanya. Mereka yang telah bekerja di Jakarta atau kota-kota
besar lainnya dengan bangga menunjukkan hasil jerih payah mereka selama
merantau; yang tadinya merantau tak memiliki apa-apa sekarang sudah memiliki
segalanya, yang tadinya tidak punya mobil sekarang sudah beli mobil, motor , hp
baru, baju baru, yang tadinya belum berkeluarg, mereka ingin mengenalkan
keluarga, pacar kepada keluarganya. Semuanya menjadi kebanggaan tersendiri bagi
para pemudik, tak heran ajang mudik hanya di jadikan ajang “ pamer’ kepemilikan
yang lumrahnya disebut Silaturahmi.
Berdasarkan hasil survei, perputaran uang tujuan mudik paling banyak di Jawa Tengah, yakni mencapai Rp 4,44 triliun disusul Jawa Barat Rp 3,24 triliun, Jawa Timur Rp 2,5 triliun, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rp 835 miliar, Sumatera Utara Rp 785 miliar dan Sulawesi Selatan Rp 543 miliar.
Namun sisi ibadah nyaris terlewat saat mudik, sedikit sekali yang melaksanakan shalat lima waktu, alasannya repot di kendaraan dan sebagainya. Apalagi kebanyakan mudik pada akhir Ramadhan, saat terakhir yang penuh berkah saat turunnya lailatul qadar. Banyak sekali kaum muslimin yang menyia-nyiakannya. Hanya untuk bersilaturahmi, atas nama silaturahmi shalat di tinggalkan, korban meninggal terus meningkat. Agaknya mudik harus di atur, tidak hanya mensucikan kata silaturahim tapi mengabaikan yang lain.
Griya Bhakti Asri Depok, 3 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar