Rabu, 03 Agustus 2016

KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR’AN



       
  Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihiwa sallam. Al Qur’an juga merupakan kitab terakhir yang Allah turunkan kepada Khatamul Anbiya Wal Mursalin (Nabi dan Rasul terakhir). Berinteraksi dengan Al Qur’an merupakan ibadah, baik mendengarkan, membacanya, atau membaca terjemahnya, memiliki keutamaan dan keistimewaan bagi mereka yang berusaha menjadikan hidup dibawah naungan Al Qur’an.  

Al Qur’an merupakan petunjuk arah bagi manusia dalam mengarungi perjalanan hidupnya. Al Qur’an pula menerangi kegelapan jahiliyah menuju terang benderangnya siang. Oleh karena itu Allah memerintahkan kita untuk membaca dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Imam An Nawawi, menyebutkan dalam kitab Riyadhus Shalihin hadits-hadits tentang keutamaan membaca Al Qur’an diantaranya:[1]

A.      Orang yang membaca Al Quran akan mendapat Syafaat di Akherat

Rasulullah bersabda:

عن أَبي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «اقْرَؤُوا القُرْآنَ؛ فَإنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ». رواه مسلم.

“Dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu ia berkata,” Aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,” Bacalah Al Qur’an karena kelak, ia akan memberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang membiasakan berinteraksi dengan Al Qur’an)”. HR Muslim, 2/197 no. 804, 252

Hari perhitungan amal, saat manusia harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya selama hidup di dunia. Saat tak ada pertolongan lain selain atas izin Allah. Disitulah Al Qur’an memberikan syafaat kepada orang-orang yang akrab dengannya dahulu saat di dunia. Syafaat ada dua jenis,Pertama Syafaat al Uzma, adalah syafaat Rasulullah untuk memberikan pertolongan dari umat nabi Adam, hingga umatnya Nabi Isa, semua umat meminta pertolongan, namun tak ad nabi dan rasul yang diberikan kewenangan untuk hal itu melainkan Rasulullah. Kedua, Syafaat amal, yaitu syafaat yang dimiliki oleh amal-amal manusia untuk memberikan pertolongan atas izin Allah.

Seperti puasa yang memberikan syafaat kepada pelakunya, orang yang mati syahid bisa memberi syafaat kepada 70 anggota keluarganya, juga orang yang hafal Al Qur’an demikian adanya.


B.      Sebaik-baik Manusia

Orang yang membaca Al Qur’an diberikan kehormatan oleh Allah sebagai orang yang paling baik diantara sekian banyak manusia. Ini adalah kehususan yang dimiliki oleh orang-orang yang gemar membaca Al Qur’an. Rasulullah bersabda:

وعن عثمان بن عفان - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ». رواه البخاري.
“ Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, ia berkata,” Rasulullah bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an” (HR. Bukhari, 6.236, No. 5027)

Muhammad Ali Al Bakri, menyebutkan:

وكان من جملة الصديقين القائمين بحقوق الله تعالى وحقوق عباده على أقصى الطاعة وأكمل الاتباع
“Ia termasuk bersama golongan sidiqin (orang-orang yang benar dan jujur) yang melaksanakan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya dengan ketaatan maksimal dan mengikuti ajaran Allah secara sempurna”.[2]

C.      Derajatnya Setara Dengan Malaikat

Orang yang mahir membaca Al Qur’an, akan dimuliakan Allah, mereka akan bersama dengan para malaikat Allah yang mulia di Syurga. Seperti disebutkan dalam hadits nabi Muhammad bersabda:

 وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ
 بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ  فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ». متفقٌ عَلَيْهِ

“Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata,” Rasulullah bersabda,” Orang yang mahir membaca Al Qur’an derajatnya bersama para malaikat yang mulia, dan orang yang membaca terbata-bata, kesulitan, maka ia mendapat dua pahala”.   (HR. Bukhari,6/206 No. 4937, Muslim, 2/195 No. 798)




D.      Perumpamaan Bagi Orang Yang Membaca AL Qur’an

Rasulullah mengumpamakan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah-buahan yang wangi dan manis rasanya. Seperti disebutkan dalam hadits:

وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ: لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ: ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ». متفقٌ عَلَيْهِ.
“ Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallah Anhu, ia berkata,” Rasulullah bersabda,”Perumpamaan mukmin yang membaca Al Qur’an ibarat buah Utrujah; wangi dan manis rasanya, perumpamaan mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah Tamrah; tidak wangi namun manis, perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti buah Raihanah; wangi namun pahit rasanya, perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seperti Handzalah; tidak wangi dan pahit rasanya”. (HR. Bukhari, 7/99 No. 5427, Muslim, 2/194 No. 797 dan 243)


E.       Parameter kebangkitan Peradaban

Al Qur’an ketika di amalkan maka, energinya bisa membangkitkanperadaban yang hancur, maupun tertidur. Lihatlah bagaimana dahulu Rasulullah memperbaiki peradaban Arab jahiliyah hanya dalam tempo 23 tahun, islam sudah tersebar ke se antero dunia.

Rasulullah bersabda:

وعن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ». رواه مسلم

“Dari Umar bin Khattab, bahwasanya Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Al Qur’an dan mencampakkan yang lain karena Al Qur’an”. ( HR. Muslim, 2/200 No. 817, 269)

F.       Boleh Iri terhadap Ahlul Qur’an

 Rasulullah bersabda,”
وعن ابن عمر رضي اللهُ عنهما، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ حَسَدَ إِلاَّ في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاء اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ». متفقٌ عَلَيْهِ.
       Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Nabi SAW bersabda,” Tiada     hasad kecuali kepada dua golongan,” Seseorang yang       diberikan Al        Qur’an, ia membaca siang dan malam, dan seseorang yang diberikan             harta, lalu ia menginfakkan siang dan   malam”.(Mutafaq Alaih)

G.     Berpahala Besar Satu Hurufnya

                Rasulullah bersabda:

وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَرَأ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا، لاَ أقول: ألم  حَرفٌ، وَلكِنْ: ألِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ». رواه الترمذي
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu, berkata, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dinilai dengan sepuluh kebaikan sejenisnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. HR Tirmizi, ia berkata Hadits Hasan Shahih, No. 2910)

H.      Yang Tidak Membaca Al Qur’an Seperti Rumah Kosong

وعن ابن عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ». رواه الترمذي
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya orang yang tak ada dalam hatinya Al Qur’an, ia seperti rumah kosong.” HR Tirmizi No. 2913

 
I.        Orang Yang Membaca Al Qur’an Disuruh Memilih Sendiri Derajat di Syurga
Rasulullah bersabda:
وعن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا». رواه أَبُو داود والترمذي،
Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash Radhiyallah Anhuma, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, bersabda,” Di katakana kepada para shahibul Qur’an (sahabat Al Qur’an), Baca dan naiklah, seperti kau dahulu baca di dunia, sungguh tempatmu ada pada akhir  ayat yang kau baca”. HR. Abu Daud No. 1464 dan Tirmizi No. 2914


[1] Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, ( Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1428 H) jilid 1 h. 297
[2] Muhammad Ali AL Bakri  As Shidiqi As Syafi’i, Dalil Falilihn, ( Libanon: Dar Ma’rifah, 1425 H)  J. 6 h. 478

Selasa, 31 Mei 2016

KEUNTUNGAN BESAR PERNIAGAAN DENGAN ALLAH




يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”( QS. As Shaff [61]: 12)
·         Tinjauan Bahasa
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
Allah akan mengampuni dosamu
وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ
Allah akan memasukkanmu ke Syurga
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً
(memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik
·         Kandungan Ayat
Ayat ini merupakan ayat yang menggembirakan bagi orang-orang yang berniaga dengan Allah. Salah satu kebahagiaan bagi seorang pedagang adalah ia mendapatkan keuntungan yang besar nan berlimpah. Dengan keuntungan itulah salah satu sisi kebahagiannya terwujud. Seperti sudah penulis uraikan pada ayat sebelumnya, bahwa perniagaan dengan Allah, pasti membawa keuntungan, berbeda dengan bisnis dengan manusia, kadang untung bahkan tak jarang menuai kerugian. Perniagaan dengan Allah adalah, iman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad dengan jiwa dan harta benda yang dimiliki sepenuhnya sebagai modal untuk taqarrub ilallah (mendekati Allah).

 
Keuntungan perniagaan dengan Allah dalam ayat ini adalah sebagai berikut:
1.      Ampunan dosa

Abdurrahman Nashir As Sa’di dalam menafsirkan ayat ini beliau menyatakan:
{يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} وهذا شامل للصغائر والكبائر، فإن الإيمان بالله والجهاد في سبيله، مكفر للذنوب، ولو كانت كبائر.[1]
“ Allah akan mengampuni dosa kalian”, mencakup dosa besar dan kecil, sungguh iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya merupakan penghapus dosa, meskipun dosa-dosa besar”.

 Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa  ayat ini merupakan Jawab as Syart al Muqaddar (jawaban bersyarat tertentu) yaitu,” Jika kalian beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta berjihad dengan jiwa dan harta maka: Allah akan mengampuni kalian, memasukkan kedalam syurga dan mendapatkan tempat mulia di Syurga ‘Adn.[2]

Sedangkan Syekh Muhammad Amin al Armi Al Harari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa balasan berupa ampunan Allah akan didapatkan bagi orang yang beriman serta berjihad di jalan Allah, sedangkan balasan di akherat, Allah akan memasukkannya kedalam syurga.[3]

Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya:

{يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} أَيْ: إِنْ فَعَلْتُمْ مَا أَمَرْتُكُمْ  بِهِ وَدَلَلْتُكُمْ عَلَيْهِ، غَفَرْتُ لَكُمُ الزَّلَّاتِ، وَأَدْخَلْتُكُمُ الْجَنَّاتِ، وَالْمَسَاكِنَ الطَّيِّبَاتِ، وَالدَّرَجَاتِ الْعَالِيَاتِ[4]
“Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian, jika kalian mengerjakan apa yang Aku perintahkan dan aku tunjukkan, Aku juga akan mengampuni dosa, dan akan memasukkan kalian ke surga, akan Aku anugerahkan  tempat mulia dan derajat yang tinggi.”

2.      Masuk Syurga
Merupakan keuntungan kedua yang diperoleh orang-orang yang berniaga dengan Allah, yaitu masuk syurga dengan segala kenikmatannya.

Kenikmatan Syurga Tak Terbayangkan
Imam Muslim menyebutkan dalam kitab sahihnya tentang kenikmatan syurga yang tak terbayangkan oleh siapapun:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، مِصْدَاقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللهِ: {فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [السجدة: 17] –رواه مسلم- [5]
“Dari Abu Hurairah dari Nabi Shalallahu Alaihi wasallam, bersabda,”Allah Subhanahu wataala berfirman,” Aku persiapkan untuk hamba-Ku yang shalih surga yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, tidak juga pernah terbetik dalam hati manusia, sebagai pembenaran atas firman Allah:
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”. ( QS. As Sajdah:17)

Ridha Allah, Kebahagiaan Tak Terkirakan
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ اللهَ يَقُولُ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُونَ: لَبَّيْكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ: هَلْ رَضِيتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: وَمَا لَنَا لَا نَرْضَى؟ يَا رَبِّ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، فَيَقُولُ: أَلَا أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ؟ فَيَقُولُونَ: يَا رَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ؟ فَيَقُولُ: أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِي، فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا [6]
“Dari Abu Said al Khudri bahwasanya Nabi Shalalahu alaihi wa sallam bersabda,” Sesungguhnya Allah berfirman kepada penduduk surga,” Wahai penduduk surga”Mereka pun menjawab,” Labbaik Ya Rabbana, kami sambut panggilan-Mu, Kebahagiaan dari-Mu dan kebaikan ada di tangan-Mu, lalu Allah berfirman,” Apakah kalian ridha?” mereka menjawab,” Bagaimana kami tidak ridha, Wahai Allah, Engkau telah memberi apa yang tidak diberikan kepada seorangpun dari ciptaan-Mu,”. Allah berfirman,” Maukan kalian aku berikan yang lebih utama dari semua itu?”, mereka menjawab,” Wahai Allah, apakah yang lebih utama dari semua itu?, Allah berfirman,” Aku halalkan atas kalian Ridha-Ku, Aku tak kan pernah murka lagi selamanya”.

3.      Tempat mulia di Syurga ‘Adn

Beberapa ayat berikut ini menggambarkan tentang kenikmatan Surga ‘And yang Allah gambarkan di dalam Al Qur’an:

Kenikmatan di dalam Surga ‘Adn:

Firman Allah:
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ (52) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ (53)
50. Yaitu surga ‘And yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka
51. Di dalamnya mereka bersadar pada dipan-dipan sambil meminta buah-   buahan yang banyak dan minuman-minuman (di surga itu).
52.Dan di samping mereka ada bidadari-bidadari yang redup pandangannya dan sebaya usianya
53.Inilah yang dijanjikan kepadamu di hari perhitungan. ( QS. Shad [38]:50-53)

Pakaian Penduduk Surga ‘And

Firman Allah:
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“ Surga  ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, mereka diberi perhiasan dari gelang-gelang emas, dan mutiara dan pakaian mereka dari sutra”. ( QS. Fathir [35]:33)

Dan masih banyak lagi ayat serta hadits yang menggambarkan surga dan kenikmatannya, tak cukup rasanya untuk diurai dalam lembaran ini, membuat kita rindu dan bergetar hati akan kenikmatan yang Allah sediakan bagi orang-orang shalih dengan bekal beriman dan berjihad dijalan Allah, semoga Allah masukkan kita kedalam Surga-Nya, Amiin.

·         Kesimpulan
1.      Allah menjanjikan keuntungan bagi siapa saja yang berniaga dengan-Nya
2.      Modal iman dan berjihad dengan jiwa dan harta, merupakan transaksi menguntungkan dengan Allah
3.      Surga begitu indah yang disediakan bagi orang-orang beriman, dengan kenikmatan yang tak terbayangkan sebelumnya.

والله أعلم




[1] Abdurrahman Nashir As Sa’di, Taisir al Karim ar Rahman Fi Tafsir Kalam al Mannan, ( Muassasah Ar Risalah, 1420) j. 1 h. 860
[2] Jalaluddin As Suyuthi (911)  dan Jalaluddin al Mahalli (864) (, Tafsir Jalalain,( Cairo: Dar al Hadits, tt) j. 1 h. 740
[3] Muhammad Amin al Armi Al Harari, Hadaiq Ruh wa Raihan, ( Beirut: dar Tuq an Najah, 1421H) j.29 h. 263
[4] Imam Ibnu Katsir, Tafsir al Qur’an al Azim, Jilid 8 ( Dar Tayibah, 1420) h. 112
[5] Imam Muslim, Sahih Muslim, Jilid 4  ( Beirut: Dar Ihya Turats) h.  2174 No. 2824
[6] Imam Muslim, Sahih Muslim, h. 2176 No.  2829