هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ (9)
“Diallah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. (QS. As Shaff: 9)
Tinjauan Bahasa
دِينِ الْحَقِّ
Agama yang benar
لِيُظْهِرَهُ
Memenangkan, menolong
Kandungan
Ayat
Allah Subhanahu wata’ala
yang telah mengutus para Rasul-Nya, dengan membawa petunjuk, menuntun jalan
hidayah, membentangkan jalan kebenaran, memberi kabar gembira dan
memperingatkan akan datangnya azab yang pedih bagi siapa saja yang ingkar akan
kebenaran yang dibawa oleh para Rasul-nya. Agama yang benar adalah Islam. Islam
adalah agama yang mengajarkan tunduk hanya kepada Allah dan menaati
perintah-perintah serta menjauhi larangan dalam koridor kebenaran.
Muhammad bin Muhammad al
Khatib menerangkan dalam tafsirnya,
{وَدِينِ الْحَقِّ} الإسلام؛ الذي هو حق كله
{لِيُظْهِرَهُ} ليعليه {عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ} اسم جنس؛ أي ليظهره على سائر
الأديان
“Yang dimaksud dengan agama
yang benar adalah Islam, yang semuanya berisi kebenaran, dan Allah akan menolong agama islam dari seluruh
agama yang lain, kalimat Ad Din adalah ismul Jinsi ( Kata Benda
Jenis) yang fungsinya utk menerangkan makna mayoritas (istighraq)[1].
Imam At Thabai dalam tafsirnya menukil hadits yang bersumber dari
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
وروي عن عائشة -رضي الله عنها-
قالت: سمعت رسول الله-صلى الله عليه وسلم- يقول: «
لا يذهب الليل والنهار حتى تعبد اللات والعزى،
فقلت: يا رسول الله، إن كنت لأظن حين أنزل الله: هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ
الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ »
أن ذلك تام، قال: إنه سيكون من ذلك ما شاء الله ثم
يبعث الله ريحا طيبة فتوفى كل من كان في قلبه مثقال حبة من خردل من إيمان، فيبقى
من لا خير فيه فيرجعون إلى دين آبائهم
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata,” Aku
mendengar Rasulullah bersabda,”Tidaklah berlalu siang dan malam hingga berhala
Lata dan “Uzza disembah, Aku bertanya,” Wahai Rasulullah, dalam bagaimana
dengan dugaanku saat Allah menurunkan firman-Nya,” “Diallah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya
di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”. Bukankah itu
Kesempurnaan? Rasulullah menjawab,” Akan terjadi kesempurnaan Islam sesuai
kehendak Allah, lalu allah mengirimkan angin yang baik, kemudian wafatlah
setiap orang yang masih memiliki iman di hatinya meski hanya seberat biji
kecil, lalu yang tersisa adalah orang yang tiada kebaikan dalam dirinya, dan mereka
kembali kepada agama nenek moyangnya”.[2]
Allah
Akan Memenangkan Islam Diatas Agama Lain
Imam
Thahir bin Asyur menyebutkan bahwa agama islam akan Allah menangkan dari agama
agama lain, hingga Islam tersebar keseluruh dunia, ketahuilah bahwa kabar ini
adalah optimisme yang Allah berikan kepada umat Islam yang akan menang dari
agama lain, seperti dahulu agama Nashrani yang tersebar hingga Konstatinopel
Kesultanan Romawi. Namun segalanya berproses hingga agama islam tersebar ke
seluruh penjuru dunia.[3]
Imam As
Sa’di dalam tafsirnya menyebutkan:
ليعليه على سائر الأديان،
بالحجة والبرهان
Meninggikan
Islam dari sekian agama, dengan hujjah
(bukti) dan tanda kebenaran [4](burhan)
Bentuk Penjagaan
Allah Terhadap Agama Islam
1. Menjaga sumber hukum islam
Sumber
hukum islam yang senantiasa terjaga adalah Al Qur’an. Allah akan menjaga selalu
Al qur’an sepanjang masa keaslian dan hukum-hukum didalamnya, banyaknya
majelis-majelis Al Qur’an dan para Hufaz serta orang-orang yang mendalami
ilmu-ilmu Al qur’an adalah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al Qur’an.
firman
Allah:
“Sesungguhnya
Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Kami yang akan menjaganya” (QS. Al Hijr:9)
2. Muncul Pembela-Pembela Agama Islam
disetiap zaman
Seiring
dengan terjaganya Al Qur’an tentu ada orang atau golongan yang senantiasa
menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai Al Qur’an. Rasulullah
bersabda:
لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ
“Masih akan terus ada satu kelompok pada umatku, mereka akan tetap
berada di atas kebenaran sampai hari kiamat datang”.
[HR Bukhari dan Muslim].Terkait golongan yang membela kebenaran, Imam Nawawi menyebutkan beberapa pendapat:
-
Menurut Imam
Bukhari, mereka adalah ahli ilmu, kaum yang mencintai ilmu
-
Menurut imam
Ahmad, “Jika mereka bukan ahli hadits, maka aku tidak tahu siapa mereka”.
-
Fudhail
binIyadh,” Yang dimaksud oleh Imam Ahmad adalah Ahlus sunnah wal jamaah”.
Imam Nawawi berkata;
وَيَحْتَمِل
أَنَّ هَذِهِ الطَّائِفَة مُفَرَّقَة بَيْن أَنْوَاع الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُمْ
شُجْعَان مُقَاتِلُونَ، وَمِنْهُمْ فُقَهَاء، وَمِنْهُمْ مُحَدِّثُونَ، وَمِنْهُمْ
زُهَّاد وَآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَاهُونَ عَنْ الْمُنْكَر، وَمِنْهُمْ أَهْل
أَنْوَاع أُخْرَى مِنْ الْخَيْر، وَلَا يَلْزَم أَنْ يَكُونُوا مُجْتَمَعِينَ بَلْ
قَدْ يَكُونُونَ مُتَفَرِّقِينَ فِي أَقْطَار الْأَرْض
“Kemungkinan
yang dimaksud dengan golongan kebenaran mereka tersebar dalam berbagai type
kaum muslimin, mereka ada pada pasukan pemberani, ahli fikih, ahli hadits,
orang zuhud, para penyeru kebenaran yang melakukan amar ma;ruf nahy munkar, dan
para pelaku kebaikan lain, tidak harus terkumpul pada satu golongan khusus,
namun tersebar di seantero jagat.( An Nawawi, Syarh Sahih Muslim,13/67)
3. Bisyarah (kabar gembira) dari nabi
Rasulullah bersabda:
ليبلغ
هذا الأمر مبلغ الليل والنهار، ولا يترك الله بيت مدر ولا وبر إلا أدخله الله هذا
الدين بعز عزيز أو بذل ذليل، يعز بعز الله في الإسلام، ويذل به في الكفر
“Agama
ini akan sampai keseluruh penjuru, bak siang dan malam, Alla tidak meninggalkan
sebuah rumah melainkan akan dimasuki agama ini dengan kekuatan islam atau
dengan melemahnya kekufuran”. ( HR.
Hakim)
والله أعلم
[1]
Muhammad bin Muhammad al Khatib w. 1402H, Audhah Tafasir, )
Mesir:Maktabah Mishriyah,1383) juz 1 h. 684
[2]
HR. Muslim, Kitab Fitan wa Asyrat as Sa’ah, no, 2907, Al Hakim, Al Mustadrak
‘Ala Shahihaini, Kitab al Fitan wa al Malahim,no. 3578
[3] Muhammad
Thahir bin Asyur w.1393H, At Tahrir wa Tanwir,( Tunis: Dar Tunis Lin
Nasyr,1984) j. 28 h. 192
[4] Abdurrahman
Nashir As Sa’di, Taisir Al Karim Ar Rahman Fi tafsir Kalam al Mannan, (Muassasah
Ar Risalah: 1420 H), Tahqiq:Abdurrahman bin Ma’lla Al Luwaihiq, j.1 h. 859