Dahsyatnya wanita, begitulah Muhammad Al Ghazali (1917-1996)
berkisah dalam kitabnya ‘Al Mar’atu Fi al-Islam, saat pasukan Persia bergerak
menyerang Jazirah Arab dengan pasukan berjumlah besar, bersiap-siaplah para
pemimpin Arab menjemput mereka bersama pasukan kiriman dari kabilah-kabilah
yang ada.
Sejarah berbicara, pemimpin Arab saat itu adalah Hanzalah
bin Tsa’labah, sosok yang sigap. Segera memerintahkan kaum wanita yang turut
perang agar turun dari Haudaj (gubuk kecil diatas punggung unta) berjalan kaki
bersama suami-suami mereka. Lalu Ia berkata lantang,”Hendaklah kalian wahai
kaum lelaki, berperang didepan istri-istri kalian!”
Tak pelak lagi, teriakan itu membakar semangat kaum lelaki,
jiwa ksatria mereka bangkit, yang semula terbetik gentar di dada, sontak lenyap
berubah menjadi kobaran yang siap melahap apa saja. Apalagi dibelakang mereka
ada istri-istri dan kaum wanita yang secara tak langsung memberi kekuatan.
Lelaki manapun akan berusaha terlihat gagah perkasa nan pemberani di depan
wanita.
Akhir yang bahagia, merekapun menang dengan suka cita,
dengan kemenangan besar tak di nyana-nyana. Berpuluh tahun kemudian, saat bukit
Uhud menjadi saksi, pertempuran besar yang menggetarkan hati, Perang Uhud.
Wanita – wanita Kafir Quraisy berteriak lantang kepada suami-suami mereka:
إن تقبلوا نعانق ونفرش النمارق
أو تدبرو نفارق فراق غير وامق
Jika kalian maju kehadapan perang, pelukan kami tuk
kalian diatas kasur nan empuk
Tapi, jika kalian mundur pengecut, kita kan berpisah
selamanya
Takdir tak dapat ditolak, kaum Musliminpun menelan kekalahan
dalam Perang Uhud, saat pasukan tak mendengarkan arahan sang Baginda
Rasulullah. Itulah wanita, dahsyatnya menggelorakan pria.
Banyak pria jaya
karena wanita, banyak juga terhina karena wanita. Banyak pria bahagia dengan
wanita, jua sebaliknya, banyak masalah gara-gara berurusan dengan wanita,
so,hati-hati dengan wanita.
1 Dzulhijjah 1438H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar