Minggu, 18 September 2016

BELAJAR DARI IBRAHIM ALAIHIS SALAM



KHUTBAH IDUL ADHA 1437 H 
Perumahan Bukit Asri Cibinong, Bogor

TIGA TELADAN DARI KELUARGA NABI IBRAHIM

oleh: Ust. Fauzan Sugiyono, Lc. M.H


الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر ...لاإله إلا الله
والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا...لاإله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده , وأعز جنده وحزم الأحزاب وحده لا إله إلا الله و الله أكبر ألله أكبر ولله الحمد...

الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون, أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير .وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم صلي وسلم على نبيينا ورسلنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين أم بعد :

ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.....
يا أيها الذين آمنوا اتقوالله والتنظر نفس ما قدمت لغد واتقواالله إن الله خبير بما تعملون ...
يا أيها الذين آمنوا اتقوالله وقولوا قولا سديدا..يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم...ومن يتق الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيماً ..


Allahu Akbar 3X…

Pagi ini memori sejarah kita teringat kepada tiga sosok manusia agung, Ibrahim, Hajar dan Islamil. Bayangkan sekitar 4000 tahun yang lalu, mereka berjalan diatas muka bumi  sejauh 2000 KM ini hijrah menuju tempat yang tandus, membuka dan merintis peradaban baru, peradaban ketaatan kepada Allah, membangun ka’bah yang kini jutaan kaum muslimin sedang melaksanakan ibadah haji disana, teriring doa semoga mereka menjadi haji nan mabrur dan kembali lagi ke Indonesia dengan sehat dan kita yang belum haji semoga Allah berikan kemudahan jalan menuju Baitullah.amiin
Didalam Al Qur’an ada dua sosok Nabi yang diungkapkan Allah dengan ungkapan Uswatun Hasanah, Yaitu Nabi besar Muhammad Shalallalahu Alaihi wa sallam dan Nabiyullah Ibrahim Alaihis salam. Sosok pertama adalah Rasulullah SAW seperti dtercantum didalam Al Qur’an.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang  rahmat Allah dan kehidupan akherat dan yang banyak mengingat Allah”. ( Al Ahzab:21)

Uswatun hasanah adalah teladan yang baik dan shalih dalam kehidupan rasulullah disegala sisinya ( Tafsir Al Baghawi,6/335).Sosok kedua adalah Nabi Ibrahim , sejak muda telah menjadi teladan, bahkan keluarganya di abadikan didalam Al Qur’an:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya…. ( QS. Al Mumtahanah[60]:4)

Imam Ats Tsa’labi menafsirkan
الَّذِينَ مَعَهُ: هم الأنبياء المعاصرون له أو قريباً من عصره،

Orang-orang yang bersamanya adalah mereka para Nabi yang berinteraksi dengannya atau zamannya berdekatan. ( Tafsir Ats Tsa’labi, 5/418)

A.    Terus berusaha meyakini Allah

Meyakini Allah tidaklah mudah, butuh perjuangan untuk memastikan dan kesungguhan sampai pada tahap haqul yaqin (keyakinan yang benar).
Sebuah contoh bagaimana Nabi Ibrahim sejak muda sudah mencari eksistensi Allah yang hendak disembah. Seperti tergambar dalam firman Allah:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76)

Tatkala ia melihat bintang dikegelapan malam, ia berkata: inilah  Tuhanku, namun bintangpun tenggelam, dia berkata: aku tidak suka kepada yang tenggelam” (QS. Al An’am:76)

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) 

Tatkala ia melihat bulan ia berkata,” inilah Tuhanku, bulanpun tenggelam, saat itu ia berkata, jika Tuhanku tak memberi petunjuk kepadaku niscaya aku termasuk orang yang sesat. (QS. Al An’am:77)

فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78)

Tatkala melihat matahari terbit ia berkata,”Inilah Tuhanku yang lebih besar, namun saat matahari tenggelam dia berkata,”Hai kaumku aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan. (QS. Al An’am:78)
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)

Aku menghadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dengan mengikuti agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik (QS. Al Anam: 79)

Allahu Akbar 3 X…

B.     Taat kepada Allah

Ketaatan kepada Allah tanpa keluh kesah, sehingga menjadikan nabi Ibrahim nabi yang tergolong Ulul Azmi, dan mendapat gelar Khalilullah, artinya orang yang mencintai dan dicintai Allah. Sebuah pelajaran ketaatan yang istiqamah hingga Allah meletakkan cinta-Nya kepada hamba-Nya. Ketaatan yang dilakukan tentu tidaklah mudah, bak jalan mulus bertabur bunga. Namun ketaatan yang akan diuji oleh Allah sehingga benar-benar terpisah antara logam mulia dan sepuhan. Terpisah antara yang baik dengan yang buruk. Beberapa ujian Allah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim  seperti disebutkan didalam Al Qur’an:


وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan) lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman,”Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata,”(dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman,” Janji-Ku ini tidak mengenai orang yang zalim”. ( QS. Al Baqarah: 124)
Menurut Imam Ibnu Asyur, yang dimaksud dengan “kalimat” dalam ayat ini adalah taklif (pembebanan) perintah dan larangan Allah kepada nabi Ibrahim. (At Tahrir wa Tanwir, 1/701)

1.      Berdakwah kepada ayahnya (Azar) yang kafir.

Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) 

“Dang ingatlah diwaktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar,”Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. ( QS. Al An’am:74)

2.      Berdakwah kepada Namrudz yang zalim, yang berakibat dibakar ditengah api yang menyala.

Perjuangan dakwah nabi Ibrahim ke istana Namruz mengajaknya untuk menyembah Allah, namun dibalas dengan hukuman di bakarnya Ibrahim keadalam api yang menyala, namun Allah selamatkan Nabi Ibrahim, seperti tercantum dalam firman-Nya:

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (69)
Kami berfirman,”Hai api dinginlah dan jadilah keselamatan untuk Ibrahim” (QS. Al Anbiya:69)
Mengomentari ayat ini, Ibnu Asyur mengatakan:

فَأَمَرَ بِإِحْرَاقِهِ لِأَنَّ الْعِقَابَ بِإِتْلَافِ النُّفُوسِ لَا يَمْلِكُهُ إِلَّا وُلَاةُ أُمُورِ الْأَقْوَامِ
Namruz memerintahkan membakar Nabi Ibrahim, karena hukuman dengan menghilangkan nyawa tidak dimiliki kecuali oleh para pemimpin kaum. ( At Tahrir wa Tanwir, 17/105)

3.      Perintah hijrah meninggalkan kampung halamannya, ke sebuah tempat yang tiada tanaman dan air.

Firman Allah:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37)

“Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. ( QS. Al Anbiya: 37)

 4.      Perintah menyembelih anaknya, Ismail.

Orang tua mana yang tega menghabisi anaknya, orang tua mana yang dengan sengaja membunuh anaknya, harimau yang buaspun tak akan memakan anaknya sendiri, namun itulah perintah Allah. Lagi-lagi Ibrahim alaihis salam dengan patuhnya melaksanakan perintah itu. Sejarah mencatat Ibrahim memiliki anak Ismail dari Hajar, pada saat itu Ibrahim berusia 86 tahun, seperti yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Qashas Al Anbiya. (Qashshasul Anbiya, 1/292)

Firman Allah:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) 

       Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup, berusaha bersama Ibrahim, ia berkata,” Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi aku menyembelihmu, maka fikirkan apa pendapatmu,”Ia menjawab,”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang sabar ( QS. Ash Shafat:102)

Ismail adalah simbol, sesuatu yang dicinta sekian lama, dan boleh jadi sudah mengakar dalam darah dan hati manusia, Qurbankanlah Ismailmu, karena ia miliki Allah, bukan milikmu, kau hanya memakai, bukan memilikinya.

Allahu Akbar 3 X….

C.    Pengorbanan 

Qurban berasal dari kata qa-ru-ba artinya dekat, maksudnya qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lihatlah bagaimana Ibrahim mempersembahkan sesuatu yang paling di cintainya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Hukum qurban adalah sunnah Muakkad menurut Jumhur ulama, sedankan menurut Imam Hanafi hukumnya wajib. Menurut Imam Syafi’i hukum Qurban adalah sunnah Muakkad, akan tetapi Allah membenci orang yang telah mampu berkurban namun tidak berkurban, tanpa ada uzur syar’i. sedangkan Imam Nawawi menyebutkan dalam Ar Raudhah, bahwa qurban adalah syiar islam dan barangsiapa yang mampu, hendaklah ia menjaga syiar-syiar islam tersebut, sebagai bentuk berbuat baik kepada manusia dengan tujuan mengharap ridha Allah.

Dalam sejarah keturunan nabi Adam, bagaimana Habil dan Qabil juga diperintahkan untuk berkurban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, sehingga Habil mempersembahkan qurban terbaiknya, hewan yang sehat dan gemuk serta hasil bumi yang segar dan layak dionsumsi. Sedangkan Qabil mempersembahkan qurban asal-asalan, hewan yang kurus dan penyakitan, serta hasil bumi yang jelek dan rusak, maka Allah menerima qurban Habil yang dipersembahkan dengan segala keikhlasannya.

إن الله طيب لا بقبل الا طيبا

Allah itu baik, dan tak akan menerima kecuali yang baik.

Terkait dengan qurban Rasulullah bersabda

عَنْ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تُقُرِّبَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى يَوْمَ النَّحْرِ بِشَيْءٍ هُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهُ تَعَالَى مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ

“Dari Aisyah RA, berkata,” Rasulullah bersabda,”Tiada hal yang paling dicintai untuk mendekati Allah pada hari ini, selain mengalirkan darah hewan Qurban”. ( Al Hakim, Al Mustadrak Ala Shahihain, no 7523,  4/246)

Keihklasan dalam berkurban sudah menjadi harga mati, Rasululla mengarahkan kepada kita bahwa Allah hanya akan menerima amalan sesuai dengan niat baiknya. Dan sekali-kali darah dan daging itu tak akan sampai kepada Allah, namun ketakwaan sajalah yang akan diterima Allah. 

Firman Allah:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya ( QS. Al Hajj [22]: 37)

KHUTBAH KEDUA

Allahu Akbar 3X…

Marilah kita berdoa semoga Allah membimbing kita dalam ketaatan kepada-Nya dan dapat meneladani nabiyullah Ibrahim Alaihis salam.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتَكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إليها مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami orang tua yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا

Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian

 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka

Jumat, 05 Agustus 2016

Janji Allah Kepada Kaum Muslimin


Al Quran banyak sekali menyebutkan tentang janji Allah kepada makhluknya. Janji yang pasti terjadi karena Allah tak akan Pungkiri janji-Nya, berbeda dengan makhluk, dengan kadar iman yang bertambah dan kadang pula berkurang.
Diantara janji Allah kepada orang-orang yang beriman, adalah sebagai berikut:

1.      Muslim akan memimpin dunia

Islam akan menjadi pemimpin dunia, sesuai dengan data yang dirilis. Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Rincian menurut agama-agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30 days.net) dan prediksi populasi muslim akan terus bertambah terutama di 5 negara besar di dunia yaitu: ( India, Inggris, Rusia, Kanada,  China)
Allah menyebutkan,
﴿ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ﴾
Allah telah menjanjikankepada orang-orang yang beriman dan berama shalih diantara kalian, Allah akan menjadikan mereka berkuasa di bumi seperti telah menjadikanorang-orang sebelum mereka berkuasa… (QS. An Nur: 55)

Ibnu Katsir menyebutkan:

بِأَنَّهُ سَيَجْعَلُ أُمَّتَهُ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ، أَيْ: أئمةَ النَّاسِ والولاةَ عَلَيْهِمْ، وَبِهِمْ تَصْلُحُ  الْبِلَادُ، وَتَخْضَعُ  لَهُمُ الْعِبَادُ
“Allah akan menjadikan umatnya khalifah di muka bumi, yaitu pemimpin manusia, dan pelayan umat, karena merekalah akan baik kondisi umat dan tunduknya hamba kepada Allah ( Tafsir Ibnu Katsir, 6/77)

2.      Muslim akan di tolong Allah
﴿ إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ﴾
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia” (QS. Ghafir:51)
Saat Allah sudah berjanji untuk menolong para rasul-Nya dan orang-orang yang beriman seharusnya menumbuhkan keyakinan semakin besara akan pertolongan Allah dan dukungan-Nya saat kita sedang bersedih dan ditimpa kesulitan. Bahwa benar adanya janji Allah tersebut.

3.      Muslim akan diampuni Allah

Firman Allah:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Maidah:9)

4.      Muslim akan masuk syurga

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah:25)

5.      Kiamat adalah benar adanya

Firman Allah:
﴿ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا ﴾

Agar mereka tahu bahwa janji Allah adala benar, dan hari kiamat adalah pasti tidak meragukan ( QS Al kahfi:21)

Rabu, 03 Agustus 2016

KEUTAMAAN MEMBACA AL QUR’AN



       
  Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihiwa sallam. Al Qur’an juga merupakan kitab terakhir yang Allah turunkan kepada Khatamul Anbiya Wal Mursalin (Nabi dan Rasul terakhir). Berinteraksi dengan Al Qur’an merupakan ibadah, baik mendengarkan, membacanya, atau membaca terjemahnya, memiliki keutamaan dan keistimewaan bagi mereka yang berusaha menjadikan hidup dibawah naungan Al Qur’an.  

Al Qur’an merupakan petunjuk arah bagi manusia dalam mengarungi perjalanan hidupnya. Al Qur’an pula menerangi kegelapan jahiliyah menuju terang benderangnya siang. Oleh karena itu Allah memerintahkan kita untuk membaca dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Imam An Nawawi, menyebutkan dalam kitab Riyadhus Shalihin hadits-hadits tentang keutamaan membaca Al Qur’an diantaranya:[1]

A.      Orang yang membaca Al Quran akan mendapat Syafaat di Akherat

Rasulullah bersabda:

عن أَبي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «اقْرَؤُوا القُرْآنَ؛ فَإنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ». رواه مسلم.

“Dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu ia berkata,” Aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,” Bacalah Al Qur’an karena kelak, ia akan memberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang membiasakan berinteraksi dengan Al Qur’an)”. HR Muslim, 2/197 no. 804, 252

Hari perhitungan amal, saat manusia harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya selama hidup di dunia. Saat tak ada pertolongan lain selain atas izin Allah. Disitulah Al Qur’an memberikan syafaat kepada orang-orang yang akrab dengannya dahulu saat di dunia. Syafaat ada dua jenis,Pertama Syafaat al Uzma, adalah syafaat Rasulullah untuk memberikan pertolongan dari umat nabi Adam, hingga umatnya Nabi Isa, semua umat meminta pertolongan, namun tak ad nabi dan rasul yang diberikan kewenangan untuk hal itu melainkan Rasulullah. Kedua, Syafaat amal, yaitu syafaat yang dimiliki oleh amal-amal manusia untuk memberikan pertolongan atas izin Allah.

Seperti puasa yang memberikan syafaat kepada pelakunya, orang yang mati syahid bisa memberi syafaat kepada 70 anggota keluarganya, juga orang yang hafal Al Qur’an demikian adanya.


B.      Sebaik-baik Manusia

Orang yang membaca Al Qur’an diberikan kehormatan oleh Allah sebagai orang yang paling baik diantara sekian banyak manusia. Ini adalah kehususan yang dimiliki oleh orang-orang yang gemar membaca Al Qur’an. Rasulullah bersabda:

وعن عثمان بن عفان - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ». رواه البخاري.
“ Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, ia berkata,” Rasulullah bersabda,” Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an” (HR. Bukhari, 6.236, No. 5027)

Muhammad Ali Al Bakri, menyebutkan:

وكان من جملة الصديقين القائمين بحقوق الله تعالى وحقوق عباده على أقصى الطاعة وأكمل الاتباع
“Ia termasuk bersama golongan sidiqin (orang-orang yang benar dan jujur) yang melaksanakan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya dengan ketaatan maksimal dan mengikuti ajaran Allah secara sempurna”.[2]

C.      Derajatnya Setara Dengan Malaikat

Orang yang mahir membaca Al Qur’an, akan dimuliakan Allah, mereka akan bersama dengan para malaikat Allah yang mulia di Syurga. Seperti disebutkan dalam hadits nabi Muhammad bersabda:

 وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ
 بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ  فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ». متفقٌ عَلَيْهِ

“Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata,” Rasulullah bersabda,” Orang yang mahir membaca Al Qur’an derajatnya bersama para malaikat yang mulia, dan orang yang membaca terbata-bata, kesulitan, maka ia mendapat dua pahala”.   (HR. Bukhari,6/206 No. 4937, Muslim, 2/195 No. 798)




D.      Perumpamaan Bagi Orang Yang Membaca AL Qur’an

Rasulullah mengumpamakan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah-buahan yang wangi dan manis rasanya. Seperti disebutkan dalam hadits:

وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ: لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ: ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ». متفقٌ عَلَيْهِ.
“ Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallah Anhu, ia berkata,” Rasulullah bersabda,”Perumpamaan mukmin yang membaca Al Qur’an ibarat buah Utrujah; wangi dan manis rasanya, perumpamaan mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah Tamrah; tidak wangi namun manis, perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti buah Raihanah; wangi namun pahit rasanya, perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an seperti Handzalah; tidak wangi dan pahit rasanya”. (HR. Bukhari, 7/99 No. 5427, Muslim, 2/194 No. 797 dan 243)


E.       Parameter kebangkitan Peradaban

Al Qur’an ketika di amalkan maka, energinya bisa membangkitkanperadaban yang hancur, maupun tertidur. Lihatlah bagaimana dahulu Rasulullah memperbaiki peradaban Arab jahiliyah hanya dalam tempo 23 tahun, islam sudah tersebar ke se antero dunia.

Rasulullah bersabda:

وعن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ». رواه مسلم

“Dari Umar bin Khattab, bahwasanya Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Al Qur’an dan mencampakkan yang lain karena Al Qur’an”. ( HR. Muslim, 2/200 No. 817, 269)

F.       Boleh Iri terhadap Ahlul Qur’an

 Rasulullah bersabda,”
وعن ابن عمر رضي اللهُ عنهما، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ حَسَدَ إِلاَّ في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاء اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ». متفقٌ عَلَيْهِ.
       Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Nabi SAW bersabda,” Tiada     hasad kecuali kepada dua golongan,” Seseorang yang       diberikan Al        Qur’an, ia membaca siang dan malam, dan seseorang yang diberikan             harta, lalu ia menginfakkan siang dan   malam”.(Mutafaq Alaih)

G.     Berpahala Besar Satu Hurufnya

                Rasulullah bersabda:

وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَرَأ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا، لاَ أقول: ألم  حَرفٌ، وَلكِنْ: ألِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ». رواه الترمذي
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu, berkata, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dinilai dengan sepuluh kebaikan sejenisnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. HR Tirmizi, ia berkata Hadits Hasan Shahih, No. 2910)

H.      Yang Tidak Membaca Al Qur’an Seperti Rumah Kosong

وعن ابن عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ». رواه الترمذي
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya orang yang tak ada dalam hatinya Al Qur’an, ia seperti rumah kosong.” HR Tirmizi No. 2913

 
I.        Orang Yang Membaca Al Qur’an Disuruh Memilih Sendiri Derajat di Syurga
Rasulullah bersabda:
وعن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا». رواه أَبُو داود والترمذي،
Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash Radhiyallah Anhuma, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam, bersabda,” Di katakana kepada para shahibul Qur’an (sahabat Al Qur’an), Baca dan naiklah, seperti kau dahulu baca di dunia, sungguh tempatmu ada pada akhir  ayat yang kau baca”. HR. Abu Daud No. 1464 dan Tirmizi No. 2914


[1] Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, ( Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1428 H) jilid 1 h. 297
[2] Muhammad Ali AL Bakri  As Shidiqi As Syafi’i, Dalil Falilihn, ( Libanon: Dar Ma’rifah, 1425 H)  J. 6 h. 478