Dilihat dari titik perbedaan, maka al-hamd ( pujian) itu lebih umum
daripada syukur dari satu sisi. Tetapi syukur pun lebih umum daripada al-hamd
, di sisi lain:
1.
Kata al-hamd ( memuji ) lebih
umum dari kata al-syukr ( berterimakasih ) dilihat dari apa yang terjadi padanya. Kata al-hamd
digunakan ketika mendapat ni’mat dan musibah dari Allah,
sementara kata syukur hanya digunakan ketika mendapat ni’mat saja.
2.
Kata al-syukr lebih
umum dari kata al-hamd dari segi perangkat penggunaannya. Syukur bisa
melalui lisan dan hati serta anggota tubuh (fisik); syukur lisan, syukur
amalan, dan syukur ma’nawi (batin). Sebagaimana dikatakan dalam sya’ir:
أفادتكم النعماء
منى ثلاثة يدي ولسانى والضمير المحجبا
“Nikmat paling berharga yang telah kalian
peroleh dariku ada tiga macam; yaitu melalui kedua
tanganku, lisanku dan hatiku yang tidak tampak ini”.
Sementara al-hamdu hanya diekspresikan dengan
kata-kata.
3.
Perbedaan antara al-hamd dan al-syukr dalam hal antonimnya; al-hamd ( memuji ) lawannya adalah
mencela, sementara kata al-syukr ( terimakasih ) lawannya
kufur ( ingkar ).
Imam Ismail bin Hammad al-Jauhari seorang
pakar bahasa dalam karyanya al-Shihah mengatakan bahwa perbedaan antara
kata al-hamd dan al-syukr adalah, bahwa kata al-hamd dilawankan
dengan kata al-dzam (celaan) sementara kata al-syukr dilawankan
dengan al-kufr (pengingkaran). Kata al-Tahmid lebih kuat maknanya
daripada kata al-hamd, kata al-hamd lebih umum maknanya daripada
kata al-syukr, dan kata al-madh lebih umum maknanya daripada kata
al-hamd.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar