KHUTBAH IDUL ADHA 1437 H
Perumahan Bukit Asri Cibinong, Bogor
TIGA TELADAN DARI KELUARGA NABI
IBRAHIM
oleh: Ust. Fauzan Sugiyono, Lc. M.H
الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر ...لاإله
إلا الله
والله
أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله
اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا...لاإله إلا الله وحده صدق
وعده ونصر عبده , وأعز جنده وحزم الأحزاب وحده لا إله إلا الله و الله أكبر ألله
أكبر ولله الحمد...
الحمد
لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون,
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
.وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم صلي وسلم على نبيينا ورسلنا محمد وعلى آله
وأصحابه أجمعين أم بعد :
ياأيها
الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.....
يا
أيها الذين آمنوا اتقوالله والتنظر نفس ما قدمت لغد واتقواالله إن الله خبير بما
تعملون ...
يا
أيها الذين آمنوا اتقوالله وقولوا قولا سديدا..يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم
ذنوبكم...ومن يتق الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيماً ..
Allahu Akbar
3X…
Pagi ini memori sejarah kita
teringat kepada tiga sosok manusia agung, Ibrahim, Hajar dan Islamil. Bayangkan
sekitar 4000 tahun yang lalu, mereka berjalan diatas muka bumi sejauh 2000 KM ini hijrah menuju tempat yang
tandus, membuka dan merintis peradaban baru, peradaban ketaatan kepada Allah,
membangun ka’bah yang kini jutaan kaum muslimin sedang melaksanakan ibadah haji
disana, teriring doa semoga mereka menjadi haji nan mabrur dan kembali lagi ke
Indonesia dengan sehat dan kita yang belum haji semoga Allah berikan kemudahan
jalan menuju Baitullah.amiin
Didalam Al Qur’an ada dua sosok Nabi yang diungkapkan Allah dengan
ungkapan Uswatun Hasanah, Yaitu Nabi besar Muhammad Shalallalahu Alaihi wa
sallam dan Nabiyullah Ibrahim Alaihis salam. Sosok pertama adalah Rasulullah
SAW seperti dtercantum didalam Al Qur’an.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sungguh telah ada pada diri
Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang rahmat Allah dan kehidupan akherat dan yang
banyak mengingat Allah”. ( Al Ahzab:21)
Uswatun hasanah adalah teladan yang baik dan shalih dalam kehidupan
rasulullah disegala sisinya ( Tafsir Al Baghawi,6/335).Sosok kedua adalah Nabi
Ibrahim , sejak muda telah menjadi teladan, bahkan keluarganya di abadikan
didalam Al Qur’an:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya…. ( QS. Al Mumtahanah[60]:4)
Imam Ats Tsa’labi menafsirkan
الَّذِينَ مَعَهُ: هم الأنبياء المعاصرون له أو قريباً من عصره،
Orang-orang yang bersamanya adalah mereka para Nabi yang berinteraksi
dengannya atau zamannya berdekatan. ( Tafsir Ats Tsa’labi, 5/418)
A.
Terus berusaha meyakini Allah
Meyakini Allah tidaklah mudah, butuh perjuangan untuk memastikan
dan kesungguhan sampai pada tahap haqul yaqin (keyakinan yang benar).
Sebuah contoh bagaimana Nabi Ibrahim sejak muda sudah mencari
eksistensi Allah yang hendak disembah. Seperti tergambar dalam firman Allah:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ
اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ
الْآفِلِينَ (76)
Tatkala ia melihat bintang dikegelapan malam, ia
berkata: inilah Tuhanku, namun
bintangpun tenggelam, dia berkata: aku tidak suka kepada yang tenggelam” (QS.
Al An’am:76)
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ
بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي
لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)
Tatkala ia melihat bulan ia berkata,” inilah
Tuhanku, bulanpun tenggelam, saat itu ia berkata, jika Tuhanku tak memberi
petunjuk kepadaku niscaya aku termasuk orang yang sesat. (QS. Al An’am:77)
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ
بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ
إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78)
Tatkala melihat matahari terbit ia
berkata,”Inilah Tuhanku yang lebih besar, namun saat matahari tenggelam dia
berkata,”Hai kaumku aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan. (QS.
Al An’am:78)
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ
لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ (79)
Aku menghadapkan wajahku kepada Allah yang
menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dengan mengikuti agama yang
benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik (QS. Al Anam: 79)
Allahu Akbar 3 X…
B.
Taat kepada Allah
Ketaatan kepada Allah tanpa keluh
kesah, sehingga menjadikan nabi Ibrahim nabi yang tergolong Ulul Azmi, dan
mendapat gelar Khalilullah, artinya orang yang mencintai dan dicintai
Allah. Sebuah pelajaran ketaatan yang istiqamah hingga Allah meletakkan cinta-Nya
kepada hamba-Nya. Ketaatan yang dilakukan tentu tidaklah mudah, bak jalan mulus
bertabur bunga. Namun ketaatan yang akan diuji oleh Allah sehingga benar-benar
terpisah antara logam mulia dan sepuhan. Terpisah antara yang baik dengan yang
buruk. Beberapa ujian Allah yang diberikan
kepada Nabi Ibrahim seperti disebutkan
didalam Al Qur’an:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا
يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji
Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan) lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman,”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia”. Ibrahim berkata,”(dan saya mohon juga) dari keturunanku”.
Allah berfirman,” Janji-Ku ini tidak mengenai orang yang zalim”. ( QS. Al
Baqarah: 124)
Menurut Imam Ibnu Asyur, yang
dimaksud dengan “kalimat” dalam ayat ini adalah taklif (pembebanan) perintah
dan larangan Allah kepada nabi Ibrahim. (At Tahrir wa Tanwir, 1/701)
1.
Berdakwah kepada ayahnya (Azar) yang kafir.
Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ
آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ
مُبِينٍ (74)
“Dang ingatlah diwaktu Ibrahim berkata kepada bapaknya,
Azar,”Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. ( QS. Al
An’am:74)
2.
Berdakwah kepada Namrudz yang zalim, yang berakibat dibakar
ditengah api yang menyala.
Perjuangan
dakwah nabi Ibrahim ke istana Namruz mengajaknya untuk menyembah Allah, namun
dibalas dengan hukuman di bakarnya Ibrahim keadalam api yang menyala, namun
Allah selamatkan Nabi Ibrahim, seperti tercantum dalam firman-Nya:
قُلْنَا يَا نَارُ
كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (69)
Kami
berfirman,”Hai api dinginlah dan jadilah keselamatan untuk Ibrahim” (QS. Al
Anbiya:69)
Mengomentari
ayat ini, Ibnu Asyur mengatakan:
فَأَمَرَ
بِإِحْرَاقِهِ لِأَنَّ الْعِقَابَ بِإِتْلَافِ النُّفُوسِ لَا يَمْلِكُهُ إِلَّا
وُلَاةُ أُمُورِ الْأَقْوَامِ
Namruz memerintahkan membakar Nabi Ibrahim, karena
hukuman dengan menghilangkan nyawa tidak dimiliki kecuali oleh para pemimpin
kaum. ( At Tahrir wa Tanwir, 17/105)
3.
Perintah hijrah meninggalkan kampung halamannya, ke sebuah tempat
yang tiada tanaman dan air.
Firman Allah:
رَبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ
ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا
لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37)
“Ya Tuhan kami
sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. ( QS. Al Anbiya: 37)
4.
Perintah menyembelih anaknya, Ismail.
