Menjadi seorang ayah yang diidolakan oleh anak
dan keluarga tidaklah mudah. Prosesnya panjang, bertahap dan membutuhkan energy
yang tidak sedikit. Ayah yang kehdirannya selalu dinanti oleh buah hatinya,
dirindu oleh istrinya. Berikut ini beberapa langkah menjadi ayah idaman
tersebut:
1.
Kerjakan, bukan hanya kata-kata
Jika
seorang ayah banyak memberikan teladan dengan langsung mengerjakan tanpa banyak
berkata-kata, maka akan muncul kepercayaan anak kepadanya. Karena ternyata
orang tua mereka bukan hanya omdo (omong doang). Keteladanan inilah yang akan
berbekas lama pada jiwa sang anak. Misalnya, jika orang tua membiasakan untuk
shalat berjamaah di Masjid kala waktu shalat memanggil, maka sang anak akan
melihat aktifitas orang tuanya, perlahan tapi pasti ia akan mengikuti aktifitas
tersebut tentu, dengan bimbingan orang tua. Dari pada seorang ayah yang hanya
menyuruh kebaikan dengan kata-kata saja namun, ia sendiri enggan.
2.
Perbaiki watakmu, bukan penampakan
fisik
Seorang
anak akan terkesan dengan watak dan perangai ayahnya, karenanya ia akan mencontoh
apapun yang orang tuanya lakukan baik terhadapnya, maupun terhadap orang lain,
sehingga membentuk pola fikir dan perilaku keseharian. Misalnya orang tua yang
terbiasa merokok, maka anak-anaknya kemungkinan besar akan mengikuti jejaknya
meski dilarang, karena ia mendapati watak yang bertolak belakang antara
larangan dan perilaku yang dikerjakan oleh orang tuanya.
3.
Lembut dalam memimpin
Lembut
bukan berarti lembek, namun lembut untuk menyentuh hati dan kesadaran anak. Terkadang
sang anak dengan terpaksa melaksanakan perintah sang ayah, hanya karena takut
nanti ayahnya marah jika ia tidak mampu memenuhi keinginan ayah kepadanya. Akibatnya
muncul budaya didepan ayah baik, dibelakang ayah mereka akan melakukan bisa
jadi hal- hal terlarang karena takut perilaku kasar ayahnya.
4.
Tegas dalam batasan
Pastikan ketegasan ayah adalah dalam batas
perilaku anak yang melanggar norma agama atau norma sosial. Ketegasan disini dimaksudkan agar mereka
tersadar akan bahaya atau mudharatnya jika mereka melanggar.
5.
System yang membuat paham
Hendaklah
didalam rumah ada sebuah system, meskipun tidak tertulis menjadi semacam
standar acuan dalam aktifitas anggota keluarga. Misalnya ada agenda shalat
tahajud bersama berjamaah, puasa sunnah bersama, yang terprogram dan
terrencana, sehingga membuat sang anak paham secara perlahan kedepannya.
6.
Tsaqafahmu (wawasanmu) adalah Tsaqafah untuk
anakmu
Terus
perluas kemampuan orang tua akan berbagai perkembangan baik ilmiyah maupun non
ilmiyah, misalnya jika seorang ayah terbiasa membaca dan mengoleksi buku,
secara perlahan anak anak anda akan meniru kebiasaan anda membaca.
7.
Sabar dalam tarbiyah
Tidak
ada yang isntan dalam mendidik anak dan keluarga, semua butuh proses yang tidak
singkat. Sabar adalah kuncinya.
8.
Dampingi anakmu
Hendaknya
orang tua mendampingi anak-anak dalam situasi normal, bukannya acuh, atau hanya
memberikan uang saja. Apalagi jika mereka sedang ada masalah disinilah peran
ayah atau orang tua bisa mengarahkan mereka untuk menghadapi bahkan keluar dari
masalahnya.
9.
Ayah dan suami
Ayah
yang baik, biasanya ia juga menjadi suami yang baik bagi istrinya, begitu
sebaliknya.
10.
Kun Rabbaniyan (hanya kepada Allah saja)
Selalu berharap
kepada Allah atas usaha dan doa yang dipanjatkan, karena Allah yang Maha
mengatur segalanya. Selalu hadirkan Allah dalam aktifitas rumah tangga, niscaya
Allah akan selalu memberkahi hidup anda.