Makna Fasad
Ibnu al-Faris dalam Mu’jam Maqayis Al Lughah mendefinisikan kata al Fasad adalah
ضد الصلاح
lawan dari ash shalah (perbaikan).[1]
Juga bermakna as salamah min al ‘aib
(selamat dari kekurangan.
Sedangkan
secara Istilah, kata al-Fasad
خروج الشيء عن الاعتدال، قليلًا كان الخروج أو كثيراً
Keluarnya sesuatu dari keseimbangannya sedikit atau banyak.[2]
Keluarnya sesuatu dari keseimbangannya sedikit atau banyak.[2]
Al
Qur’an banyak menyebut kata al Fasad seperti disebutkan dalam ayat:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (QS. Ar Rum:41)
Imam Al
Qurthubi menukilkan pendapat Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan al fasad
dalam ayat ini adalah:
نُقْصَانُ
الْبَرَكَةِ بِأَعْمَالِ الْعِبَادِ
Berkurangnya keberkahan karena perbuatan
manusia.[3] Sedangkan menurut Ali Ash
Shabuni menukil pendapat Imam Al Baidhawi yang dimaksud dengan al fasad
adalah:
الجدب وكثرة الحرق والغرق، ومحق
البركات، وكثرةُ المضار بشؤم معاصي الناس
Kekeringan, banyaknya kebakaran dan banjir,
hilangnya keberkahan, banyakknya bahaya karena maksiat yang manusia lakukan. [4]
Dan menariknya,
ketika dikaitkan dengan lafaz Allah maka Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah
tidak menyukai kerusakan. Sepeti tertera dalam ayat.
وَإِذَا
تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ
وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
Dan apabila ia berpaling (dari
kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak
tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. ( QS.
Al Baqarah:205)
إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashas:77)
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashas:77)
Dahulu sesaat setelah Allah
mengutarakan menyampaikan kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan
manusia diatas muka bumi ini, sontak malaikat menolak, karena manusia hanya
akan
berbuat kerusakan dan menumpahkan darah sesama.
Firman Allah:
وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل
في الأرض خليفة، قالوا: أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك
ونقدس لك. قال إني أعلم مالا تعلمون
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS.
Al-Baqarah:30)
Urutan
kerusakan:
1.
Kerusakan diri (pribadi)
dengan terus menerus dalam maksiat
وَلَا
تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ
رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. ( QS. Al A’raf:56)
2.
Kerusakan keluarga, keturunan
dan pengikut setelahnya
إنك إن تذرهم يضلوا
عبادك ولا يلدوا إلا فاجراً كفاراً
Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat
maksiat lagi sangat kafir. ( QS. Nuh:27)
3.
Rusaknya masyarakat
(وإذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض قالوا إنما نحن مصلحون. ألا
إنهم هم المفسدون ولكن لا يشعرون
Dan
bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan" ( QS. Al Baqarah:11)
4.
Rusaknya hukum dan penguasa
إن الملوك إذا
دخلوا قرية أفسدوها وجعلوا أعزة أهلها أذلة، وكذلك يفعلون)
Dia
berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (QS. An Naml:34)