Orang tua mana
yang tega menghabisi anaknya, orang tua mana yang dengan sengaja membunuh
anaknya, harimau yang buaspun tak akan memakan anaknya sendiri, namun itulah
perintah Allah. Lagi-lagi Ibrahim alaihis salam dengan patuhnya melaksanakan
perintah itu. Sejarah mencatat Ibrahim memiliki anak Ismail dari Hajar, pada
saat itu Ibrahim berusia 86 tahun, seperti yang disebutkan oleh Imam Ibnu
Katsir dalam Qashas Al Anbiya. (Qashshasul Anbiya, 1/292)
Firman
Allah:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى
فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)
Maka
tatkala anak itu sampai pada umur sanggup, berusaha bersama Ibrahim, ia
berkata,” Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi aku menyembelihmu,
maka fikirkan apa pendapatmu,”Ia menjawab,”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang
sabar ( QS. Ash Shafat:102)
Ismail adalah simbol, sesuatu yang
dicinta sekian lama, dan boleh jadi sudah mengakar dalam darah dan hati
manusia, Qurbankanlah Ismailmu, karena ia miliki Allah, bukan milikmu, kau
hanya memakai, bukan memilikinya.
Allahu Akbar 3 X….
C.
Pengorbanan
Qurban berasal dari kata qa-ru-ba
artinya dekat, maksudnya qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Lihatlah bagaimana Ibrahim mempersembahkan sesuatu yang paling di cintainya
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Hukum qurban adalah sunnah Muakkad
menurut Jumhur ulama, sedankan menurut Imam Hanafi hukumnya wajib. Menurut Imam
Syafi’i hukum Qurban adalah sunnah Muakkad, akan tetapi Allah membenci orang
yang telah mampu berkurban namun tidak berkurban, tanpa ada uzur syar’i.
sedangkan Imam Nawawi menyebutkan dalam Ar Raudhah, bahwa qurban adalah syiar
islam dan barangsiapa yang mampu, hendaklah ia menjaga syiar-syiar islam
tersebut, sebagai bentuk berbuat baik kepada manusia dengan tujuan mengharap
ridha Allah.
Dalam sejarah keturunan nabi Adam,
bagaimana Habil dan Qabil juga diperintahkan untuk berkurban dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Habil mempersembahkan qurban
terbaiknya, hewan yang sehat dan gemuk serta hasil bumi yang segar dan layak
dionsumsi. Sedangkan Qabil mempersembahkan qurban asal-asalan, hewan yang kurus
dan penyakitan, serta hasil bumi yang jelek dan rusak, maka Allah menerima
qurban Habil yang dipersembahkan dengan segala keikhlasannya.
إن
الله طيب لا بقبل الا طيبا
Allah itu baik, dan tak akan
menerima kecuali yang baik.
Terkait dengan qurban Rasulullah
bersabda
عَنْ
عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تُقُرِّبَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى يَوْمَ النَّحْرِ
بِشَيْءٍ هُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهُ تَعَالَى مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ
“Dari Aisyah RA,
berkata,” Rasulullah bersabda,”Tiada hal yang paling dicintai untuk mendekati
Allah pada hari ini, selain mengalirkan darah hewan Qurban”. ( Al Hakim, Al
Mustadrak Ala Shahihain, no 7523, 4/246)
Keihklasan dalam berkurban sudah
menjadi harga mati, Rasululla mengarahkan kepada kita bahwa Allah hanya akan
menerima amalan sesuai dengan niat baiknya. Dan sekali-kali darah dan daging
itu tak akan sampai kepada Allah, namun ketakwaan sajalah yang akan diterima
Allah.
Firman Allah:
لَنْ
يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى
مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tak dapat mencapai
keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya ( QS. Al
Hajj [22]: 37)
KHUTBAH KEDUA
Allahu Akbar
3X…
Marilah kita berdoa semoga Allah
membimbing kita dalam ketaatan kepada-Nya dan dapat meneladani nabiyullah
Ibrahim Alaihis salam.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ
الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إليها
مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami,
karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami
yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat
kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap
kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala
kejahatan.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ
بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا
بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ
الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ
مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ
مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut
kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan
berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan
pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran,
penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan
jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami
dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami
terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami
orang-orang yang tidak mengasihi kami.
رَبَّنَا
وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami orang tua yang tunduk patuh kepada Engkau
dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat Kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan
mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْ حَجَّهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا
مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan
yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari
azab neraka