Tak sedikit orang tertipu dengan dunia, isinya merupakan dambaan setiap manusia, padahal dunia itu fana (sementara). Sementara tak banyak orang yang memburu kebaikan akhirat, tentu kebaikan dan kebahagiaan yang tak tergantikan, karena akhirat selamanya kekal abadi.
Firman Allah:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى
“dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.(QS. Ad Duha:4)
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini:
وللدار الآخرة، وما أعد الله لك فيها، خير لك من الدار الدنيا وما فيها
Dan akhirat dan apa saja yang Allah janjikan untukmu, lebih baik dari kehidupan dunia dan sesisinya (Tafsir At Thabari, 24/478)
Oleh karena itu Rasulullah mengajarkan doa kepada para sahabat:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى
“Ya Allah aku memohon petunjuk, ketakwaan, penjagaan dan kecukupan (HR. Muslim)
Ini doa yang mulia, mencakup 4 permintaan besar:
1. Memohon petunjuk (al Huda)
Mengapa perlu memohon petunjuka? Karena Allah yang Maha memberi petunjuk. Petunjuk kebaikan dan ketaatan kepadanya. Karena hidayah bukan ditunggu, hidayah itu dicari dengan akal dan hati. Hidayah juga dijaga dengan amal dan doa. Bagi yang belum mendapat hidayah maka doa ini sebagai jalan semoga mendapat hidayah. Bagi yang sudah mendapat hidayah, doa ini merupakan jalan agar Allah mengistiqamahkan dalam ketaatan.
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki (QS. Al-Qashas:56)
2. Ketakwaan (at-Tuqa)
Memohon agar Allah memudahkan kita dalam melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas, dan memudahkan dalam menjauhi larangan Allah tanpa paksaan. Derifativ kata dari takwa adalah wiqayah artinya pencegahan. Takwa merupakan perintah mulia, dengan takwa orang meraih ketenangan dan kebahagiaan di dunia. Allah akan memberi kemudahan dari kesulitan-kesulitan, bagi orang yang bertakwa.
Firman Allah:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. At Thalaq:2-3)
Firman Allah:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa (QS. At Taubah:4)
3. Penjagaan (al-afaf)
Bermohonlah agar Allah menjagamu dari segala mara bahaya, menjaga dari sakit, menjaga dari sifat-sifat buruk, menjagamu untuk tidak terjerumus kepada maksiat, terlebih lagi dosa-dosa besar. Menjaga panca indera dan seluruh anggota tubuh dan bermohonlah agar Allah menjagamu dari semua yang haram, sumber rezeki haram,kata-kata haram maupun perbuatan yang diharamkan Allah. Semua tak kan terwujud tanpa pertolongan Allah.
4. Kecukupan/kekayaan (al-Ghinaa)
Cukup dan kaya sifatnya relatif, kaya bagi sebagian orang belum tentu kaya untuk sebagian yang lain. Bermohonlah agar Allah mencukupkanmu dengan rezeki-rezeki yang halal. Dengan pekerjaan-pekerjaan yang halal. Karena betapa banyak orang berpaling dari yang halal menuju ke yang haram, lantaran tergiur dengan dunia dan kemewahannya. Buat apa bermewah-mewah di dunia, namun bersumber dari yang haram.
Rasulullah bersabda:
لا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“ Setiap daging yang berkembang dari yang haram, meliankan neraka lebih cocok baginya (HR. Tirmizi)
Rasulullah bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan datang suatu masa, orang tak peduli lagi cara mendapatkan hartanya, halal atau haram (HR. Bukhari).
Kekayaan sesungguhnya ada di dalam jiwa, qanaah (merasa cukup) terhadap pemberian Allah, bersabar atas ujian Allah.
والله أعلم
Depok, 12/02/2021
Fauzan Sugiyono, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar