Beragam
aktifitas manusia di dunia nyaris tak bisa terungkap dengan tulisan. Ada yang
baik, terus berusaha baik. Ada pula yang tenggelam dalam keburukan, dosa dan
maksiat, asik menikmati, sampai ajal tiba-tiba menjemput tak sadar.
Awali Amal Dengan Niat
Syekh Abdul Qadir Al Jailany (w560 H) dalam Kitab Al-Fathur Rabbani
menyebutkan, orang yang bertakwa dalam ibadahnya tidak memaksakan diri, karena
apa yang dilakukan lahiriahnya, sama seperti bathinya:
التقي لا يتكلف عبادة الحق لأنها صارت طبعه, فهو يعبد
الله بظاهره وباطنه من غير التكلف
“Orang bertakwa tidak memaksakan diri dalam ibadah dan kebenaran, karena
sudah menjadi kebiasaannya, ia beribadah secara lahir dan bathin tanpa
memaksakan diri” (Kitab Al Fathur Rabbani Wal FaidhuRahmani, hal 45)
Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Setiap
amal tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan dibalas sesuai apa yang diniatkannya
(HR. Bukhari Muslim)
Barangsapa yang beramal dengan niat karena Allah, maka Allah akan
membalasnya dengan kebaikan dan pahala, namun barangsiapa yang beramal bukan
karena Allah, maha ia tak akan mendapatkan balasan apapun disisi Allah, kosong percuma.
Wanita Pezina yang diampuni dosanya
Hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى
رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا
فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا
بِذَلِكَ
“Seorang
wanita pezina diampuni oleh Allah. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan
lidahnya di sisi sebuah sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan. Si wanita
pelacur tersebut lalu melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Lalu dia
mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya ini, dia
mendapatkan ampunan dari Allah” (HR. Al Bukhari no.3321, Muslim
no.2245).
Pelajaran dari hadits diatas adalah:
- Jangan menjustifikasi nasib orang sekarang sebelum tahu akhir hayatnya
- Jangan sombong dengan ketakwaan diri sendiri dan merendahkan para pendosa, mereka adalah objek untuk taubat dan memperbaiki diri bukan dihakimi.
- Allah Maha mengampuni siapa saja yang dikehendaki-Nya
- Namun jangan salah kaprah juga, dengan mengatakan tidak apa apa berbuat maksiat asal terus berbuat baik kepada manusia, tanpa ada keinginan taubat.
Pentingnya
akhir yang baik
Rasulullah
bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِيمِ
Nilai amal ada di penghujungnya (HR. Ibnu Hibban, Ahmad)
Akhir hayat adalah sebuah misteri bagi siapa saja, karena mutlak milik
Allah, manusia hanya berdoa dan berharap agar finish dalam hidup ini husnul
khatimah. Karena hati adalah milik Allah, Dia yang Maha Kuasa untuk membolak
balikkannya. Berdoalah selalu agar kita di luruskan dalam agama hingga akhir.
Kisah Hafizh Qur’an yang Murtad
Imam Ibnu Katsir mengisahkan kejadian dalam kitabnya Al Bidayah Wa
Nihayah, J 11 h 64)
Tentang seorang tabiin yang bernama Abdah bin Abdurrahim, meski terdapat
perselisihan pendapat dengan Ibnul Jauzy, tentang sosok yang diceritakan. Saat seorang yang hafiz quran terpedaya oleh
kecantikan wanita Nasrani Romawi. Wanita itu yang akhirnya menyebabkan sang
hafiz qur’an murtad. Sampai ketika kaum muslimin menemuinya, “apa yang tersisa
dari hafalannmu? Sang hafizh itu menjawab:
رُبَمَا
يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat)
menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.”
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا
وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang
dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui
(akibat perbuatan mereka). (QS. Al Hijr: 2-3).
Hikmahnya:
· Jangan terlena dan jangan takabur dengan apa yang dimiliki.
·
Selalu berdoa agar wafat husnul Khatimah
======
Jumat yang gendung, 19/02/2021
Abu Nawa, Lc