Hati bisa membatu...
Hatipun bisa sakit...
Seperti badan manusia lainnya, penyakit hati sangatlah
variatif seperti penyakit yang menimpa tubuh. Berbanding lurus dengan kekuatan panyakit yang
menyerang dan pertahanan internal dari hati itu sendiri. Jika penyakit lebih
kuat dan pertahanan hati pun kuat, maka pengaruh penyakit itu tidaklah banyak. Namun
sebaliknya jika pertahanan hati lemah, penyakit sekecil apapun bisa berakibat
fatal.
Akibat dari penyakit yang menyerang hati pun bermacam-macam,
dari noda yang mengotori, keras membatu
dan paling parah adalah hatinya mati, tertutup dari kebenaran. Naudzubillah min
dzalik.
Tanda-tanda hati yang keras
Hati yang keras bermacam-macam ciri dan tandanya, paling
tidak sebagai berikut:
1.
Malas beribadah
Salah satu tanda orang yang memiliki hati
keras malas beribadah, tidak peduli dengan seruan adzan meski tempat tinggalnya
tidak jauh dari masjid. Orang seperti
ini meskipun dia melakukan shalat, ia melakukannya tidak tenang dan jauh dari
sifat khusyuk.
Mereka itulah yang di sebutkan Allah di
dalam Al Qur’an:
وَلاَ يَأْتُونَ
الصَّلاَةَ إِلاَّ وَهُمْ كُسَالَى وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ
dan mereka tidak mengerjakan shalat,
melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan
dengan rasa enggan. [1]
Imam At Thabari ketika menafsirkan ayat ini
beliau berpendapat:
لا يأتونها إلا متثاقلين
بها لأنهم لا يرجون بأدائها ثوابًا، ولا يخافون بتركها عقابًا، وإنما يقيمونها
مخافةً على أنفسهم بتركها من المؤمنين، فإذا أمنوهم لم يقيموها
“ Mereka
tidak melakukan shala melainkan dengan berat, karena tidak mengharap pahala
dari pelaksanannya, tidak takut adzab bila meninggalkannya, akan tetapi
kekhawatiran menghinggapi diri mereka karena kaum muslimin. Jika kaum muslimin
tidak ada mereka tidak melakukan shalat. Mereka berinfak pun karena terpaksa[2]
2.
Tidak tersentuh dengan ayat
Al Qur’an atau nasehat
Ketika hati sudah membatu, ia tidak akan
mendengarkan nasehat kebaikan, sesungguhnya nasehat terbaik adalah Al Qur’an.
Orang yang hatinya keras malas membaca Al
Qur’an, malas mempelajarinya dan malas berkumpul dan menghadiri dengan majelis-majelis Al Qur’an
dan pengajian-pengajian, dengan nasehat mereka jauh, dengan Al Qur’an mereka
acuh.
Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ
ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan barang siapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.[3]
Syekh Sayid At Thantawi ketika menafsirkan
ayat ini mengatakan:
فى الدنيا فلا طمأنينة له
، ولا انشراح لصدره ، بل صدره ضيق لضلاله ، وإن تنعم ظاهره ولبس ما شاء ، وأكل ما
شاء ، وسكن حيث شاء ، فإن قلبه ما لم يخلص إلى اليقين والهدى . فهو فى قلق وحيرة
وشك ، فلا يزال فى ريبة يتردد فهذا من ضنك المعيشة
“ Didunia tidak memiliki
ketenangan dan kelapangan hati, bahakan hatinya sempit, meski memiliki
kenikmatan fisik, mengenakan pakaian, makan dan bertempat tinggal sesuka
hatinya. Sungguh hatinya tidak memiliki keyakinan dan petunjuk, ia dalam
kondisi selalu resah gelisah, galau dan tidak tenang, itulah kesempitan hidup.[4]
3.
Tidak tersentuh dengan
kejadian sekitarnya seperti kematian, sakit ataupun bencana alam.
أكثروا ذكر هاذم اللذات } [الترمذي
وحسنه]
Perbanyaklah kalian mengingat pemutus
kenikmatan ( mati ).[5]
Kematian akan datang menjelang tanpa
disadari, ketika ruh terpisah dengan jasad, maka selesailah kehidupan dunia
ini, mulailah gerbang akherat didaki. Setiap manusia akan mempertanggung
jawabkan atas apa yang telah diperbuat selama didunia. Jika baik akan mendapat
balasan yang setimpal, jika buruk pun akan mendapat balasan yang setimpal. Seseorang
tidak akan memikul beban dosa orang lain. Firman Allah:
وَلَا
تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
“Dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain [6]
Orang yang berhati keras tidak akan
tersentuh dengan hal ini.
4.
Gemar bermaksiat
Setiap manusia ada potensi kebaikan dan
keburukan sekaligus, tinggal dirinya sendirilah yang bertanggung jawab, kea rah
mana akan menuju. Kepada kebaikan atau kepada keburukan dan maksiat. Maksiat yang dilakukan oleh anak Adam pada
dasarnya ibarat debu yang mengotori hatinya, hati yang terkukung dengan maksiat
lama kelamaan akan berkarat dan mengeras.
Sabda Rasulullah:
إذا أذنب العبد نكت
في قلبه نكتة سوداء ، فإن تاب صقل منها ، فإن عاد زادت حتى تعظم في قلبه ، فذلك
الران الذي ذكره الله - عز وجل - ( كلا بل ران على قلوبهم
“Jika seorang
hamba melakukan dosa, ada titik hitam dihatinya, bila bertaubat maka
terlepaslah noda itu, jika ia kembali melakukan dosa maka titik hitam itu akan
kembali dan bertambah besar dihatinya, itulah noda yang disebutkan Allah dalam
ayat:[7]
Sekali-kali tidak (demikian),
Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. ( Al
Muthaffifin:14 )
5.
Terlalu berlebihan dalam
masalah dunia
Dunia ibarat fata morgana, dikejar seolah
tak bertepi. Didiamkan seolah merayu. Itulah
dunia. Orang yang berlebihan dalam masalah dunia hatinya lama kelamaan akan
mengeras dan membatu.
Dunia hanyalah kesenangan yang melenakan.
Firman Allah:
وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور
6.
Berteman dengan teman yang
buruk perangai
Sahabat yang buruk dapat mempengaruhi
sahabt yang lain, solah jika berteman dengan pedagang minyak wangi maka bau
harum akan tercium, begitu pula sebaliknya. Maka pandai-pandailah memilih
teman.
7.
Makan harta haram.
Harta yang haram akan menghalangi terkabulnya doa, membuat hati menjadi keras dan malas melakukan amal kebaikan. Karena harta yang haram hanya akan melahirkan fikiran-fikiran haram sejenis.
Obat hati yang keras
1.
Mengingat Allah ( Dzikrullah
)
2.
Ingat mati
3.
Berteman dengan orang
shalih
4.
Kerjakan ibadah
5.
Cukup dengan dunia
6.
Makan makanan yang halal
7.
Bertaubat