Al Qur’an ibarat GPS ( Global Positioning System )
dalam ilmu telekomunikasi, bahkan lebih
dari itu ia sebagai navigator arah hidup setiap muslim. Tingkat keakuratan
data Al Qur’an melebihi akuratnya data
dan frekuensi alat ciptaan manusia. Al Qur’an memancarkan cahaya iman,
gelombang petunjuk dan sinyal-sinyal kebenaran kepada seluruh manusia diatas
permukaan bumi. Cahaya Al Qur’an tak akan padam oleh badai, banjir
bandang, gempa bumi dan musibah. Sinyalnya akan senatiasa full, baik ketika
diruangan maupun dialam bebas. Rambu-rambu Al Qur’an akan selalu mengarahkan
pengguna jalur iman kearah kebenaran dan keselamatan dunia Akherat.
Sinyal Petunjuk
Alah Subhanahu wataala menyebutkan didalam firman-Nya:
ذَلِكَ
الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al
Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.[1]Adakah diantara kita yang mau mengambil petunjuk Al Qur’an ataukah kita lebih tertarik mengambil petunjuk dari selain Al Qur’an dan berpaling darinya?
Al Qur’an menjadi petunjuk khusus bagi orang mukmin, sementara selain mukmin mereka tidak dapat mengambil petunjuk Al Qur’an. Karena petunjuk ini adalah kekhususan bagi kaum mukminin, jika kaum kafir pun dapat mengambil petunjuk dengan Al Qur’an maka apa bedanya kaum muslimin dan kafir?[2]
Ketika kaum msulimin mengambil petunjukd ari Al Qur’an mereka akan selamat begitupula sebaliknya ketika mereka meninggalkan Al Qur’an mereka tanpa arah hidup dan tujuan yang pasti.
Sinyal Ancaman Pedih bagi Yang Berpaling
Firman Allah:
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ
بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ
آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126)
“Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (QS.
Thaha [20] : 124 -126).
Imam Ibnu Katsir menyebutkan
di dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan berpaling dari peringatanku
adalah:
أي: خالف أمري، وما أنزلته على رسولي،
أعرض عنه وتناساه وأخذ من غيره هداه
Menentang perintah
Ku dan dari apa yang telah Aku turunkan
kepada Rasul Ku, berpaling dari Al Qur’an dan berpura pura lupa serta mengambil
petunjuk selain Al Qur’an.[3]
Adapun makna penghidupan yang sempit seperti disebutkan
oleh Imam At Thabari dalam tafsirnya adalah sebagai berikut:
·
Menurut Ibnu Abbas
كلّ مال
أعطيته عبدا من عبادي قلّ أو كثر، لا يتقيني فيه، لا خير فيه، وهو الضنك في
المعيشة
Setiap harta yang Aku berikan kepada hamba Ku, banyak
atau sedikit membuat tidak tenang dan tidak ada kebaikan didalamnya.[4]
·
Menurut Muhammad Ismail
Ash Sharari
Makna penghidupan sempit adalah: العمل الخبيث، والرزق السيئ. : Pekerjaan
yang haram dan rezeki yang buruk.
·
Menurut Hautsarah bin
Muhamad Al Munqari
Makna penghidupan yang sempit adalah: يضيق عليه قبره حتى تختلف أضلاعه.
( Disempitkan
kuburnya hingga tulang belulang berserakan )
·
Menurut Abu Hurairah
·
Makna penghidupan yang sempit adalah seperti yang
disebutkan dalam hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam:
عن أبي هريرة، عن رسول
الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: " أتَدْرُونَ فِيمَ أُنزلتْ هَذِهِ الآيَة(
فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى )
أتَدْرُونَ مَا المعيشَةُ الضَّنْكُ؟ " قالوا: الله ورسوله أعلم، قال:
عَذَابُ الكافرِ فِي قَبْرِهِ، والَّذِي نَفْسِي بَيَدِهِ أنَّه لَيُسَلَّطُ
عَلَيْهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ تِنِّينا، أتَدْرُونَ ما التِّنِينُ: تسْعَةٌ
وَتسْعُونَ حَيَّه، لكلّ حَيَّه سَبْعَةُ رُءُوسٍ، يَنْفُخُونَ فِي جِسْمِهِ
وَيَلْسَعُونَهُ وَيخْدِشُونَهُ إلى يَوْمِ القِيامَةِ ".
Dari
Abu Hurairah dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, bersabda: Tahukah
kalian tentang apa ayat ini diturunkan ? tahukah kaliah apakah maisyatan dank a
( penghidupan yang sempit )? . mereka menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih
mengetahui. Rasul berkata: “ Itu adalah adzab kubur bagi orang-orang kafir. Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, mereka
dililit 99 tinnin, tahukah kalian tinnin ? yaitu 99 ekor ular setiap ekor
memiliki 7 kepala, menyemburkan bisa dan menggigit mereka hingga hari kiamat.[5]
Sinyal
Keberuntungan Bagi Yang Berpedoman
Ketika Al Qur’an menjadi pedoman, maka seorang muslim akan
hidup sesuai dengan apa yang diarahkan oleh Al Qur’an. Disaat Al Qur’an memerintahkan untuk memakan makanan
halal, seorang muslim akan segera mempraktekkannya, hikmahnya adalah makanan
halal akan berpengaruh kepada fikiran dan tindak tanduk seseorang. jika sumber
yang dimakan adalah halal, maka perilakunya mengarah kepada sesuatu yang halal
dan benar begitu sebaliknya.
disaat Al Qur’an memerintahkan berbuat adil, ia segera
melaksanakannya, disaat Al Qur’an memerintahkan shalat, ia segera melaksanakan segala yang di
perintahkan oleh Al Qur’an. Hidup bersama
Al Qur’an membuat hidup penuh dengan keberkahan, keberuntungan dunia dan
akherat. ( fzn )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar