Lidah tak
bertulang, begitulah
pepatah mengatakan, sebagai gambaran betapa luka yang diakibatkan lidah lebih
lama sembuh dari pada luka diakibatkan senjata tajam. Banyak orang
tersakiti secara tidak sengaja karena
lidah yang ‘ keceplosan’. Ringan ketika mengucapkan namun besar efek yang
ditimbulkannya. Sehingga seseorang yang
menulis sesuatu, padahal belum jelas baginya benar atau salah lalu menyebarkan ‘keburukan
orang lain tersebut ’ melalui media hukumnya sama dengan mengatakan sesuatu yang belum jelas duduk persoalannya, bisa jadi ia
berdosa. Analogi yang bisa ditarik adalah efek yang ditimbulkan dari tulisan itu sangatlah besar, orang lain
bisa tertuduh padahal belum terbukti secara legal formal.
Oleh karena
itu seseorang dapat menjadi mulia karena ucapan lisannya bahkan sebaliknya seseorang
menjadi tercela dan hina karena tidak dapat menjaga lisannya meski secara.
Rasulullah Shalalahu
Alaihi Wasalam telah mengingatkan kita akan bahaya lisan. Diantara hadits-
hadits tentang menjaga lisan adalah sebagai berikut:
1.
أكثر خطايا بن آدم في لسان
“ Paling banyak dosa anak Adam disebabkan
karena lidah “ ( HR. Thabrani )
2.
عن أبي هريرة رضي اللّه عنه عن النبي
صلى اللّه عليه وسلم قال: "مَنْ
كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أوْ لِيَصْمُتْ"
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa
Sallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah ia berkata baik atau diam”. ( HR. Bukhari Muslim )
3. عن أبي موسى الأشعري
قال: قلتُ يا رسولُ اللّه، أيُّ المسلمين أفضلُ؟ قال: "مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ
مِنْ لِسانِهِ وَيَدِهِ".
Dari Abu Musa Al Asy’ari berkata, aku bertanya kepada Rasulullah: “Wahai
Rasulullah, muslim terbaik seperti apa?. Beliau bersabda: “ Dia adalah orang
yang kaum muslimin selamat dari lisan
dan tangannya.” ( HR. Bukhari Muslim )
4.
عن أبي هريرة، عن النبيّ صلى اللّه
عليه وسلم قال: "إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ
اللَّهِ تَعالى ما يُلْقِي لَهَا بالاً يَرْفَعُ اللَّهُ تَعالى بها دَرَجاتٍ،
وَإنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِنْ سَخْطِ اللَّهِ تَعالى لا يُلْقِي
لَها بالاً يَهْوِي بِها في جَهَنَّمَ" صحيح
البخاري
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda:”
Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat tanpa disadari, yang
menyebabkan ridha Allah dan diangkat
derajatnya, sesungguhnya seorang hamba mengucapkan perkataan yang mengundang
murka Allah tanpa disadari, hingga menyebabkan ia dimasukkan ke neraka
Jahannam. ( HR. Bukhari )
5.
عن سفيان بن عبد اللّه رضي اللّه عنه قال: قلت: يا رسول اللّه! حدّثني
بأمر أعتصم به، قال: "قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ" قلت: يا
رسول اللّه! ما أخوف ما يخاف عليّ؟ فأخذ بلسان نفسه ثم قال: "هَذَا". رواه الترمذي
والنسائي وابن ماجه قال الترمذي: حديث حسن صحيح.
Dari Sofyan bin Abdillah Radhiyallahu Anhu, berkata: Ya Rasulullah,
beritahukan kepadaku sebuah perkara yang aku dapat berpegang teguh kepadanya.
Rasulullah bersabda: “Katakanlah Rabbku adalah Allah, lalu istiqamahlah. Aku berkata:
“ Ya Rasulullah apakah yang Engkau takutkan ? lalu beliau memegang lidahnya dan
berkata. “ ini ‘. ( HR. Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah,Tirmidzi berkata Hasan
Sahih )
6.
عن عقبة بن عامر رضي اللّه عنه قال: قلتُ يا رسولَ اللّه، ما النجاة؟ قال: "أمْسِكْ عَلَيْكَ
لِسانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ على خَطِيئَتِكَ" قال الترمذي: حديث
حسن.
Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu Anhu
berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah” Ya Rasulullah apakah kesuksesan itu?. Beliau
bersabda:” Jagalah lidahmu, tenanglah di rumahmu, tangisilah dosa-dosamu. ( HR.
Tirmidzi )
7.
وعن الحسن البصري قال "كانوا يقولون"إن لسان المؤمن وراء
قلبه فإذا أراد أن يتكلم بشيء تدبره بقلبه ثم أمضاه بلسانه، وإن لسان المنافق أمام
قلبه، فإذا هم بشيء أمضاه بلسانه ولم يتدبره بقلبه" رواه الخرائطي في مكارم
الأخلاق.
Dari Hasan Al Bashr berkata:
orang-orang berkata: “Lisan seorang mukmin ada dibelakang hatinya, jika ia
hendak mengatakan sesuatu, ia fikirkan terlebih dahulu baru diungkapkan denga
lisan. Sedangkan lisannya orang munafik ada didepan hatinya, jika ia ingin
mengatakan sesuatu ia katakana saja tanpa difikirkan terlebih dahulu oleh
hatinya (dari Kharaiti dalam Makarim Al Akhlak )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar