Siang ini, 27 Desember 2013, aku mampir makan siang disebuah warteg di bilangan Pasar Rebo Jakarta Timur, suasana terik membuatku memesan Soto Ayam plus minumnya Teh manis panas, hot bener. membuat badan berkeringat.
Sejurus kemudian terdengar suara motor parkir didepan warteg, aku cuek saja sambil menghabiskan sisa soto ayam di mangkukku. pedas, panas dan segeerr berkeringat jadinya. "Kopi Hitam ' ya bu. seru seorang perempuan dibelakangku, terlihat ia seperti seorang anak kampus. tas gemblok dan Blackberry yang tak pernah lepas dari jari tangannya.
aku sedikit memicingkan mata, ketika ia mengeluarkan sebatang rokok dari lipatan buku buku kampusnya. aku terkejut, ia dengan santainya menyundut sebatang rokok lalu dihisapnya perlahan..seppp, bulll, lalu ia hembuskan kepulan asap dari sela-sela bibirnya.
Karena jam kerja yang pendek aku bergegas membayar dan pergi dengan Supra X 125 ku, menuju Matraman.
Ditengah perjalanan aku berfikir,jilbab tapi merokok, menutup aurat padahal, tetapi??terlihat merendahkan martabat jilbabnya itu.
Pilih mana?? membuka aurat tetapi tidak merokok dan terjaga perilakunya untuk tidak merokok, atau berjilbab tetapi merokok?? yo wes lah terserah anda. yang jelas " Kesadaran itu harus sepenuh hati,jangan setengah hati
Matraman
Jumat siang
Jumat, 27 Desember 2013
Kamis, 26 Desember 2013
Keutamaan Shalat Subuh
Shalat merupakan perintah Allah yang secara khusus langsung
Rasulullah terima langsung pada peristiwaq Isra’ Mi’raj. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya perintah shalat itu jika dibandingkan dengan perintah lain
yang melalui wahyu dan perantara malaikat Jibril. Shalat fardhu lima waktu
dalam sehari semalam merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mukallaf
( sudah dibebani perintah dan larangan ). Semua fardhu shalat kedudukannya sama
disisi Allah, yaitu jika dikerjakan akan mendapat rahmat dan pahala, dan bila
ditinggalkan akan mendapat murka dan dosa. Namun Allah melebihkan keutamaan tertentu
pada waktu tertentu khususnya Subuh. Diantara keutamaan tersebut adalah:
1.
Shalat Shubuh disaksikan
oleh para malaikat
Firman Allah:
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ
وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) ( Al Isra:78)
Imam At Thabari dan Ibnu Katsir memiliki
pendapat yang sama mereka menyebutkan bahwa Shalat Subuh disaksikan oleh
malaikat malam dan siang. ( Tafsir Ibnu Katsir,5/102)
عن أبي هريرة رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "يتعاقبون فيكم
ملائكة بالليل، وملائكة بالنهار، ويجتمعون في صلاة الصبح وصلاة العصر، ثم يعرج
الذين باتوا فيكم، فيسألهم الله -وهو أعلم بهم-: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون
تركناهم وهم يصلون، وأتيناهم وهم يصلون" ((متفق عليه)).
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahuanhu berkata,”Rasulullah bersabda,”Bergiliran atas kalian
malaikat malam dan malaikat siang, mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan
Ashar. Lalu naiklah malaikat yang bertugas malam hari, Allah bertanya kepada
mereka, padahal Allah Maha Tahu, “Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaku?”,
mereka berkata,”Kami tinggalkan mereka saat sedang shalat dan kami datang kepada
mereka saat sedang Shalat”. ( Mutafaq alaih )
2.
Terbebas dari sifat munafik
إنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ
الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا
وَلَوْ حَبْوًا
Sesungguhnya shalat yang paling berat
bagi kaum munafik adalah shalat Isya dan Subuh, jika kalian mengetahui apa yang
ada pada keduanya itu, pasti akan mendatanginya meski dengan merangkak (
Bukhari Muslim )
3.
Dua rekaat sebelum subuh
lebih baik dari dunia dan seisinya
ركعتا الفجر خير من
الدنيا وما فيها
“Dua rekaat fajar ( Shubuh ) lebih baik dari dunia dan
seisinya ( Ahmad, Tirmidzi )
4.
Pahalanya seperti shalat
sepanjang malam
من صلى العشاء في جماعة فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة
فكأنما صلى الليل كله) رواه مسلم.
Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya secara
berjamaah, seolah olah ia shalat separuh malam, dan barangsiapa yang shalat
Shubuh secara berjamaah seolah-olah ia seperti shalat sepanjang malam ( Muslim
)
5.
Akan dijaga Allah
من صلى الصبح فهو في ذمة الله) رواه مسلم.
Barangsiapa yang shalat Shubuh, ia dalam penjagaan Ku ( Muslim )
6.
Akan masuk syurga
عن أبي موسى رضي الله
عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:"من صلى البردين دخل
الجنة" ((متفق عليه)).
Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang
shalat al bardain ( subuh dan Ashar ) ia akan masuk surge ( Mutafaq alaih )
Rabu, 27 November 2013
Orang-Orang Yang Merahasiakan Amal Kebaikan ( al Akhfiya )
Apa yang membedakan saat ini dan
dahulu? Saat dimana Rasulullah dan para generasi pilihan meniti kehidupan,
memberi teladan dengan keikhlasan yang nyaris tak terulang sepanjang zaman. Dahulu
generasi itu tak pernah memandang kedudukan, tidak pula mengharapkannya. Mereka
tak peduli di posisi mana mereka berjuang,depan atau belakang tidak menjadi
soal, mereka tetap teguh berjuang menegakkan kalimat Allah. Itulah hati yang
ikhlas, selalu menyibukkan diri dengan kebaikan, hingga tidak sempat
mengorek-orek aib orang lain. Itulah hati yang ikhlas, yang selalu berfikir
bagaimana mempersembahkan amal terbaik dihadapan Allah, bukan mencari
popularitas dan pendukung.
Kini, zaman telah berubah.
Manusia senang jika menjadi pusat berita, suka mendapat pujian, suka mengungkit
kebaikan yang pernah dilakukan, sungguh kondisi ini merebak hampir disemua lini
kehidupan. Orang-orang yang merahasiakan amal sangat jarang kita temui, seolah
semua ingin dilihat dan diperhatikan oleh manusia lain.
Tidaklah dilarang untuk
mengekspos amal baik, jika niatnya karena Allah kemudian agar orang lain
mengikuti. Seperti firman Allah:
Jika kamu
menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (
Al Baqarah:271)
Imam Ibnu
Katsir mengomentari ayat ini dalam tafsirnya:
Ayat ini petunjuk bahwa
merahasiakan sedekah lebih utama dari pada menampakkannya, karena
merahasiakannya akan jauh dari riya. ( Tafsir Ibnu Katsir,1/701)
Orang-orang yang merahasiakan
amal adalah tidak suka popularitas, mereka beramal dalam kesunyian, jauh dari
hiruk pikuk kepentingan manusia. Penampilan mereka nyaris diremehkan oleh
manusia, namun di sisi Allah ternyata kedudukan mereka sangat mulia.
Rasulullah bersabda,”Berapa
banyak orang yang rambutnya kusut, berdebu, ditolak didepan pintu dan tidak
dipedulikan orang, sekiranya ia bersumpah kepada Allah, niscaya Dia akan
mengabulkan sumpahnya.” ( Muslim )
Suatu hari, Rasulullah sedang
berkumpul dengan para sahabat, tiba-tiba seorang laki-laki lewat di dekat
beliau. Lalu beliau bertanya kepada para sahabat,” Bagaimana pendapat kalian
mengenai orang itu? Para sahabat menjawab,”Orang itu adalah orang yang
terhormat, jika ia meminta pertolongan ia akan ditolong. Jika melamar, ia akan
diterima. Jika berkata, perkataannya akan didengar. Tak berapa lama, lewatlah
seorang laki-laki lain di dekat Rasullah. Beliau kembali bertanya kepada para
sahabat,” Bagaimana dengan laki-laki ini?. Para sahabat menjawab,”Dia orang
biasa, jika meminta tolong, ia tidak akan diberi. Jika melamar wanita, ia akan
ditolak, dan jika berkata, perkataannya tidak akan didengarkan. Kemudian Nabi
bersabda,” Sungguh orang ini lebih baik dari dunia dan seisinya,” (Bukhari )
Seseorang bertanya kepada Abu
Hasan bin Basyar,” Bagaimanakah jalan menuju Allah? Ia menjawab,” Taatilah
Allah secara sembunyi-sembunyi, sebagaimana engkau mendurhakainya secara
sembunyi-sembunyi, hingga kebajikan masuk kedalam hatimu.”
Ibnu Uthaibah berkata,” Jika apa
yang dirahasiakan sama seperti apa yang ditampakkan, itulah keadilan. Jika apa
yang dirahasiakan lebih baik dari apa yang ditampakkan, itulah keutamaan. Jika
apa yang ditampakkan lebih baik dari apa yang dirahasiakan, itulah kecurangan.”
Siapakah orang-orang yang
merahasiakan amal itu?
Mereka adalah orang-orang yang
memiliki rahasia dengan Allah, rahasia yang tidak nampak oleh kebanyakan
manusia. Ia mencintai Allah, dan Allah mencintainya, ia berusaha menutupi
rahasia itu dari khalayak. Biarlah hanya Allah dan dirinya saja.
Mereka adalah orang-orang
bertakwa, yang bersungguh-sungguh menutupi amal baik mereka karena takut kepada
Allah, menjaga diri dari segala yang merusak amalannya dari sifat riya, ghurur
dan ingin dipuji.
Mereka mungkin ada dibarisan
terdepan dari para pemimpin yang tidak suka popularitas dan penciteraan, mereka
mungkin juga ada dibarisan prajurit yang tidak dikenali, mereka berjuang dan
berjihad, mereka ibarat kepulan
debu-debu yang beterbangan menggapai ridha Allah.
Mereka adalah kaum muslimin yang
shalat, rukuk dan sujud merendahkan diri dihadapan Allah, dikeheningan malam,
hingga air mata mereka menetes.
Mereka adalah kaum muslimin yang
memperhatikan kondisi kaum miskin dan lemah, memberi bantuan, menolong dan
menyantuni dalam kesunyian manusia.
Mereka adalah orang-orang yang
beramal hanya karena Allah, tidak takut caci maki, hujatan dan cibiran, karena
tujuan mereka hanya Allah, pujian dan cacian tidak menghalangi mereka untuk
berbuat baik. Mereka yakin sekali dalam mengamalkan firman Allah:
Katakanlah: sesungguhnya
shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam
( Al An’am:162)
Beberapa ibrah dari
orang-orang yang merahasiakan amal
a. Mudrik bin Aus al Akhmasy berkata,” ketika aku bersama Umar bin
Khattab,tiba-tiba datang seorang utusan yang mengabarkan syuhada yang gugur di
perang Nahawand. Ia menyebutkan beberapa nama, Fulan bin Fulan dan seterusnya.
Adapun lainnya kami tidak mengenalnya. Lalu Umar bin Khattab berkata,” Namun
Allah mengenali mereka”.
b. Amr bin Qais Al Mala’i berpuasa sunnah selama dua puluh tahun,
namun keluarganya tidak mengetahui. Setiap pagi ia mengambil bekal makan siang,
lalu berangkat ke tokonya. Kemudian ia mensedekahkan makanannya kepada fakir
miskin, sementara keluarganya tidak mengetahui hal itu. (Shifat ash
Shafwah,3/81)
c. Abdullah bin Mubarak menuturkan,” Aku berada di Mekkah saat
krisis ekonomi dan kemarau berkepanjangan. Kaum muslimin kemudian keluar rumah
untuk melakukan shalat Istisqa, setelah shalat selesai dilaksanakan, hujan tak
kunjung turun, lama kami menunggu. Tanpa aku sadari disampingku ada seorang laki-laki
kurus, berkulit hitam. Aku mendengar suaranya lirih berdoa,” Ya Allah,
sesungguhnya mereka sudah berdoa kepada-Mu, namun Engkau tidak mengabulkannya.
Sungguh aku bersumpah kepada-Mu agar Engkau menurunkan hujan kepada mereka.
Tak berapa lama, cuaca pun berubah mendung
disusul dengan hujan deras yang turun kepada Kami”.( Shifatus al shafwah ,
2/177)
d. Inilah Umar bin Khattab yang keluar pada pertengahan malam,
menelusuri sunyinya kota Madinah, seorang diri. Umar tidak melihat ada orang
lain memperhatikannya. Umar pun masuk kesebuah rumah tua, tak berapa lama
keluar. Laki-laki yang memperhatikan Umar adalah Talhah bin Ubaidillah, namun
Umar tidak mengetahuinya.
Esok paginya
Talhah menuju rumah yang semalam didatangi Umar, betapa terkejutnya, ia mendapati
seorang tua renta, buta sedang terduduk lemah. Talhah pun bertanya,”Apa yang
dilakukan orang yang tadi malam masuk kerumahmu?. Laki-laki itu menjawab,” Ia
sudah lama datang kerumahku, ia mencukupi segala kebutuhanku, membersihkan
rumahku, menyapu dan merapikan perkakasnya,”.
Senin, 25 November 2013
Bahaya Lisan
Lidah tak bertulang, begitu kata
pepatah. Kecil bentuknya, namun besar
dampak yang ditimbulkannya. Dengan lisan bisa terjadi kesepakatan dan
perdamaian, dengannya pula api perselisihan
dan permusuhan bisa berkobar.
Hasan Al Bashri berkata,” Lisan seorang mukmin ada di
belakang hatinya, jika ia hendak berkata ia akan memikirkan akibatnya,
sedangkan lisan seorang munafik ada didepan hatinya, ia berkata-kata tanpa
berfikir akibatnya”
Secara fisik nikmat lidah wajib
disyukuri, ia sebagai alat pengecap rasa, membolak-balik makanan didalam mulut
hingga mendorongnya kedalam kerongkongan, maka tak heran jika seseorang
menderita sariawan dilidah, lezatnya makanan tidak dapat diniikmati secara
sempurna.
Nikmat ini disebutkan secara khusus
oleh Allah didalam Al Qur’an:
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah
mata. Lidah dan dua bibir
( Al Balad:8-9 )
Lisan ibarat pisau bermata dua,
jika digunakan dalam ketaatan, membaca Al Qur’an dan kebaikan lain, akan
mendatangkan ridha Allah dan pahala, itulah bentuk kesyukuran, namun jika dipergunakan
untuk keburukan dan fitnah akan mendatangkan murka Allah dan dosa, itulah
bentuk kufur nikmat.
Mengapa perlu waspada terhadap
bahaya lisan?
Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam telah menjelaskan dalam banyak hadits terkait dengan lisan
diantaranya:
1. Menyandingkan lisan dengan keimanan
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
bersabda,” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia
berkata baik atau diam ( Bukhari,6018, Muslim,47 )
Iman adalah
bekal manusia menuju Allah, ia juga penyelamat dari azab kubur dan siksa
neraka. Ketika lisan di sandingkan dengan keimanan berarti ia pun memiliki
kedudukan istimewa dan menentukan dalam esensi keimanan. Hadits di atas
menunjukkan jika lisan seseorang baik dalam bertutur kata, itu adalah refleksi
keimanan didalam hatinya, begitupula jika lisan seseorang gemar berkata kotor,
menyakiti orang lain dan tidak terkontrol, itu merupakan cerminan imannya.
2. Lisan sumber ridha Allah
Rasulullah
bersabda,” Seseorang mengucapkan perkataan tanpa disadarinya mengandung ridha
Allah pada hari kiamat dan seseorang mengucapkan perkataan tanpa disadarinya
mengandung murka Allah pada hari kiamat ( Bukhari, 7/79 )
Semua perkataan
yang keluar dari lisan, aka nada perhitungannya di sisi Allah, baik dan
buruk. Perkataan yang baik selain
menentramkan hati juga akan dibalas dengan kebaikan dan keridhaan Allah kelak,
sedangkan perkataan yang buruk membuat hati gundah dan tidak tenang akan
dibalas kelak dengan kemurkaan Allah pada hari kiamat. Semua tercatat rapi
disisi Allah.
Firman Allah:
مَا يَلْفِظُ مِنْ
قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir. (
Qaf:18)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat
ini,” Malaikat menulis semua perkataan baik maupun buruk dari anak Adam. Hingga
perkara kecil seperti makan, minum, bepergian, datang dan melihat sesuatu,
ketika sampai pada hari Kamis, di beberkanlah semuanya dihadapan Allah.( Tafsir
Ibnu Katsir,519)
3. Tanda lurusnya hati
Rasulullah
bersabda,” Tidak lurus iman seseorang hingga lurus hatinya, dan tidak lurus
hati seseorang hingga lurus lisannya”.( HR. Ahmad )
Jelaslah bahwa
lisan itu cerminan dari hati dan iman seseorang. Hati yang bersih menjadi
tempat yang subur bagi keimanan. Hati yang kotor menyebabkan iman rusak dan
lisan yang tak terjaga.
4. Muslim yang baik selamat lisannya
Rasulullah
bersabda,” Seorang muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan
tangannya.”( Ahmad,2/7086)
Seorang muslim
ibarat lebah, dimana ia hingga tidak pernah membuat onar dan kerusakan. Lebah
akan mengeluarkan madu nan manis yang sangat bermanfaat. Begitulah seorang
muslim, kata-kata yang keluar dari lisannya tidak pernah menyakiti orang lain,
sikapnya menarik dan akhlaknya mulia. Imannya tercermin dari perilaku yang
membuat ketenangan dimanapun ia berada.
Setiap orang yang bertetangga dengan muslim, mereka akan mengambil kebaikan
darinya. Karena muslim yang baik, akan menjadi panutan bagi masyarakat
sekitarnya.
5. Lisan jaminan masuk surga
Rasulullah
bersabda,” Dari Sahl bin Saad Rasulullah bersabda,” Barangsiapa yang dapat
menjamin kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua janggutnya ( lisan
) dan kedua kakinya ( kemaluan ), aku menjaminya dengan surga.( Bukhari,6109)
Surga adalah
dambaan setiap insan, disana kenikmatan abadi disediakan Allah bagi hamba-hamba
–Nya. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi sangatlah menarik hati setiap
orang beriman. Salah satu jaminan dari Allah agar masuk surga adalah terjaganya
lisan dari perkataan yang tidak berguna.
6. Syarat keselamatan
Hadits yang
bersumber dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu ia berkata,” Aku
bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam,” Apakah keselamatan
itu? Beliau bersabda,” Jagalah lisanmu, berlapanglah dirumahmu, tangisis
dosamu.” ( Tirmidzi, hadits Hasan )
Keselamatan adalah
dambaan setiap manusia, ketenangan merupakan impian setiap kita. salah satu
syarat mendapatkan ketenangan dan keselamatan adalah terjaganya lisan. Karena
lisan yang terjaga dari berkata-kata kotor akan menentramkan diri dan manusia
disekelilingnya. Semoga Allah tunjukkan jalan keselamatan itu bagi kita semua.
Amin . fauzan.
Rabu, 20 November 2013
Sepenggal Perjalanan
Tak terasa usiaku sudah menginjak kepala tiga, usia yang sudah tidak lagi muda, uban dikepalaku pun mulai berani menampakkan jatidirinya perlahan-lahan namun pasti. Sementara rambutku perlahan-lahan pamit tak kembali lagi terutama garda terdepan.
Tak terasa, sudah banyak hal yang aku kerjakan, sebagian masih berproses, sebagian masih jalan ditempat.
namun itulah manusia, selalu merasa kurang dan memang tidak mungkin sempurna.
Banyak hal yang belum ku raih untuk membahagiaan orang-orang yang aku cintai, ortu, mertua dan keluarga kecilku dengan dua bidadari imut, cantik nan shalihah semoga menjadi qurrata a'yun dunia akheratku.
Hidup begitu singkat, kemarin seolah aku masih kanak-kanak, bermain bola, mandi di kali, mencari rumput untuk kambing rama ku ke sawah dan ladang. sekarang aku sudah jadi bapak-bapak.
Syukur, Alhamdulillah itulah ungkapan yang paling indah aku ungkapkan kepada Allah. yang telah membimbingku hingga kini, semoga hidanyah Nya tidak terputus kepadaku hingga akhir hayatku kelak. Amiin
Tak terasa, sudah banyak hal yang aku kerjakan, sebagian masih berproses, sebagian masih jalan ditempat.
namun itulah manusia, selalu merasa kurang dan memang tidak mungkin sempurna.
Banyak hal yang belum ku raih untuk membahagiaan orang-orang yang aku cintai, ortu, mertua dan keluarga kecilku dengan dua bidadari imut, cantik nan shalihah semoga menjadi qurrata a'yun dunia akheratku.
Hidup begitu singkat, kemarin seolah aku masih kanak-kanak, bermain bola, mandi di kali, mencari rumput untuk kambing rama ku ke sawah dan ladang. sekarang aku sudah jadi bapak-bapak.
Syukur, Alhamdulillah itulah ungkapan yang paling indah aku ungkapkan kepada Allah. yang telah membimbingku hingga kini, semoga hidanyah Nya tidak terputus kepadaku hingga akhir hayatku kelak. Amiin
Selasa, 12 November 2013
Konsep Khiyar ( pilihan ) Dalam Transaksi Ekonomi Syari'ah
Menurut bahasa khiyar adalah memilih yang terbaik
diantara dua hal atau lebih.
Secara istilah khiyar adalah hak bagi pihak-pihak
yang melakukan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan transaksi
tersebut sesuai dengan syarat dan sebab tertentu ( al fikh al al Islami
madkhal lidirasatihi,458)
Tujuan khiyar
Tujuannya adalah memberikan hak kepada para pihak yang
bertransaksi adar tidak rugi dan menyesal dikemudian hari. Selain untuk
menjamin akad atas dasar kerelaan kedua belah pihak.
Macam-macam khiyar
a.
Khiyar Majlis ( pilihan
berdasarkan tempat )
Yaitu hak para pihak yang bertransaksi
untuk melakukan akad atau membatalkannya selama masih berada ditempat akad akad
dan belum berpisah. Khiyar ini hanya dikenal oleh kalangan Syafiiyah dan
Hanabilah.
Dalilnya adalah:
البَيِّعَانِ بِالِخيَارِ
مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا
“Dua orang yang
melakukan akad jual beli masing masing pihak memiliki hak pilih selama keduanya
belum berpisah badan ( Bukhâri Muslim )
Makna ‘berpisah badan menurut
ulama Syafiiyah diserahkan kepada kebiasaan setempat.
b.
Khiyar syarat ( pilihan
berdasarkan syarat )
Sesuai dengan namanya, kedua belah pihak
yang bertransaksi menyepakati syarat yang mereka kemukakan dalam transaksi.
Misal: Saya akan membeli barang ini
dengan syarat saya berhak meneruskan atau membatalkannya setelah lima hari.
Selama tenggang waktu tersebut, kedua belah
pihak tidak boleh melakukan transaksi dengan barang yang sama kepada orang
lain.
c.
Khiyar ta’yin (
pilihan berdasarkan penentuan barang )
Jika transaksi yang dilakukan dalam banyak
jenis barang, kemudian penjual meminta kepada pembeli untuk memilih jenis
barang yang disenangi.( Al fikhul
Islami wa Adillatuhu,525 )
d.
Khiyar aib
Transaksi dapat dibatalkan jika terdapat
cacat ( aib ) pada objek transaksi.
e.
Khiyar ru’yah
Merupakan pilihan bagi pembeli untuk
menyatakan berlaku atau batalnya jual beli yang dilakukan terhadap satu objek
yang belum dilihat ketika akad.
Hadits nabi:
من اشترى شيئا لم يره
فالبيع جائز وله الخيار إذا رآه ، إن شاء أخذه بجميع الثمن وإن شاء رده
Barangsiapa membeli sesuatu yang belum
dilihatnya, jual belinya boleh, dan ia berhak memilih jika telah melihatnya,
antara mengambil atau menolak ( Nashbur Rayah, 441 )
Langganan:
Postingan (Atom)