Kematian adalah satu fase yang akan
dilalui oleh setiap manusia setelah kelahiran dan kehidupan didunia. Ia adalah
pintu masuk pertama menuju kehidupan akherat yang berakhir dengan surga dan
neraka. Ia juga akan menyapa kesetiap insane yang bernyawa, besar, kecil, tua,
muda, kaya, miskin, pejabat, rakyat biasa, penguasa dan jelata. Semua akan
merasakan kematian.
Firman Allah
كلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ
النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( Al Imran:185 )
Imam
Al Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah menggambarkan kematian
dengan ungkapan “Dzaiqah “ yang artinya merasakan. Maksudnya setiap
manusia akan merasakan kematian seperti halnya hewanpun merasakannya.[1]
Muhammad Abu Zahrah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan:
وهنا إشارة بيانية أخرى
رائعة هي أنه أسند ذوق الموت إلى النفس، ولم يسنده إلى الشخص؛ لأن النفس روح،
والشخص جزءان جسم ونفس، وإن النفس تبقى بعد مفارقة الجسم، فهي التي تذوق الموت،
كما ذاقت الحياة الدنيا.
Disini
isyarat lain yang begitu jelas nan indah. Allah mengaitkan “ rasa “ dengan jiwa
dalam kematian, bukan kepada badan. Karena jiwa adalah ruh. Badan memiliki dua
bagian yaitu fisik dan jiwa. Jiwa inilah yang akan kekal setelah terpisah dari
fisik jasad. Jiwa inilah yang akan merasakan mati. seperti ia merasakan hidup
didunia. [2]
Persiapan Menuju Kematian
Kematian itu harus dipersiapkan seperti halnya kita mempersiapkan
kehidupan. Kematian ibarat sebuah perjalanan yang panjang dengan jarak yang
sangat jauh, tentu bekal dan perlengkapan yang dipersiapkan sebanding
dengannya. Terkadang manusia tidak mau tahu tentang kematian, ia tidak
mempersiapkan untuk menghadapi kematian. Diantara persiapan untuk menghadapi
kematian adalah:
·
Iman
Iman adalah bekal bagi setiap manusia yang hendak
menempuh kematian. Iman adalah bekal terbaik agar manusia dapat selamat dari
kematian yang berakhir buruk ( suul khatimah ). Dengan membawa iman,
manusia akan mudah menghadapi pertanyaan dialam kubur. Ketika malaikat bertanya
tentang siapa Tuhanmu, Nabi, Kitab dan agama apa yang dianut, maka iman akan
menjawabnya dengan benar, ia mendapat nikmat kubur hingga hari kiamat.
Sementara orang-orang yang tidak memiliki iman, ia tidak dapat menjawab
pertanyaan malaikat dialam kubur, ia kebingungan ia kalut, karena iman tidak
dianutnya, Allah tidak disembah, Kitab Al Qur’an tidak dibaca, Rasulullah tidak
dikenalnya, agama hanya buat mainan saja. Alangkah celakanya ia.
Iman pula lah yang dapat menyelamatkan seseorang dari
dahsyatnya sakaratul maut. Seperti hadits yang disebutkan oleh Aisyah
Radhiyallahu Anhu, ketika Rasululla menjelang wafat, Aisyah mengusap wajah
Rasulullah dengan air, beliau berkata:
لا إله
إلا الله إن للموت سكرات [البخاري
وفي لفظ أنه كان يقول
عند موته: (اللهم أعني على سكرات الموت) أحمد والترمذي وحسنه الحاكم
“ Tiada Illah
selain Allah, sesungguhnya kematian adalah sekarat”. [3]
Rasulullah lalu mengucapkan doa: “Ya Allah bantulah aku dalam sakaratul maut.[4]
Sungguh dahsyatnya sakaratul maut pun dirasakan oleh
Rasulullah Shalallahu alihi wa Sallam, manusia paling suci. Apakah lagi dengan
kita?
Iman kunci menghadapi sakaratul maut.
