Pengertian Puasa
Secara Bahasa puasa berasal dari
kata:
صام-يصوم-صوما
Artinya sama dengan الإمساك atau menahan
Sedangkan secara istilah, puasa
adalah:
والصوم في الشرع:
هو التعبد لله سبحانه وتعالى بالإمساك عن الأكل والشرب والجماع وسائر المفطرات -
مع اقتران النية به - من طلوع الفجر الثاني إلى غروب الشمس؛ وتمامه وكماله باجتناب
المحظورات، وعدم الوقوع في المحرمات، لقوله صلى الله عليه وسلم : «مَنْ لَمْ
يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» (أخرجه البخاري في صحيحه))
Secara syariat, puasa adalah taabud (ibadah)
kepada Allah dengan menahan makan, minum, jima’ dan hal-hal yang membatalkan
puasa diikuti dengan niat bermula dari terbitnya fajar kedua hingga terbenam
matahari, bagian dari kesempurnaan puasa dengan menjauhi larangan dan tak
terjatuh dalam perkara haram, berdasarkan hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam, “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan amalan keji, Allah
tak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya”. (Sahih Bukhari, lihat
Tafsir Al Qurthubi, 2/269)
Hukum Puasa Ramadhan
Hukum puasa Ramadhan adalah wajib, berdasarkan
dalil dari Al Qur’an, Hadits dan Ijma’ Ulama.adapun dalil dari Al Qur’an
tentang wajibnya puasa adalah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, telah
diwajibkan untuk kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”.(QS. Al Baqarah:183)
Ibnu Asyur dalam tafsirnya mengatakan bahwa
lafaz كُتِبَ dalam
ayat diatas untuk menunjukkan makna wajib[1].
sehingga hukum puasa Ramadhan adalah wajib. Selain ia juga merupakan rukun
islam yang ke empat dari lima rukun islam. Barang siapa yang meninggalkannya
secara sengaja ia dihukumi kafir.
Puasa
Orang-Orang Terdahulu
Dalam Bibel sendiri, bertebaran
kisah puasa para nabi terdahulu bertaburan dalam Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Puasa pada masa Nabi Musa: "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa...” (Imamat 23:27, Bilangan 29:7; bandingkan: Imamat 16:29-31, 23:32).
Nabi Daud berpuasa dengan tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Samuel 12:16). Bahkan ia bertaqarrub kepada Allah dengan puasa sampai badannya kurus: “Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya” (Mazmur 109:24).
Nabi Yunus berpuasa selama 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17). Pada masanya, orang-orang Niniwe berpuasa selama 40 hari 40 malam dengan tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:1-10).
Orang-orang Israel pada massa Samuel berpuasa untuk bertaubat kepada Tuhan (I Samuel 7:6) dan berkabung (I Samuel 31:13; II Samuel 1:12).
Ester berpuasa selama 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Ester 4:16); Nabi Zakharia diperintah Tuhan untuk berpuasa (Zakharia 7:5); Nehemia berpuasa ketika berkabung (Nehemia 1:4); Daniel juga berpuasa (Daniel 9:3); Yoel berpuasa bersama penduduk negerinya (Yoel 1:14).
Selain berpuasa dengan tidak makan dan tidak minum, Bibel juga mencatat puasa dengan cara lain: Nabi Ayub berpuasa 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13); Puasa Elia berpuasa dengan berjalan kaki selama 40 hari 40 malam ke gunung Horeb (1 Raja-raja 19:8); Daniel berpuasa dengan hanya makan sayur dan minum air putih selama sepuluh hari (Dan 1:12).
Kitab Perjanjian Baru juga banyak mencatat amalan puasa, antara lain: Puasa Senin-Kamis setiap pekan yang dilakukan oleh orang Farisi pada masa Yesus (Lukas 18:12); Yohanes pembabtis berpuasa dengan tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18); Hana seorang nabi perempuan tidak pernah meninggalkan ibadah puasa dalam rangka bertaqarrub kepada Tuhan (Lukas 2:36-37); Paulus berpuasa selama 3 hari 3 malam dengan cara tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah Para Rasul 9:9); Jemaat mula-mula berpuasa untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2-3); dan lain-lain.[2]
Puasa pada masa Nabi Musa: "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa...” (Imamat 23:27, Bilangan 29:7; bandingkan: Imamat 16:29-31, 23:32).
Nabi Daud berpuasa dengan tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Samuel 12:16). Bahkan ia bertaqarrub kepada Allah dengan puasa sampai badannya kurus: “Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya” (Mazmur 109:24).
Nabi Yunus berpuasa selama 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17). Pada masanya, orang-orang Niniwe berpuasa selama 40 hari 40 malam dengan tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:1-10).
Orang-orang Israel pada massa Samuel berpuasa untuk bertaubat kepada Tuhan (I Samuel 7:6) dan berkabung (I Samuel 31:13; II Samuel 1:12).
Ester berpuasa selama 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Ester 4:16); Nabi Zakharia diperintah Tuhan untuk berpuasa (Zakharia 7:5); Nehemia berpuasa ketika berkabung (Nehemia 1:4); Daniel juga berpuasa (Daniel 9:3); Yoel berpuasa bersama penduduk negerinya (Yoel 1:14).
Selain berpuasa dengan tidak makan dan tidak minum, Bibel juga mencatat puasa dengan cara lain: Nabi Ayub berpuasa 7 hari 7 malam tidak bersuara (Ayub 2:13); Puasa Elia berpuasa dengan berjalan kaki selama 40 hari 40 malam ke gunung Horeb (1 Raja-raja 19:8); Daniel berpuasa dengan hanya makan sayur dan minum air putih selama sepuluh hari (Dan 1:12).
Kitab Perjanjian Baru juga banyak mencatat amalan puasa, antara lain: Puasa Senin-Kamis setiap pekan yang dilakukan oleh orang Farisi pada masa Yesus (Lukas 18:12); Yohanes pembabtis berpuasa dengan tidak makan dan tidak minum (Matius 11:18); Hana seorang nabi perempuan tidak pernah meninggalkan ibadah puasa dalam rangka bertaqarrub kepada Tuhan (Lukas 2:36-37); Paulus berpuasa selama 3 hari 3 malam dengan cara tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kisah Para Rasul 9:9); Jemaat mula-mula berpuasa untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah Para Rasul 13:2-3); dan lain-lain.[2]
Puasa Dalam Hadits
Rasulullah menyebutkan tentang
puasa dalam haditsnya, yaitu tentang rukun islam beliau menyebutkan:
عن
أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت رسول الله
صلى الله عليه وسلم يقول : ( بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله
إلا الله ، وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة ، وإيتاء الزكاة ، وحج البيت ،
وصوم رمضان ) رواه
البخاري ومسلم(
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin
Khattab Radhiyallahu Anhuma berkata,” Aku mendengar Rasulullah bersabda,” Islam
dibangun atas lima dasar,” Syahadat tiada sesembahan selain Allah, dan bersaksi
Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan
berpuasa Ramadhan”. ( HR. Bukhari Muslim)