ALLAH MAHA PEMBERI RASA AMAN
·
Nash
Ayat
أَأَمِنْتُمْ
مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (16)
أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ (17)
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit
tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?
“Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di
langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu
akan akan mengetahui bagaimana ( akibat mendustakan) peringatan-Ku “. (QS.Al
Mulk:16-17)
·
Pendahuluan
Saat kita merasa takut ketahuilah bahwa ada tempat
paling aman untuk berlindung dan bermohon pertolongan, Dia lah Allah Dzat Yang
Maha Memberi Aman. Orang-orang mukmin akan selalu berinteraksi dengan sumber
rasa Aman beribadah dan berharap hanya kepada-Nya, Dia lah Allah. Sementara orang-orang kafir
mereka akan menjauhi Allah, beralih kepada selain-Nya, padahal Dia lah Allah Pemberi Aman. Tiada
keamanan, kenyamanan, kedamaian dan keamanan hakiki melainkan dengan kembali
kepada Allah dengan sebenarnya.
·
Tinjauan Bahasa
أَأَمِنْتُمْ
Sudah
amankah kamu
Pola
istifham (pertanyaan) dalam ayat ini menunjukkan ungkapan “heran” bagi
kaum yang masih saja merasa aman dari azab Allah meski mereka menyimpang dari
perintah Allah dan membangkang. (Muhammad Sayid Thantawi,Tafsir Al
Wasith,15/21)
أَنْ يَخْسِفَ
Ditelan,
gempa
حَاصِبًا
Badai
berbatu
·
Kandungan
Ayat
Ayat ini merupakan pertanyaan yang Allah ajukan kepada
orang-orang kafir yang mendustakan ayat ayat Allah bahwa mereka tak akan aman
selama keingkaran masih bercokol di hati. Karena Allah yang Maha Memberi Aman,
Dia juga yang Maha Menghilangkan Rasa Aman bagi orang-orang yang tak
henti-hentinya mengerjakan larangan Allah, namun ingkar akan
perintah-perintah-Nya. Mereka enggan mendengarkan peringatan yang di dakwahkan
oleh para Rasul-Rasul-Nya. ( Tafsir At Thabari,23/513)
Balasan bagi orang-orang selalu ingkar kepada aturan
Allah adalah kelak mereka akan merasakan pedihnya azab saat langit menurunkan
hujan batu yang bergerak bak awan berarak ( Abu Ubaidah Ma’mar Bin Matsani Al
Bashri, Majazul Qur’an, 3/262)
Juga seperti azab yang menimpa kaum nabi Luth yg menyimpang
dari fitrah manusia dengan menyukai sesama jenis dengan ditimpakan badai
bercampur batu dan kerikil. (Ghayatul Amani Fil Kalami ar Rabani,1/200)
Bersambung …..