Sabda Nabi:
حدثني إسحاق
بن عبد الله بن أبي طلحة الأنصاري ، عن أبيه ،
عن جده - رضي الله عنه - قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - : " من قال : لا إله إلا الله دخل
الجنة ووجبت له الجنة
Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Abdillah bin Abi Talhah Al
Anshari, dari ayahnya dari kakeknya, berkata, telah bersabda Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam: “Barangsiapa yang mengucapkan la ilaha illallah , wajib
baginya mendapat surga. [5]
·
Amal Shalih
Setelah iman, bekal kedua adalah amalan shalih, karena iman yang
benar akan memancarkan sinarnya dalam bentuk amal shalih. Amal yang bersifat
wajib seperti shalat, puasa, zakat dan ibadah haji. Adapula amalan yang
bersifat sunnah seperti sadaqah, jihad, mengajarkan ilmu, menolong sesama,
menyantuni fakir, menjamin hidup anak yatim dan sebagainya.
Terkait dengan amal shalih ada baiknya kita renungkan firman Allah:
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan
mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.[6]
Imam Al Izz bin Abdis Salam ketika menafsirkan ayat ini beliau
menyebut:
{أَحْسَنُ عَمَلاً} أتم عقلاً أو أزهد في
الدنيا أو أورع عن محارم الله وأسرع في طاعته مأثور أو أكثر ذكراً للموت وحذراً
منه واستعداداً له.
Ahsanu amala ( sebaik-baik amal ) adalah yang paling sempurna
secara akal, paling zuhud terhadap dunia, paling terjaga dari yang diharamkan
Allah, paling cepat dalam ketaatan, dicontohkan, paling banyak mengingatkan
kepada kematian dan bersiap-siap untuknya. [7]
·
Hati
yang bersih
Hati yang bersih adalah hati yang tidak ternoda oleh
penyakit dan dosa. Hati yang bersih bisa membedakan antara haq dan bathil, ia
juga terjaga dari dosa-dosa karena senantiasa membersihkannya. Hati adalah raja,
jika hati baik dan bersih maka baik dan bersihlah seluruh perbuatannya, jika
hati kotor maka buruk dan kotorlah seluruh perbuatannya.
Sabda Nabi:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ
وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah didalam tubuh ada segumpal daging, jika baik
maka baiklah seluruh amal perbuatannya, jika buruk maka buruklah seluruh amal
perbuatannya, ketahuilah ia adalah hati.[8]
Pada hari tidak berharga harta dan anak-anak, melainkan
orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
·
Lunasi
hutang-hutang
Hutang akan ditagih oleh si pemiliknya, jika di dunia
kita bisa bebas maka daikherat akan diperhitungkan Allah subhanahu wa taala. Rasulullah
tidak mau menyolatkan jenazah yang masih memiliki tanggungan hutang sampai ada
ahli waris atau pihak yang menanggungnya. Semoga kita terbebas daris segala
hutang
·
Berdoa
agar husnul khatimah
Setiap kita hendaklah sering berdoa agar Allah
menganugerahkan kepada kita wafat dalam keadaan husnul khatimah. Wafat dengan
diridhai Allah, diterima sebagai hambanya yang taat. Meninggal dalam kondisi
shalat dan ibadah, meninggal ketika berjihad, meninggal ketika sedang membela
kebenaran dan sebagianya. Semoga Allah anugerahkan kita husnul khatimah, amin.fzn
[1] Al
Qurtubi w 671H , Al Jami’ li Ahkamil Qur’an ( Kairo: Darul Kutub, 1964)
juz 4 .297
[2]
Muhammad Abu Zahrah 1394 H, Zahratu Tafasir ( Dar al Fikr Al Arabi ) juz
3 h. 1535
[3]
HR. Bukhari
[4] HR.
Ahmad, Tirmidzi, Hakim ( beliau menghasankan )
[5] Al
Hakim, Mustadrak ala Sahihain.
[6] Al
Mulk: 2
[7] Izzuddin
Bin Abdis Salam 660H, Tafsirul Qur’an, ( Beirut: Dar Ibn Hazm ) j.3h.340
[8] HR.
Bukhari Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar