Rabu, 10 Mei 2017

MERAWAT NIKMAT HIDAYAH


Petunjuk Allah, itulah hidayah. Petunjuk kepada kebenaran, keimanan, ketaatan, keselamatan, kebaikan dan kebahagiaan dunia akherat. Banyak orang bertanya bagaimana mendapat hidayah? Jawabannya adalah mendekat kepada Sang Pemberi Hidayah.

Terkadang ada orang berkelit saat ditanya, mengapa anda tidak shalat, ia menjawab ringan saja,”Aku belum mendapat hidayah”.
 

Atau seorang wanita muslimah, namun belum berbusana muslimah, saat dinasehati mengapa belum menutup aurat layaknya muslimah, ia menjawab,”Belum siap, belum mendapat hidayah, katanya”.
Karena hidayah tidaklah datang dengan sendirinya, ia datang karena ada sebab. Sebab dalam diri adalah dengan berfikir, merenung atas tindakan yang sudah jauh menyimpang, mengaitkan peristiwa apapun dengan Allah Sang Maha Pengatur.

Ketika seseorang mendapatkan cahaya itu, sontak kenikmatan bermaksiat akan lenyap, teringat telah jauh diri melangkah, jauh dari Allah. Lihatlah bagaimana kisah sang pembunuh 100 jiwa, ia terus mencari hidayah itu, hingga Allah wafatkan dia dalam mencari petunjuk-Nya. Syurga Allah janjikan untuknya, meski ia belum beramal shalih.
Ketika seseorang mendapat hidayah, perlahan ia akan menjauhi bisikan-bisikan keburukan, dan akan membiasakan dengan bisikan-bisikan keimanan, dekat dengan ketaatan dan orang-orang yang shalih, tenang hidupnya.

Rawatlah hidayah itu, dengan terus mendekat kepada Allah, karena jika ia terkotori dengan noda dosa, perlahan cahayanya akan redup, terhalang bisikan hawa nafsu lawamah. Ingatlah usiamu dihadapan Allah.

Firman Allah:

اهدنا الصراط المستقيم

Tunjukilah kami jalan yang lurus (QS. Al-Fatihah: 6)


Gang Haji Sairi
11 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar